Latihan Dopper TNI Berpeluru Tajam yang Bikin Heboh Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah/detikcom ♆
Beberapa waktu lalu, beredar luas video latihan dopper anggota TNI yang diduga dari kesatuan Kopassus. Mereka menarik perhatian media asing karena menggunakan peluru tajam. Ekstrem!
Adalah media Inggris Daily Mail dan beberapa media lain yang mengabarkan soal video tersebut sekitar bulan Desember 2015. Di Indonesia, sorotan media asing tersebut menjadi viral.
Menurut media-media tersebut, latihan tersebut cukup ekstrem. Ada enam orang yang merangkak di tengah area berlumpur. Kemudian mereka dihujani tembakan dari sisi atas oleh dua pelatih bersenjata laras panjang. Dar! der! dor! Peluru tajam meluncur di sisi kanan dan kiri para prajurit.
Belum jelas di mana video itu diambil. Namun diyakini para prajurit yang berlatih adalah tim Kopassus, pasukan elite khusus dari Indonesia.
detikcom mengkonfirmasi soal video tersebut ke jajaran TNI. Ternyata, memang benar adanya. Bahkan latihan dopper berpeluru tajam hampir dilakukan di sejumlah kesatuan. Terutama satuan elite. Video yang beredar itu adalah latihan dopper oleh prajurit Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI AU di daerah Garut, Jawa Barat.
Selain Kopassus dan Korpaskhas ada juga Korps Marinir yang melakukan hal serupa. detikcom mendapatkan dokumentasi video saat mereka berlatih dopper. Benar saja, latihan tersebut memang ekstrem. Peluru tajam bertebaran di mana-mana saat para prajurit melakukan dopper.
Dalam sebuah latihan dopper, diskenariokan pasukan TNI yang siap siaga menyerang musuh. Namun, tanpa diduga musuh ternyata lebih dulu menyerang. Pasukan pun merayap menghindari serangan yang bertubi-tubi. Hujan peluru musuh tidak menyurutkan nyali pasukan TNI. Mereka berbalik menyerang meski harus merayap di atas tanah berlumpur. Skenario ini disebut dopper.
"Ini untuk siswa yang masih baru. Ini rutin tiap tahun ada. Untuk prajurit, setiap tiga bulan sekali, untuk memelihara mental dan daya tempur prajurit. Untuk yang di batalion rutin," kata Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi kepada detikcom, Kamis (11/2/2016).
Video yang dilansir Daily Mail tadi menjadi viral dan heboh di YouTube. Banyak yang berkomentar terlalu ekstrem, namun tak sedikit yang mendukungnya karena bagian dari tes mental dan ketahanan fisik prajurit. Karena itu, cukup membanggakan.
Di jejaring sosial YouTube, beredar sejumlah video latihan dopper dari kesatuan lainnya. Semua menjadi daya tarik tersendiri bagi para netizen.
Latihan Ekstrem Dopper Berpeluru Tajam Untuk Meningkatkan Nyali Marinir
Korps Marinir Angkatan Laut sudah melakukan latihan dopper peluru tajam sejak lama. Mereka ingin membuat para prajurit lebih bernyali dan mental yang selalu siap siaga.
"Untuk nyali dan ketika dinas terus dipelihara tiap 3 bulan. Untuk memelihara mental, daya tempur dan keberanian," kata Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi saat berbincang dengan detikcom.
Dari video yang ditunjukkan Suwandi, terlihat bagaimana kerasnya para pasukan Marinir berlatih. Prajurit berbaret ungu berjalan merangkak di jalur yang sudah ditentukan, lalu di sisi kiri dan kanannya terjadi hujan peluru. Mereka harus terus melaju di tengah tembakan pelatih.
Dalam sebuah latihan dopper, diskenariokan pasukan TNI yang siap siaga menyerang musuh. Namun, tanpa diduga musuh ternyata lebih dulu menyerang. Pasukan pun merayap menghindari serangan yang bertubi-tubi. Hujan peluru musuh tidak menyurutkan nyali pasukan TNI. Mereka berbalik menyerang meski harus merayap di atas tanah berlumpur. Skenario ini disebut dopper.
