KF-21 Boramae [ROKArmed Forces] ★
Indonesia akan melakukan pembayaran baru program KF-21 Boramae pada akhir Juni 2023. Pembayaran ini merupakan kelanjutan dari pembayaran sebelumnya pada November 2022 setelah empat tahun tertunda.
Menteri Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea (DAPA) Eom Dong-hwan mengatakan hal itu kepada wartawan, seperti diberitakan Yonhap.
Ia menandaskan, pembayaran pada bulan Juni diharapkan dapat meredakan kekhawatiran tentang kewajiban pembayaran oleh Jakarta.
Sebagai negara mitra dalam Proyek KF-21 (dulu bernama KF-X/IF-X), Indonesia telah menyetujui untuk menanggung sekitar 20 persen dari total biaya proyek pengembangan sebesar 8,8 triliun won (6,5 miliar USD).
Tetapi Indonesia telah menghentikan pembayaran dari Januari 2019 hingga dimulainya kembali pada November tahun lalu. Hal ini menimbulkan pertanyaan atas komitmen Indonesia terhadap proyek pengembangan pesawat tempur canggih yang diluncurkan pada tahun 2015 tersebut.
Indonesia diperkirakan masih menunggak lebih dari 800 miliar won dalam jumlah yang belum dibayar untuk proyek yang dijadwalkan selesai pada tahun 2026 tersebut.
“(Indonesia) telah berjanji untuk memberi tahu Korea Selatan tentang rencana pembayarannya untuk jumlah yang tersisa pada akhir Juni,” kata Eom dalam acara media di Kantor Pusat Korea Aerospace Industries Ltd. (KAI), di Sacheon yang berjarak 437 km selatan Seoul.
Untuk memastikan rencana pembayaran berjalan normal bulan depan, lanjutnya, Kepala Proyek KF-21 akan segera mengunjungi Indonesia untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat pertahanan tingkat tinggi mengenai perinciannya.
Eom mengakui beban keuangan yang mungkin dihadapi Indonesia mengingat tenggat waktu proyek, tetapi mencatat bahwa Indonesia melakukan pembayaran sekitar 40 miliar won pada akhir Februari.
“Kami berencana untuk mengelola masalah tersebut agar tidak mengganggu pengembangan KF-21,” ujarnya.
Sejak penerbangan perdana KF-21 pada Juli tahun lalu, Korea Selatan telah melakukan lebih dari 200 uji terbang dengan empat prototipe dan pesawat tersebut telah mencapai kecepatan supersonik dan telah melakukan uji persenjataan.
Peluncuran rudal berpemandu dijadwalkan berlangsung pada paruh kedua tahun 2025, kata Cha Myung-su, Pilot Uji Senior di KAI.
Prototipe KF-21 kelima akan melakukan penerbangan pertamanya minggu depan dan yang prototipe yang keenam pada akhir bulan depan.
DAPA berencana untuk melakukan total 2.000 uji terbang dengan enam prototipe pada tahun 2026. -RNS-
Indonesia akan melakukan pembayaran baru program KF-21 Boramae pada akhir Juni 2023. Pembayaran ini merupakan kelanjutan dari pembayaran sebelumnya pada November 2022 setelah empat tahun tertunda.
Menteri Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea (DAPA) Eom Dong-hwan mengatakan hal itu kepada wartawan, seperti diberitakan Yonhap.
Ia menandaskan, pembayaran pada bulan Juni diharapkan dapat meredakan kekhawatiran tentang kewajiban pembayaran oleh Jakarta.
Sebagai negara mitra dalam Proyek KF-21 (dulu bernama KF-X/IF-X), Indonesia telah menyetujui untuk menanggung sekitar 20 persen dari total biaya proyek pengembangan sebesar 8,8 triliun won (6,5 miliar USD).
Tetapi Indonesia telah menghentikan pembayaran dari Januari 2019 hingga dimulainya kembali pada November tahun lalu. Hal ini menimbulkan pertanyaan atas komitmen Indonesia terhadap proyek pengembangan pesawat tempur canggih yang diluncurkan pada tahun 2015 tersebut.
Indonesia diperkirakan masih menunggak lebih dari 800 miliar won dalam jumlah yang belum dibayar untuk proyek yang dijadwalkan selesai pada tahun 2026 tersebut.
“(Indonesia) telah berjanji untuk memberi tahu Korea Selatan tentang rencana pembayarannya untuk jumlah yang tersisa pada akhir Juni,” kata Eom dalam acara media di Kantor Pusat Korea Aerospace Industries Ltd. (KAI), di Sacheon yang berjarak 437 km selatan Seoul.
Untuk memastikan rencana pembayaran berjalan normal bulan depan, lanjutnya, Kepala Proyek KF-21 akan segera mengunjungi Indonesia untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat pertahanan tingkat tinggi mengenai perinciannya.
Eom mengakui beban keuangan yang mungkin dihadapi Indonesia mengingat tenggat waktu proyek, tetapi mencatat bahwa Indonesia melakukan pembayaran sekitar 40 miliar won pada akhir Februari.
“Kami berencana untuk mengelola masalah tersebut agar tidak mengganggu pengembangan KF-21,” ujarnya.
Sejak penerbangan perdana KF-21 pada Juli tahun lalu, Korea Selatan telah melakukan lebih dari 200 uji terbang dengan empat prototipe dan pesawat tersebut telah mencapai kecepatan supersonik dan telah melakukan uji persenjataan.
Peluncuran rudal berpemandu dijadwalkan berlangsung pada paruh kedua tahun 2025, kata Cha Myung-su, Pilot Uji Senior di KAI.
Prototipe KF-21 kelima akan melakukan penerbangan pertamanya minggu depan dan yang prototipe yang keenam pada akhir bulan depan.
DAPA berencana untuk melakukan total 2.000 uji terbang dengan enam prototipe pada tahun 2026. -RNS-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.