"Mampu membuat dari material mentah sampai barang jadi." Helikopter EC725 Caracal berubah menjadi H225M (Airbus) ★
PT Dirgantara Indonesia kirimkan badan (fuselage) yang kelima untuk helikopter H225/H225M ke Airbus Helicopter, di Perancis.
"Helikopter H225/H225M sebelumnya dikenal dengan nama EC225/EC725 merupakan helikopter generasi baru dari helikopter NAS332 Super Puma," kata Manager Program MK II Airbus Helicopter Yulianto Soekarno, di Bandung, Minggu.
Indonesia tidak asing dengan helikopter bermesin ganda ini. Sejak 1978, tetuanya, AS-330 Puma telah membelah langit nusantara melalui akuisisi AS-330 Puma oleh TNI AU, dilanjutkan dengan NAS-332 Super Puma, saat pabrik pembuat utamanya masih dimiliki Aerospatiale, Prancis.
Ia menyebutkan, komponen besar untuk fuselage H225/H225M itu dirakit di hanggar produksi PT Dirgantara Indonesia, yang secara pokok terdiri dari dua bagian utama, yaitu lower dan upper fuselage.
Kontrak senilai 45 juta dolar Amerika Serikat telah dikantongi PT DIrgantara Indonesia untuk memproduksi 125 fuselage dan 125 bagian ekor (tail boom) H225/H225 M ini dari Airbus Helicopter yang dulu bernama Eurocopter.
Menurut kontrak, ke-125 fuselage dan 125 bagian ekor H225/H225M itu harus selesai dikirimkan pada 2025 nanti.
Soekarno menyatakan, untuk membuat satu unit fuselage sesuai kontrak dari Airbus Helicopter, diperlukan waktu enam pekan. PT Dirgantara Indonesia mengerahkan 200 tenaga kerja dari berbagai tingkat pendidikan dan keahlian untuk proyek ini.
Akan tetapi, kata dia, kemampuan PT Dirgantara Indonesia tentang kontrak kerja itu bukan semata merakit bagian per bagian belaka, melainkan, "Mampu membuat dari material mentah sampai barang jadi."
Dia sedikit merinci proses pembangunan fuselage H225/H225M itu. Berawal dari Kawasan Produksi II PT Dirgantara Indonesia saat bahan mentah dibentuk menjadi bagian-bagian tunggal di Divisi Detail Part Manufacture Direktorat Produksi PT Dirgantara Indonesia.
Masih di kawasan yang sama, juga dibuat komponen-komponen terkait di bagian permesinan. Produk hasil kerja kedua bagian inilah yang kemudian dirakit akhir di perakitan akhir helikopter H225/H225M, di Kawasan Produksi IV PT Dirgantara Indonesia.
Untuk pembuatan helikopter H225/H225M ini, Airbus Helicopter sebagai anak perusahaan Airbus Industrie yang menguasai 45 persen saham Dassault Aviation, Prancis, juga menunjuk pemasok dari Spanyol dan Timur Tengah.
PT Dirgantara Indonesia kirimkan badan (fuselage) yang kelima untuk helikopter H225/H225M ke Airbus Helicopter, di Perancis.
"Helikopter H225/H225M sebelumnya dikenal dengan nama EC225/EC725 merupakan helikopter generasi baru dari helikopter NAS332 Super Puma," kata Manager Program MK II Airbus Helicopter Yulianto Soekarno, di Bandung, Minggu.
Indonesia tidak asing dengan helikopter bermesin ganda ini. Sejak 1978, tetuanya, AS-330 Puma telah membelah langit nusantara melalui akuisisi AS-330 Puma oleh TNI AU, dilanjutkan dengan NAS-332 Super Puma, saat pabrik pembuat utamanya masih dimiliki Aerospatiale, Prancis.
Ia menyebutkan, komponen besar untuk fuselage H225/H225M itu dirakit di hanggar produksi PT Dirgantara Indonesia, yang secara pokok terdiri dari dua bagian utama, yaitu lower dan upper fuselage.
Kontrak senilai 45 juta dolar Amerika Serikat telah dikantongi PT DIrgantara Indonesia untuk memproduksi 125 fuselage dan 125 bagian ekor (tail boom) H225/H225 M ini dari Airbus Helicopter yang dulu bernama Eurocopter.
Menurut kontrak, ke-125 fuselage dan 125 bagian ekor H225/H225M itu harus selesai dikirimkan pada 2025 nanti.
Soekarno menyatakan, untuk membuat satu unit fuselage sesuai kontrak dari Airbus Helicopter, diperlukan waktu enam pekan. PT Dirgantara Indonesia mengerahkan 200 tenaga kerja dari berbagai tingkat pendidikan dan keahlian untuk proyek ini.
Akan tetapi, kata dia, kemampuan PT Dirgantara Indonesia tentang kontrak kerja itu bukan semata merakit bagian per bagian belaka, melainkan, "Mampu membuat dari material mentah sampai barang jadi."
Dia sedikit merinci proses pembangunan fuselage H225/H225M itu. Berawal dari Kawasan Produksi II PT Dirgantara Indonesia saat bahan mentah dibentuk menjadi bagian-bagian tunggal di Divisi Detail Part Manufacture Direktorat Produksi PT Dirgantara Indonesia.
Masih di kawasan yang sama, juga dibuat komponen-komponen terkait di bagian permesinan. Produk hasil kerja kedua bagian inilah yang kemudian dirakit akhir di perakitan akhir helikopter H225/H225M, di Kawasan Produksi IV PT Dirgantara Indonesia.
Untuk pembuatan helikopter H225/H225M ini, Airbus Helicopter sebagai anak perusahaan Airbus Industrie yang menguasai 45 persen saham Dassault Aviation, Prancis, juga menunjuk pemasok dari Spanyol dan Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.