Marinir kadang berlatih dopper di Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, lalu di Padang Cermin, Piabung, Lampung serta di puslatpur Purboyo, Pantai Selatan Malang. Sebetulnya, tidak ada lapangan khusus dopper, namun tim bisa membuat arena tersebut, dalam waktu singkat bila diperlukan.
"Kalau di Marinir sudah lama ada itu, karena tiap prajurit Marinir harus ada kualifikasi komando. Sejak dia menjadi prajurit Marinir dan semua prajurit Marinir untuk kualifikasi dopper harus merasakan itu," terangnya.
Dopper Disebut Ekstrem Oleh Asing, Marinir: Ada Latihan yang Lebih Bahaya
Daily Mail menyebut latihan dopper TNI menggunakan peluru tajam sebagai salah satu aksi ekstrem. Ternyata, bagi Korps Marinir Angkatan Laut, itu hanyalah latihan biasa. Ada latihan lain yang lebih berbahaya.
"Di kita itu jadi kegiatan rutin yang harus dilaksanakan dalam membina kemampuan prajurit. Jadi bisa dibilang hal biasa. Itu latihan dasar kalau untuk komando," terang Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi, saat dikonfirmasi detikcom.
Menurut Suwandi, Marinir ada latihan lain yang lebih ekstrem. Misalnya latihan pendaratan khusus di laut, sebab harus berhadapan dengan alam. Lalu, latihan menembak di laut dan pantai. Ada juga yang ditembaki pelatih dari perahu karet atau dari pantai.
"Ya memang dopper cukup bahaya, tapi ada materi lain yang nggak kalah menantang dan berbahayanya dari dopper," bebernya.
"Jadi latihan menembak atau ditembaki di air. Karena Marinir itu medianya laut dan darat. Semacam dopper tapi di laut atau rawa," sambungnya.
Bagi Marinir, dopper itu adalah latihan dasar dalam suatu aplikasi pertempuran. Nantinya, aplikasi tersebut bisa dikembangkan bermacam-macam. "Jadi dopper dasarnya, jadi untuk bisa menghadapi di segala medan," imbuhnya.
Apakah Marinir pernah latihan dopper dengan pasukan asing?
"Nggak pernah. Mereka tahu ya seharusnya (soal latihan dopper prajurit Indonesia). Kalau latihan dengan negara lain ada, tapi materinya bukan itu. Latihan bersama biasanya patroli, operasi amfibi," jawabnya.
Penembak Dopper Tak Boleh Sembarangan, Prajurit Bisa Kena Peluru Tajam
Korps Marinir menerapkan aturan ketat bagi penembak dopper. Menggunakan peluru tajam, para penembak harus orang-orang pilihan. Salah sedikit, prajurit atau siswa bisa kena tembakan.
Dalam video yang beredar di YouTube dan yang ditunjukkan pada detikcom, latihan dopper memang cukup berbahaya. Prajurit harus merangkak cepat di tengah kubangan lumpur sambil dihujani tembakan dari sisi kanan dan kiri. Posisi tembakan berada di jalur sendiri. Sedikit saja si penembak atau prajurit lengah, maka peluru tajam bisa bersarang di tubuh.
Begitu pun dengan latihan Marinir. Mereka menggunakan peluru tajam untuk menembaki prajurit dari sisi kanan dan kiri. Meski begitu, latihan ini dianggap sesuatu yang biasa. Ada materi lain yang lebih berbahaya dan biasa dilakukan mereka.
Bagaimana dengan penembaknya? Apakah harus ada syarat khusus?
Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi memiliki penjelasan tersendiri.
"Penembaknya harus punya kualifikasi, nggak semua prajurit punya kualifikasi penembak dopper. Karena psikologis, fisik, kemampuannya ada kriteria sendiri," terang Suwandi saat berbincang dengan detikcom.
