Pada Januari 2018Produk baru buatan Pindad dipamerkan di Kemenhan, Kamis (9/6). Senjata baru tersebut Senapan Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,66mm, Sub Machine Gun PM3 dan Pistol G2 Premium. (Liputan6.com/Angga Yuniar) ●
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Januari 2018 mengalami peningkatan sebesar US$ 39 juta menjadi US$ 15,1 miliar atau 0,26 persen dibandingkan Desember 2017.
Hal ini disebabkan karena kenaikan impor non migas yang nilainya sebesar US$ 457 juta atau naik 3,65 persen. Di sisi lain impor migas justru mengalami penurunan sebesar US$ 418 juta menjadi US$ 2,1 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan impor ini paling tinggi adalah kategori barang senjata dan amunisi. Banyaknya impor senjata disebabkan kebutuhan TNI dan Polri untuk memperkuat sistem pertahanan Indonesia mengalami peningkatan.
“Senjata menjadi salah satu golongan barang yang mengalami kenaikan impor di periode Januari 2018 selain Kendaraan dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik, baham kimia organik, mesin dan pesawat listrik,” kata dia dikantornya, Kamis (15/2/2018).
BPS mencatat kenaikan impor senjata dan amunisi mencapai 677,4 persen dibandingkan Desember 2017. Nilainya pada Desember 2017 sebesar US$ 13,3 juta namun pada Januari 2018 melonjak menjadi US$ 103,4 juta.
Meski jika dibandigkan Desember 2017 mengalami penigkatan, namun jika dibandingkan Januari 2017, impor senjata dan amunisi mengalami penurunan 20,5 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Januari 2018 mengalami peningkatan sebesar US$ 39 juta menjadi US$ 15,1 miliar atau 0,26 persen dibandingkan Desember 2017.
Hal ini disebabkan karena kenaikan impor non migas yang nilainya sebesar US$ 457 juta atau naik 3,65 persen. Di sisi lain impor migas justru mengalami penurunan sebesar US$ 418 juta menjadi US$ 2,1 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan impor ini paling tinggi adalah kategori barang senjata dan amunisi. Banyaknya impor senjata disebabkan kebutuhan TNI dan Polri untuk memperkuat sistem pertahanan Indonesia mengalami peningkatan.
“Senjata menjadi salah satu golongan barang yang mengalami kenaikan impor di periode Januari 2018 selain Kendaraan dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik, baham kimia organik, mesin dan pesawat listrik,” kata dia dikantornya, Kamis (15/2/2018).
BPS mencatat kenaikan impor senjata dan amunisi mencapai 677,4 persen dibandingkan Desember 2017. Nilainya pada Desember 2017 sebesar US$ 13,3 juta namun pada Januari 2018 melonjak menjadi US$ 103,4 juta.
Meski jika dibandigkan Desember 2017 mengalami penigkatan, namun jika dibandingkan Januari 2017, impor senjata dan amunisi mengalami penurunan 20,5 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.