Pesanan TNIHelikopter anti kapal selam pesanan TNI AL ✈️
Kementerian Pertahanan mendapat satu unit pesawat udara (Pesud) dan lima helikopter dari PT Dirgantara Indonesia (DI). Pesawat buatan anak bangsa untuk jajaran TNI Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) itu, mempunyai keunggulan.
Enam alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut terdiri dari tiga unit helikopter serang jenis Fennec untuk TNI AD, dua unit helikopter Anti Kapal Selam (AKS) dan satu unit Pesud CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) untuk TNI AL.
Penyerahan langsung diberikan Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro kepada Menhan Ryamizard Ryacudu di Hanggar Fixed Wing PT DI, Jalan Pajajaran, Bandung, Selasa (9/1/2018). Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga turut hadir.
Pesud CN235-220 MPA memiliki keunggulan. Dari pantauan detikFinance, bagian dalam pesawat berwarna abu-abu tersebut tampak lebih modern. Ada dua kursi yang berada di dekat pintu. Sementara di bagian tengah, terdapat beberapa monitor yang dapat memantau langsung rekaman kamera yang ada di bagian depan pesawat.
Pesawat CN235 memiliki keunggulan dengan menggunakan Maximum Take Off Weight (MTOW). Teknologi itu dapat membuat pesawat lepas landas dengan jarak yang pendek dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput.
Pesawat juga mampu terbang selama 10 sampai 11 jam dengan sistem avionik full glass cockpit yang lebih modern, autopilot dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.
Pesawat udara ini juga mampu mengakomodasi dua console yang dikengkapi dengan 360 derajat search radar. Teknologi ini mampu mendeteksi target yang kecil sampai 200 Nautical Mile. Untuk pelacakan otomatis guna mengidentifikasi dan menemukan kapal lain, pesawat ini juga dilengkapi dengan Automatic Identification System (AIS).
Kecanggihan pesawat untuk TNI AL ini juga lebih lengkap. Pesawat dilengkapi IFF Interrogator dan Tactical Computer System. Alat ini berupa sistem identifikasi yang dirancang untuk mengetahui lawan atau kawan dan terintegrasi ke komputer untuk menganalisis dan menentukan strategi operasi.
Pesawat CN235-220 ini dilengkapi pula dengan Forward Looking Infra Red. Keunggulannya dapat mendeteksi dan mengklasifikasikan target di malam hari serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.
"Berdasarkan pesanan sesuai material kontral, ada dua pesawat yang kita buat untuk Menhan," kata Dirut PT DI Elfien Goentoro saat penyerahan.
Sementara heli AKS jenis Panther juga punya keunggulan tersendiri. Heli berwarna abu-abu itu memiliki teknologi torpedo dan sonar yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI AL.
Heli AKS ini mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dipping sonar L-3 Ocrab System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Sonar HELRAS dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam.
"Heli jenis panther ini merupakan hasil kolaborasi antaea industri PTDI dengan Airbus Helicopter Prancis. Tapi fase desain dan pemasangan hasil karya PT DI," kata dia.
Selain untuk TNI AL, ada juga heli serang jenis Fennec. Tiga heli berwarna hijau tua itu turut diserahkan ke Menhan. (eds/eds)
Kementerian Pertahanan mendapat satu unit pesawat udara (Pesud) dan lima helikopter dari PT Dirgantara Indonesia (DI). Pesawat buatan anak bangsa untuk jajaran TNI Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) itu, mempunyai keunggulan.
Enam alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut terdiri dari tiga unit helikopter serang jenis Fennec untuk TNI AD, dua unit helikopter Anti Kapal Selam (AKS) dan satu unit Pesud CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) untuk TNI AL.
Penyerahan langsung diberikan Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro kepada Menhan Ryamizard Ryacudu di Hanggar Fixed Wing PT DI, Jalan Pajajaran, Bandung, Selasa (9/1/2018). Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga turut hadir.
Pesud CN235-220 MPA memiliki keunggulan. Dari pantauan detikFinance, bagian dalam pesawat berwarna abu-abu tersebut tampak lebih modern. Ada dua kursi yang berada di dekat pintu. Sementara di bagian tengah, terdapat beberapa monitor yang dapat memantau langsung rekaman kamera yang ada di bagian depan pesawat.
Pesawat CN235 memiliki keunggulan dengan menggunakan Maximum Take Off Weight (MTOW). Teknologi itu dapat membuat pesawat lepas landas dengan jarak yang pendek dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput.
Pesawat juga mampu terbang selama 10 sampai 11 jam dengan sistem avionik full glass cockpit yang lebih modern, autopilot dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.
Pesawat udara ini juga mampu mengakomodasi dua console yang dikengkapi dengan 360 derajat search radar. Teknologi ini mampu mendeteksi target yang kecil sampai 200 Nautical Mile. Untuk pelacakan otomatis guna mengidentifikasi dan menemukan kapal lain, pesawat ini juga dilengkapi dengan Automatic Identification System (AIS).
Kecanggihan pesawat untuk TNI AL ini juga lebih lengkap. Pesawat dilengkapi IFF Interrogator dan Tactical Computer System. Alat ini berupa sistem identifikasi yang dirancang untuk mengetahui lawan atau kawan dan terintegrasi ke komputer untuk menganalisis dan menentukan strategi operasi.
Pesawat CN235-220 ini dilengkapi pula dengan Forward Looking Infra Red. Keunggulannya dapat mendeteksi dan mengklasifikasikan target di malam hari serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.
"Berdasarkan pesanan sesuai material kontral, ada dua pesawat yang kita buat untuk Menhan," kata Dirut PT DI Elfien Goentoro saat penyerahan.
Sementara heli AKS jenis Panther juga punya keunggulan tersendiri. Heli berwarna abu-abu itu memiliki teknologi torpedo dan sonar yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI AL.
Heli AKS ini mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dipping sonar L-3 Ocrab System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Sonar HELRAS dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam.
"Heli jenis panther ini merupakan hasil kolaborasi antaea industri PTDI dengan Airbus Helicopter Prancis. Tapi fase desain dan pemasangan hasil karya PT DI," kata dia.
Selain untuk TNI AL, ada juga heli serang jenis Fennec. Tiga heli berwarna hijau tua itu turut diserahkan ke Menhan. (eds/eds)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.