Suwandi menegaskan, untuk menjadi pelatih dopper tidak bisa sembarangan. Mereka harus melalui serangkaian tes. Dia mencontohkan, dari 150 orang, hanya 20 orang yang lolos. "Tiap tahun ada tes. Saya dulu termasuk salah satu pelatihnya," imbuhnya.
Menurut Suwandi, penembak dan peserta latihan kadang bisa sama-sama tegang. Namun dengan latihan rutin, hal itu bisa dihilangkan.
Apakah pernah ada prajurit yang tertembak?
Suwandi menyebut ada. Namun insiden itu biasanya terjadi karena kelengahan prajurit dan tidak mengikuti instruksi dengan benar. Meski ada yang terkena peluru, namun tidak ada yang meninggal dunia.
"Kalau salah sedikit atau tidak melakukan instruksi dengan benar bisa fatal. Karena jarak peluru dengan badan paling cuma satu jengkal. Kalau dia gerak salah sedikit, nengok, atau bahkan berkedip bisa fatal. Walau nggak mati, bisa kena," terangnya.
"Ada beberapa kejadian kayak gitu (tertembak) karena prajurit atau siswa lengah. Dari dari beberapa periode belakangan nggak lagi, tapi emang pernah ada, karena ada prajurit yang lengah atau tidak mengikuti instruksi pelatih. Tapi nggak ada yang sampai meninggal. Kuncinya satu, disiplin sama mengikuti instruksi pelatih," sambungnya.
Video Latihan Dopper Ekstrem Korps Marinir
Di antara kesatuan yang berlatih dopper menggunakan peluru tajam, ada Korpaskhas dan Korps Marinir. detikcom mendapat dokumentasi video saat latihan ekstrem tersebut.
Bagaimana penampakannya?
Untuk Korps Marinir, detikcom melihat video dokumentasi latihan dopper saat berlangsung di Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur. Tim juga kadang berlatih di Lampung Padangcermin, Piabung serta di puslatpur Purboyo, Pantai Selatan Malang. Sebetulnya, tidak ada lapangan khusus dopper, namun tim bisa membuat arena tersebut, dalam waktu singkat bila diperlukan.
Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi, latihan dopper ditujukan untuk siswa baru dan dilakukan setiap tahun. Bagi prajurit Marinir, mereka wajib melakukannya setiap tiga bulan sekali.
"Setiap tiga bulan sekali untuk prajurit, untuk memelihara mental dan daya tempur prajurit. Untuk yang di batalion rutin," kata Suwandi saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (11/2/2016).
Dari video yang ditunjukkan Suwandi, terlihat bagaimana kerasnya para pasukan Marinir berlatih. Prajurit berbaret ungu berjalan merangkak di jalur yang sudah ditentukan, lalu di sisi kiri dan kanannya terjadi hujan peluru. Mereka harus terus melaju di tengah tembakan pelatih.
Menurut Suwandi, penggunaan peluru tajam bertujuan agar para prajurit terbiasa menghadapi situasi sebenarnya. Sebab, jika tidak terbiasa, maka mereka akan gugup bila saatnya pertempuran tiba.
"Prajurit itu sengaja dihadapkan di hal-hal yang menantang dan berbahaya. Dengan catatan terjamin keselamatannya. Nggak asal-asalan nembaknya," terangnya.
Dalam sebuah latihan dopper, diskenariokan pasukan TNI yang siap siaga menyerang musuh. Namun, tanpa diduga musuh ternyata lebih dulu menyerang. Pasukan pun merayap menghindari serangan yang bertubi-tubi. Hujan peluru musuh tidak menyurutkan nyali pasukan TNI. Mereka berbalik menyerang meski harus merayap di atas tanah berlumpur. Skenario ini disebut dopper.
Di jejaring sosial YouTube, beredar sejumlah video latihan dopper dari kesatuan lainnya. Semua menjadi daya tarik tersendiri bagi para netizen. Bahkan media-media asing ikut meramaikannya dengan menyebut latihan tersebut 'ekstrem'!. (elz/mad)
Video Dooper Marinir dari Youtube :
Beberapa waktu lalu, beredar luas video latihan dopper anggota TNI yang diduga dari kesatuan Kopassus. Mereka menarik perhatian media asing karena menggunakan peluru tajam. Ekstrem!
