✈ AS Terpaksa Naikkan Harga ✈ Perdana Menteri baru Kanada, Justin Trudeau, berencana membatalkan membeli F-35 yang berarti juga menarik diri dari pendanaan riset jet tempur siluman itu. (U.S. Navy photo courtesy Lockheed Martin via Getty Images)
Program pengembangan jet tempur canggih terbaru Amerika Serikat F-35 akan terganggu dengan naiknya Justin Trudeau sebagai perdana menteri Kanada yang baru. Trudeau sejak masa kampanye menyatakan akan membatalkan pembelian F-35 dari AS yang berarti menarik pendanaan Kanada untuk pengembangan pesawat siluman ini.
Justin dalam kampanyenya September lalu mengatakan bahwa F-35 terlalu mahal dan memiliki sistem yang bermasalah sehingga tidak layak dinantikan. Dia berkomitmen akan mengembangkan angkatan laut Kanada, bukan kekuatan udara, dan kemungkinan akan membeli jet tempur yang lebih murah untuk menggantikan jet CF-18s buatan Boeing yang mulai menua.
"Banyak pesawat jet lainnya dengan harga yang lebih murah yang terbukti bisa kita gunakan, yang bisa dikirim tepat waktu," kata Trudeau saat itu, dikutip dari Sydney Morning Herald.
Rencana Trudeau ini menuai reaksi dari kepala program F-35 Letnan Jenderal AU Chris Bogdan yang berbicara kepada Kongres AS pada Rabu (21/10).
Dikutip Reuters, Bogdan mengatakan keputusan Kanada akan berdampak pada kenaikan harga F-35 hingga US$ 1 juta. Kenaikan harga ini akan ditanggung oleh delapan negara lainnya yang tergabung dalam program riset dan pengembangan pesawat ini.
Kanada sejak tahun 2001 telah terlibat dalam pendanaan program riset F-35 buatan Lockheed Martin bersama dengan Jepang, Norwegia, Denmark, Italia, Turki, Belanda, Australia dan Inggris. Kanada dibawah pemerintahan Stephen Harper sebelumnya menggelontorkan dana bantuan US$ 150 juta (Rp 2 triliun) untuk riset F-35, mencakup sekitar 2 persen dari total anggaran yang dibutuhkan sebesar US$ 200 miliar.
Kanada sebelumnya telah memesan 65 F-35 untuk menggantikan CF-182 buatan Boeing CO. Harga F-35 yang dibanderol AS untuk Kanada antara US$ 80 (Rp 1 triliun) hingga US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun) per unit yang akan mulai dikirim pada 2017.
Selama 15 tahun pengembangan, F-35 mengalami banyak kendala, kebanyakan karena kerusakan pada piranti keras dan lunak. Namun jika dinyatakan siap tempur, pesawat ini akan jadi senjata udara yang termahal dalam sejarah militer dunia.
F-35 digadang memiliki kemampuan pesawat siluman, mengacaukan radar, kecepatan supersonik, dan teknologi sensor yang luar biasa canggih. Namun banyak kritik yang mengatakan pengembangan pesawat ini terlalu memakan banyak biaya karena tidak juga rampung.
Jika Trudeau benar-benar akan menarik diri dari program itu, berarti Kanada akan kehilangan US$ 150 juta yang telah dikeluarkan dan Lockheed Martin akan kehilangan pesanan puluhan pesawat. Selain itu, Trudeau juga harus mencari pengganti CF-18s yang lainnya.
Situs berita Fortune menuliskan beberapa pesawat pesaing ketat F-35 yang mungkin akan dipilih Trudeau. Di antaranya adalah jet mesin ganda Rafale buatan perusahaan Perancis Dassault Aviation, jet mesin tunggal Gripen buatan perusahaan Swedia Saab Group, Eurofighter Typhoon, atau bahkan F/A-18 Super Hornet buatan Boeing yang merupakan versi lebih modern dari CF-18s.
