Pangkalan TNI AU Iswahjudi ✈️
Bahwa instalasi militer harus benar-benar dijaga keamanannya, semua orang paham. Lalu, bagaimana cara Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi, di Magetan, Jawa Timur, membuat pertahanan pasif di sana?
Komandan Pangkalan Udara TNI AU Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal, mengatakan, pertahanan pasif militer ada kaitannya dengan kanopi alias tutupan pohon-pohon besar di sana.
Dia memimpin gerakan penanaman serentak 1.000 bibit pohon di Pangkalan Udara TNI AU Iswahjudi, Selasa.
Pangkalan udara TNI AU inilah satu-satunya pangkalan udara TNI AU di dekat perkotaan, yang 100 persen peruntukannya untuk militer dan masih bebas dari komersialisasi landas pacu.
“Selain untuk menjaga dampak negatif pemanasan global, penanaman pohon seperti ini dari segi pertahanan, juga salah satu bentuk pertahanan pasif terhadap semua aset militer di sini,” ujar Rizal.
Pada masa Perang Dingin dan Operasi Trikora pada dasawarsa ’60-an, pangkalan udara ini pernah menjadi pangkalan udara paling kuat dan paling mengerikan di belahan selatan Bumi.
Paling tidak, ada pembom strategis Tupolev Tu-16KS-1 Badger yang mampu menjangkau hampir semua Australia dalam sekali isi bahan bakar.
Pembom ini juga bisa meluncurkan senjata nuklir, jika ditugaskan demikian dan tersedia. Saat itu, peluru kendali paling menakutkan yang tersedia “cuma” peluru kendali anti kapal permukaan, AS-1 Kennel. Itupun sudah menakutkan negara-negara Barat.
Rizal menjelaskan, dengan banyak pohon yang tumbuh di areal Pangkalan Udara TNI Iswahyudi, maka aset-aset militer yang ada di dalamnya akan terlindungi secara pasif dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
“Ini merupakan bentuk kepedulian kami untuk ikut menjaga lingkungan. Kalau kita tidak ikut menjaga bisa menjadi malapetaka bagi anak cucu kita nanti,” kata dia.
Dia mengatakan, jenis pohon yang ditanam bervariasi. Antara lain trembesi, mahoni, jati, sengon, tanaman buah, dan tanaman hias. Dia ingin penanaman pohon seperti itu dijadikan prosedur tetap dan ada proses evaluasi demi perawatan berkesinambungan.
Bahwa instalasi militer harus benar-benar dijaga keamanannya, semua orang paham. Lalu, bagaimana cara Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi, di Magetan, Jawa Timur, membuat pertahanan pasif di sana?
Komandan Pangkalan Udara TNI AU Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal, mengatakan, pertahanan pasif militer ada kaitannya dengan kanopi alias tutupan pohon-pohon besar di sana.
Dia memimpin gerakan penanaman serentak 1.000 bibit pohon di Pangkalan Udara TNI AU Iswahjudi, Selasa.
Pangkalan udara TNI AU inilah satu-satunya pangkalan udara TNI AU di dekat perkotaan, yang 100 persen peruntukannya untuk militer dan masih bebas dari komersialisasi landas pacu.
“Selain untuk menjaga dampak negatif pemanasan global, penanaman pohon seperti ini dari segi pertahanan, juga salah satu bentuk pertahanan pasif terhadap semua aset militer di sini,” ujar Rizal.
Pada masa Perang Dingin dan Operasi Trikora pada dasawarsa ’60-an, pangkalan udara ini pernah menjadi pangkalan udara paling kuat dan paling mengerikan di belahan selatan Bumi.
Paling tidak, ada pembom strategis Tupolev Tu-16KS-1 Badger yang mampu menjangkau hampir semua Australia dalam sekali isi bahan bakar.
Pembom ini juga bisa meluncurkan senjata nuklir, jika ditugaskan demikian dan tersedia. Saat itu, peluru kendali paling menakutkan yang tersedia “cuma” peluru kendali anti kapal permukaan, AS-1 Kennel. Itupun sudah menakutkan negara-negara Barat.
Rizal menjelaskan, dengan banyak pohon yang tumbuh di areal Pangkalan Udara TNI Iswahyudi, maka aset-aset militer yang ada di dalamnya akan terlindungi secara pasif dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
“Ini merupakan bentuk kepedulian kami untuk ikut menjaga lingkungan. Kalau kita tidak ikut menjaga bisa menjadi malapetaka bagi anak cucu kita nanti,” kata dia.
Dia mengatakan, jenis pohon yang ditanam bervariasi. Antara lain trembesi, mahoni, jati, sengon, tanaman buah, dan tanaman hias. Dia ingin penanaman pohon seperti itu dijadikan prosedur tetap dan ada proses evaluasi demi perawatan berkesinambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.