Adalah media Inggris Daily Mail dan beberapa media lain yang mengabarkan soal video tersebut sekitar bulan Desember 2015. Di Indonesia, sorotan media asing tersebut menjadi viral.
Menurut media-media tersebut, latihan tersebut cukup ekstrem. Ada enam orang yang merangkak di tengah area berlumpur. Kemudian mereka dihujani tembakan dari sisi atas oleh dua pelatih bersenjata laras panjang. Dar! der! dor! Peluru tajam meluncur di sisi kanan dan kiri para prajurit.
Belum jelas di mana video itu diambil. Namun diyakini para prajurit yang berlatih adalah tim Kopassus, pasukan elite khusus dari Indonesia.
detikcom mengkonfirmasi soal video tersebut ke jajaran TNI. Ternyata, memang benar adanya. Bahkan latihan dopper berpeluru tajam hampir dilakukan di sejumlah kesatuan. Terutama satuan elite. Video yang beredar itu adalah latihan dopper oleh prajurit Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI AU di daerah Garut, Jawa Barat.
Selain Kopassus dan Korpaskhas ada juga Korps Marinir yang melakukan hal serupa. detikcom mendapatkan dokumentasi video saat mereka berlatih dopper. Benar saja, latihan tersebut memang ekstrem. Peluru tajam bertebaran di mana-mana saat para prajurit melakukan dopper.
Dalam sebuah latihan dopper, diskenariokan pasukan TNI yang siap siaga menyerang musuh. Namun, tanpa diduga musuh ternyata lebih dulu menyerang. Pasukan pun merayap menghindari serangan yang bertubi-tubi. Hujan peluru musuh tidak menyurutkan nyali pasukan TNI. Mereka berbalik menyerang meski harus merayap di atas tanah berlumpur. Skenario ini disebut dopper.
"Ini untuk siswa yang masih baru. Ini rutin tiap tahun ada. Untuk prajurit, setiap tiga bulan sekali, untuk memelihara mental dan daya tempur prajurit. Untuk yang di batalion rutin," kata Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi kepada detikcom, Kamis (11/2/2016).
Video yang dilansir Daily Mail tadi menjadi viral dan heboh di YouTube. Banyak yang berkomentar terlalu ekstrem, namun tak sedikit yang mendukungnya karena bagian dari tes mental dan ketahanan fisik prajurit. Karena itu, cukup membanggakan.
Di jejaring sosial YouTube, beredar sejumlah video latihan dopper dari kesatuan lainnya. Semua menjadi daya tarik tersendiri bagi para netizen.
Latihan Ekstrem Dopper Berpeluru Tajam Untuk Meningkatkan Nyali Marinir
Korps Marinir Angkatan Laut sudah melakukan latihan dopper peluru tajam sejak lama. Mereka ingin membuat para prajurit lebih bernyali dan mental yang selalu siap siaga.
"Untuk nyali dan ketika dinas terus dipelihara tiap 3 bulan. Untuk memelihara mental, daya tempur dan keberanian," kata Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi saat berbincang dengan detikcom.
Dari video yang ditunjukkan Suwandi, terlihat bagaimana kerasnya para pasukan Marinir berlatih. Prajurit berbaret ungu berjalan merangkak di jalur yang sudah ditentukan, lalu di sisi kiri dan kanannya terjadi hujan peluru. Mereka harus terus melaju di tengah tembakan pelatih.
Dalam sebuah latihan dopper, diskenariokan pasukan TNI yang siap siaga menyerang musuh. Namun, tanpa diduga musuh ternyata lebih dulu menyerang. Pasukan pun merayap menghindari serangan yang bertubi-tubi. Hujan peluru musuh tidak menyurutkan nyali pasukan TNI. Mereka berbalik menyerang meski harus merayap di atas tanah berlumpur. Skenario ini disebut dopper.