"Termurah yang bisa mereka beli adalah Gripen, tapi sejujurnya, pemenang dengan peluang terbesar adalah Super Hornet. Jet ini (Super Hornet) cocok dengan armada yang ada, biayanya lebih ringan dan bermesin tunggal yang biasanya dipilih oleh Kanada," kata Richard Aboulafia, wakil presiden lembaga analisa pertahanan dan antariksa, Teal Group. (stu)
Program pengembangan jet tempur canggih terbaru Amerika Serikat F-35 akan terganggu dengan naiknya Justin Trudeau sebagai perdana menteri Kanada yang baru. Trudeau sejak masa kampanye menyatakan akan membatalkan pembelian F-35 dari AS yang berarti menarik pendanaan Kanada untuk pengembangan pesawat siluman ini.
Justin dalam kampanyenya September lalu mengatakan bahwa F-35 terlalu mahal dan memiliki sistem yang bermasalah sehingga tidak layak dinantikan. Dia berkomitmen akan mengembangkan angkatan laut Kanada, bukan kekuatan udara, dan kemungkinan akan membeli jet tempur yang lebih murah untuk menggantikan jet CF-18s buatan Boeing yang mulai menua.
"Banyak pesawat jet lainnya dengan harga yang lebih murah yang terbukti bisa kita gunakan, yang bisa dikirim tepat waktu," kata Trudeau saat itu, dikutip dari Sydney Morning Herald.
Rencana Trudeau ini menuai reaksi dari kepala program F-35 Letnan Jenderal AU Chris Bogdan yang berbicara kepada Kongres AS pada Rabu (21/10).
Dikutip Reuters, Bogdan mengatakan keputusan Kanada akan berdampak pada kenaikan harga F-35 hingga US$ 1 juta. Kenaikan harga ini akan ditanggung oleh delapan negara lainnya yang tergabung dalam program riset dan pengembangan pesawat ini.
Kanada sejak tahun 2001 telah terlibat dalam pendanaan program riset F-35 buatan Lockheed Martin bersama dengan Jepang, Norwegia, Denmark, Italia, Turki, Belanda, Australia dan Inggris. Kanada dibawah pemerintahan Stephen Harper sebelumnya menggelontorkan dana bantuan US$ 150 juta (Rp 2 triliun) untuk riset F-35, mencakup sekitar 2 persen dari total anggaran yang dibutuhkan sebesar US$ 200 miliar.
Kanada sebelumnya telah memesan 65 F-35 untuk menggantikan CF-182 buatan Boeing CO. Harga F-35 yang dibanderol AS untuk Kanada antara US$ 80 (Rp 1 triliun) hingga US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun) per unit yang akan mulai dikirim pada 2017.
Selama 15 tahun pengembangan, F-35 mengalami banyak kendala, kebanyakan karena kerusakan pada piranti keras dan lunak. Namun jika dinyatakan siap tempur, pesawat ini akan jadi senjata udara yang termahal dalam sejarah militer dunia.
F-35 digadang memiliki kemampuan pesawat siluman, mengacaukan radar, kecepatan supersonik, dan teknologi sensor yang luar biasa canggih. Namun banyak kritik yang mengatakan pengembangan pesawat ini terlalu memakan banyak biaya karena tidak juga rampung.
Jika Trudeau benar-benar akan menarik diri dari program itu, berarti Kanada akan kehilangan US$ 150 juta yang telah dikeluarkan dan Lockheed Martin akan kehilangan pesanan puluhan pesawat. Selain itu, Trudeau juga harus mencari pengganti CF-18s yang lainnya.
Situs berita Fortune menuliskan beberapa pesawat pesaing ketat F-35 yang mungkin akan dipilih Trudeau. Di antaranya adalah jet mesin ganda Rafale buatan perusahaan Perancis Dassault Aviation, jet mesin tunggal Gripen buatan perusahaan Swedia Saab Group, Eurofighter Typhoon, atau bahkan F/A-18 Super Hornet buatan Boeing yang merupakan versi lebih modern dari CF-18s.
"Termurah yang bisa mereka beli adalah Gripen, tapi sejujurnya, pemenang dengan peluang terbesar adalah Super Hornet. Jet ini (Super Hornet) cocok dengan armada yang ada, biayanya lebih ringan dan bermesin tunggal yang biasanya dipilih oleh Kanada," kata Richard Aboulafia, wakil presiden lembaga analisa pertahanan dan antariksa, Teal Group. (stu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.