KCR 60 M merupakan kekuatan laut yang terpusat di tiga armada, yakni barat, tengah dan timur, serta memiliki kekuatan terpusat yang paling kecil dan dipakai untuk peperangan kepulauan, dengan strategi keluar menyerang, menembak dan sembunyi screenshoot liputan NETtv dalam pemenuhan KCR TNI AL []def.pk] ★
TNI Angkatan Laut menargetkan bisa memilik sebanyak 20 Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter hingga tahun 2024, untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) nasional, sesuai target "minimum essential forces" (MEF) atau kekuatan pokok minimum.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL TNI) Laksamana TNI Ade Supandi di Surabaya, Jatim, Senin mengatakan untuk mencapai target itu dirinya mendorong agar PT PAL Indonesia bisa meningkatkan Sumber Daya Manusianya (SDM) dan mendukung capaian target tersebut.
Ade yang ditemui usai meluncurkan KCR 60 M pesanan kedua batch 2 di Galangan Kapal PT PAL Indonesia mengatakan, keberadaan KCR 60 M dibutuhkan karena memiliki kekuatan tempur yang sesuai dengan wilayah Indonesia, sebab mampu secara cepat memukul musuh dan bergerak leluasa.
Oleh karena itu, kata dia, untuk memenuhi target itu diharapkan setiap tahun minimal ada tiga pembangunan KCR, namun tetap tergantung dari kebijakan pemerintah.
"KCR 60 M merupakan kekuatan laut yang terpusat di tiga armada, yakni barat, tengah dan timur, serta memiliki kekuatan terpusat yang paling kecil dan dipakai untuk peperangan kepulauan, dengan strategi keluar menyerang, menembak dan sembunyi," tutur dia, menjelaskan.
Menanggapi target itu, Direktur PT PAL Indonesia, Budiman Saleh mengaku siap memenuhi target tersebut dengan kerja sama dan terus mengembangkan persenjataan terknologi terbaru sesuai kebutuhan TNI AL.
"PT PAL Indonesia siap, dan pengembangan kapal perang juga tergantung dari kepuasaan pengguna. Kami sangat berterima kasih kepada TNI AL yang terus memberi masukan terkait kapal produksi kami," ujarnya.
Budiman mengatakan, selain siap memenuhi target pesanan TNI AL, PT PAL Indonesia juga membidik potensi pasar KCR 60 M ke berbagai negara serumpun ASEAN seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand.
"Pengembangan potensi pasar kapal perang tentu harus didukung dengan kepuasaan pengguna, salah satunya adalah TNI AL. Oleh karena itu kami berterima kasih kepada TNI AL yang mempunyai kepercayaan diri menggunakan produk PT PAL Indonesia, sehingga negara lain tertarik untuk memesan," katanya.
Sementara itu hingga saat ini toral TNI AL telah memiliki empat unit KCR 60 M, setelah satu unit selesai dibangun di PT PAL Indonesia, dan merupakan lanjutan pembangunan KCR bagian pertama dengan tiga unit kapal yang telah diluncurkan.(*)
TNI Angkatan Laut menargetkan bisa memilik sebanyak 20 Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter hingga tahun 2024, untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) nasional, sesuai target "minimum essential forces" (MEF) atau kekuatan pokok minimum.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL TNI) Laksamana TNI Ade Supandi di Surabaya, Jatim, Senin mengatakan untuk mencapai target itu dirinya mendorong agar PT PAL Indonesia bisa meningkatkan Sumber Daya Manusianya (SDM) dan mendukung capaian target tersebut.
Ade yang ditemui usai meluncurkan KCR 60 M pesanan kedua batch 2 di Galangan Kapal PT PAL Indonesia mengatakan, keberadaan KCR 60 M dibutuhkan karena memiliki kekuatan tempur yang sesuai dengan wilayah Indonesia, sebab mampu secara cepat memukul musuh dan bergerak leluasa.
Oleh karena itu, kata dia, untuk memenuhi target itu diharapkan setiap tahun minimal ada tiga pembangunan KCR, namun tetap tergantung dari kebijakan pemerintah.
"KCR 60 M merupakan kekuatan laut yang terpusat di tiga armada, yakni barat, tengah dan timur, serta memiliki kekuatan terpusat yang paling kecil dan dipakai untuk peperangan kepulauan, dengan strategi keluar menyerang, menembak dan sembunyi," tutur dia, menjelaskan.
Menanggapi target itu, Direktur PT PAL Indonesia, Budiman Saleh mengaku siap memenuhi target tersebut dengan kerja sama dan terus mengembangkan persenjataan terknologi terbaru sesuai kebutuhan TNI AL.
"PT PAL Indonesia siap, dan pengembangan kapal perang juga tergantung dari kepuasaan pengguna. Kami sangat berterima kasih kepada TNI AL yang terus memberi masukan terkait kapal produksi kami," ujarnya.
Budiman mengatakan, selain siap memenuhi target pesanan TNI AL, PT PAL Indonesia juga membidik potensi pasar KCR 60 M ke berbagai negara serumpun ASEAN seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand.
"Pengembangan potensi pasar kapal perang tentu harus didukung dengan kepuasaan pengguna, salah satunya adalah TNI AL. Oleh karena itu kami berterima kasih kepada TNI AL yang mempunyai kepercayaan diri menggunakan produk PT PAL Indonesia, sehingga negara lain tertarik untuk memesan," katanya.
Sementara itu hingga saat ini toral TNI AL telah memiliki empat unit KCR 60 M, setelah satu unit selesai dibangun di PT PAL Indonesia, dan merupakan lanjutan pembangunan KCR bagian pertama dengan tiga unit kapal yang telah diluncurkan.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.