Marinir kadang berlatih dopper di Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, lalu di Padang Cermin, Piabung, Lampung serta di puslatpur Purboyo, Pantai Selatan Malang. Sebetulnya, tidak ada lapangan khusus dopper, namun tim bisa membuat arena tersebut, dalam waktu singkat bila diperlukan.
"Kalau di Marinir sudah lama ada itu, karena tiap prajurit Marinir harus ada kualifikasi komando. Sejak dia menjadi prajurit Marinir dan semua prajurit Marinir untuk kualifikasi dopper harus merasakan itu," terangnya.
Dopper Disebut Ekstrem Oleh Asing, Marinir: Ada Latihan yang Lebih Bahaya
Daily Mail menyebut latihan dopper TNI menggunakan peluru tajam sebagai salah satu aksi ekstrem. Ternyata, bagi Korps Marinir Angkatan Laut, itu hanyalah latihan biasa. Ada latihan lain yang lebih berbahaya.
"Di kita itu jadi kegiatan rutin yang harus dilaksanakan dalam membina kemampuan prajurit. Jadi bisa dibilang hal biasa. Itu latihan dasar kalau untuk komando," terang Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi, saat dikonfirmasi detikcom.
Menurut Suwandi, Marinir ada latihan lain yang lebih ekstrem. Misalnya latihan pendaratan khusus di laut, sebab harus berhadapan dengan alam. Lalu, latihan menembak di laut dan pantai. Ada juga yang ditembaki pelatih dari perahu karet atau dari pantai.
"Ya memang dopper cukup bahaya, tapi ada materi lain yang nggak kalah menantang dan berbahayanya dari dopper," bebernya.
"Jadi latihan menembak atau ditembaki di air. Karena Marinir itu medianya laut dan darat. Semacam dopper tapi di laut atau rawa," sambungnya.
Bagi Marinir, dopper itu adalah latihan dasar dalam suatu aplikasi pertempuran. Nantinya, aplikasi tersebut bisa dikembangkan bermacam-macam. "Jadi dopper dasarnya, jadi untuk bisa menghadapi di segala medan," imbuhnya.
Apakah Marinir pernah latihan dopper dengan pasukan asing?
"Nggak pernah. Mereka tahu ya seharusnya (soal latihan dopper prajurit Indonesia). Kalau latihan dengan negara lain ada, tapi materinya bukan itu. Latihan bersama biasanya patroli, operasi amfibi," jawabnya.
Penembak Dopper Tak Boleh Sembarangan, Prajurit Bisa Kena Peluru Tajam
Korps Marinir menerapkan aturan ketat bagi penembak dopper. Menggunakan peluru tajam, para penembak harus orang-orang pilihan. Salah sedikit, prajurit atau siswa bisa kena tembakan.
Dalam video yang beredar di YouTube dan yang ditunjukkan pada detikcom, latihan dopper memang cukup berbahaya. Prajurit harus merangkak cepat di tengah kubangan lumpur sambil dihujani tembakan dari sisi kanan dan kiri. Posisi tembakan berada di jalur sendiri. Sedikit saja si penembak atau prajurit lengah, maka peluru tajam bisa bersarang di tubuh.
Begitu pun dengan latihan Marinir. Mereka menggunakan peluru tajam untuk menembaki prajurit dari sisi kanan dan kiri. Meski begitu, latihan ini dianggap sesuatu yang biasa. Ada materi lain yang lebih berbahaya dan biasa dilakukan mereka.
Bagaimana dengan penembaknya? Apakah harus ada syarat khusus?
Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi memiliki penjelasan tersendiri.
"Penembaknya harus punya kualifikasi, nggak semua prajurit punya kualifikasi penembak dopper. Karena psikologis, fisik, kemampuannya ada kriteria sendiri," terang Suwandi saat berbincang dengan detikcom.
