Di Ukraina Ilustrasi penembakan rudal kalibr Rusia [istimewa] ☆
Rusia mengklaim pasukannya berhasil menghancurkan pengiriman besar-besaran senjata di Zhytomyr, Ukraina dengan rudal jarak jauh pada hari ini, Sabtu (21/5).
Senjata-senjata itu dikirim dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa untuk membantu Ukraina menghadapi gempuran Rusia yang masih menggila sejak invasi berlangsung Februari lalu.
"Rudal Kalibr berbasis laut jarak jauh berpresisi tinggi menghancurkan sejumlah besar senjata dan peralatan militer di dekat stasiun kereta api Malin di wilayah Zhytomyr yang dikirim dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa," kata Kementerian Pertahanan Rusia sebagaimana dikutip dari AFP.
Kemhan Rusia mengatakan pasokan senjata itu ditujukan untuk pasukan Ukraina di wilayah Donbas timur, daerah berbahasa Rusia yang sebagian dikendalikan oleh separatis pro-Moskow sejak 2014. Sekarang tempat itu menjadi lokasi pertempuran paling sengit antara pasukan Rusia vs Ukraina.
Diketahui, Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Mereka mengklaim bertujuan untuk 'menghilangkan fasisme' negara pro-Barat dan melindungi warga penutur bahasa Rusia di sana.
Sejak invasi Rusia berlangsung, negara-negara Barat berlomba-lomba memasok Ukraina dengan senjata, termasuk artileri, rudal anti-pesawat, senjata anti-tank dan bahan kuat lainnya.
Namun, Ukraina mendesak negara Barat mengirim lebih banyak lagi senjata menyusul gempuran Rusia yang tak henti-hentinya.
Lebih dari 2.000 tentara Ukraina yang selama ini terjebak di pabrik baja Azovstal, Mariupol, dikabarkan telah menyerahkan diri ke Rusia.
Pasukan Ukraina menghentikan operasi tempur lawan Rusia di Mariupol, terutama di pabrik Azovstal, demi membuka jalan evakuasi bagi warga sipil yang masih terjebak di pabrik itu sejak beberapa pekan terakhir.
Rusia bahkan mengklaim menang besar atas Mariupol usai menguasai pabrik baja Azovstal.
Rusia mengklaim pasukannya berhasil menghancurkan pengiriman besar-besaran senjata di Zhytomyr, Ukraina dengan rudal jarak jauh pada hari ini, Sabtu (21/5).
Senjata-senjata itu dikirim dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa untuk membantu Ukraina menghadapi gempuran Rusia yang masih menggila sejak invasi berlangsung Februari lalu.
"Rudal Kalibr berbasis laut jarak jauh berpresisi tinggi menghancurkan sejumlah besar senjata dan peralatan militer di dekat stasiun kereta api Malin di wilayah Zhytomyr yang dikirim dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa," kata Kementerian Pertahanan Rusia sebagaimana dikutip dari AFP.
Kemhan Rusia mengatakan pasokan senjata itu ditujukan untuk pasukan Ukraina di wilayah Donbas timur, daerah berbahasa Rusia yang sebagian dikendalikan oleh separatis pro-Moskow sejak 2014. Sekarang tempat itu menjadi lokasi pertempuran paling sengit antara pasukan Rusia vs Ukraina.
Diketahui, Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Mereka mengklaim bertujuan untuk 'menghilangkan fasisme' negara pro-Barat dan melindungi warga penutur bahasa Rusia di sana.
Sejak invasi Rusia berlangsung, negara-negara Barat berlomba-lomba memasok Ukraina dengan senjata, termasuk artileri, rudal anti-pesawat, senjata anti-tank dan bahan kuat lainnya.
Namun, Ukraina mendesak negara Barat mengirim lebih banyak lagi senjata menyusul gempuran Rusia yang tak henti-hentinya.
Lebih dari 2.000 tentara Ukraina yang selama ini terjebak di pabrik baja Azovstal, Mariupol, dikabarkan telah menyerahkan diri ke Rusia.
Pasukan Ukraina menghentikan operasi tempur lawan Rusia di Mariupol, terutama di pabrik Azovstal, demi membuka jalan evakuasi bagi warga sipil yang masih terjebak di pabrik itu sejak beberapa pekan terakhir.
Rusia bahkan mengklaim menang besar atas Mariupol usai menguasai pabrik baja Azovstal.
★ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.