Suwandi menegaskan, untuk menjadi pelatih dopper tidak bisa sembarangan. Mereka harus melalui serangkaian tes. Dia mencontohkan, dari 150 orang, hanya 20 orang yang lolos. "Tiap tahun ada tes. Saya dulu termasuk salah satu pelatihnya," imbuhnya.
Menurut Suwandi, penembak dan peserta latihan kadang bisa sama-sama tegang. Namun dengan latihan rutin, hal itu bisa dihilangkan.
Apakah pernah ada prajurit yang tertembak?
Suwandi menyebut ada. Namun insiden itu biasanya terjadi karena kelengahan prajurit dan tidak mengikuti instruksi dengan benar. Meski ada yang terkena peluru, namun tidak ada yang meninggal dunia.
"Kalau salah sedikit atau tidak melakukan instruksi dengan benar bisa fatal. Karena jarak peluru dengan badan paling cuma satu jengkal. Kalau dia gerak salah sedikit, nengok, atau bahkan berkedip bisa fatal. Walau nggak mati, bisa kena," terangnya.
"Ada beberapa kejadian kayak gitu (tertembak) karena prajurit atau siswa lengah. Dari dari beberapa periode belakangan nggak lagi, tapi emang pernah ada, karena ada prajurit yang lengah atau tidak mengikuti instruksi pelatih. Tapi nggak ada yang sampai meninggal. Kuncinya satu, disiplin sama mengikuti instruksi pelatih," sambungnya.
Video Latihan Dopper Ekstrem Korps Marinir
Di antara kesatuan yang berlatih dopper menggunakan peluru tajam, ada Korpaskhas dan Korps Marinir. detikcom mendapat dokumentasi video saat latihan ekstrem tersebut.
Bagaimana penampakannya?
Untuk Korps Marinir, detikcom melihat video dokumentasi latihan dopper saat berlangsung di Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur. Tim juga kadang berlatih di Lampung Padangcermin, Piabung serta di puslatpur Purboyo, Pantai Selatan Malang. Sebetulnya, tidak ada lapangan khusus dopper, namun tim bisa membuat arena tersebut, dalam waktu singkat bila diperlukan.
Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi, latihan dopper ditujukan untuk siswa baru dan dilakukan setiap tahun. Bagi prajurit Marinir, mereka wajib melakukannya setiap tiga bulan sekali.
"Setiap tiga bulan sekali untuk prajurit, untuk memelihara mental dan daya tempur prajurit. Untuk yang di batalion rutin," kata Suwandi saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (11/2/2016).
Dari video yang ditunjukkan Suwandi, terlihat bagaimana kerasnya para pasukan Marinir berlatih. Prajurit berbaret ungu berjalan merangkak di jalur yang sudah ditentukan, lalu di sisi kiri dan kanannya terjadi hujan peluru. Mereka harus terus melaju di tengah tembakan pelatih.
Menurut Suwandi, penggunaan peluru tajam bertujuan agar para prajurit terbiasa menghadapi situasi sebenarnya. Sebab, jika tidak terbiasa, maka mereka akan gugup bila saatnya pertempuran tiba.
"Prajurit itu sengaja dihadapkan di hal-hal yang menantang dan berbahaya. Dengan catatan terjamin keselamatannya. Nggak asal-asalan nembaknya," terangnya.
Dalam sebuah latihan dopper, diskenariokan pasukan TNI yang siap siaga menyerang musuh. Namun, tanpa diduga musuh ternyata lebih dulu menyerang. Pasukan pun merayap menghindari serangan yang bertubi-tubi. Hujan peluru musuh tidak menyurutkan nyali pasukan TNI. Mereka berbalik menyerang meski harus merayap di atas tanah berlumpur. Skenario ini disebut dopper.
Di jejaring sosial YouTube, beredar sejumlah video latihan dopper dari kesatuan lainnya. Semua menjadi daya tarik tersendiri bagi para netizen. Bahkan media-media asing ikut meramaikannya dengan menyebut latihan tersebut 'ekstrem'!. (elz/mad)
Video Dooper Marinir dari Youtube :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.