Bertemu Panglima Angkatan Udara AS Ilustrasi. Jet tempur F-15 sedang bermanuver di udara. [AFP/OLI SCARFF]
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo bertemu dengan KSAU Amerika Serikat (AS) Jenderal Charles Q Brown Jr beberapa waktu lalu.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau) TNI, pertemuan itu disebut merupakan salah satu agenda Fadjar selama berada di AS.
Pertemuan kedua pemimpin Angkatan Udara tersebut juga menegaskan kemitraan strategis Indonesia - Amerika Serikat yang kuat dan akan bertahan lama.
"Kedua pemimpin juga membahas inisiatif modernisasi pertahanan Indonesia, termasuk pengadaan pesawat F-15IDN," dikutip dari keterangan tertulis, Senin (23/5).
Dalam kesempatan itu, Charles disebutkan memuji TNI AU yang dinilai memiliki peran penting dalam mendukung otoritas sipil Indonesia dalam menangani virus corona.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Fadjar atas upayanya dalam mendukung latihan bilateral Cope West 2021 antara Indonesia dan AS. Pun, Charles menggarisbawahi pentingnya latihan untuk kesiapan dan interoperabilitas.
Pada kesempatan berbeda, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan sebagai pengguna alutsista, pihaknya sudah mengajukan usulan kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Kalau kita bicara pengadaan periode 2020-2024. Karena di Kemenhan sebetulnya lead sector nya. Kami sebagai pengguna kami sudah ajukan usulan sejak 2019," kata Andika.
Ia meyakini, tambahan pesawat tempur yang dibahas oleh KSAU juga merupakan bagian dari kebutuhan TNI AU.
"Saya yakin itu tambahan pesawat jet tempur ini kan juga bagian dari kebutuhan TNI AU," ucapnya.
Pada Februari lalu, Departemen Luar Negeri AS melaporkan negara itu menyetujui rencana penjualan 36 jet tempur F-15 dan berbagai macam peralatan militer senilai US$ 14 miliar atau Rp 200,8 triliun (kurs Rp14.347 per dolar AS) ke Indonesia.
Persetujuan tak lama diberikan setelah Indonesia melalui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meneken perjanjian pembelian 42 jet tempur Dassault Rafale generasi 4,5 dengan Prancis.
Mengutip AFP Jumat (11/2), Departemen Luar Negeri AS menyatakan, "Keamanan mitra regional penting untuk stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik."
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo bertemu dengan KSAU Amerika Serikat (AS) Jenderal Charles Q Brown Jr beberapa waktu lalu.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau) TNI, pertemuan itu disebut merupakan salah satu agenda Fadjar selama berada di AS.
Pertemuan kedua pemimpin Angkatan Udara tersebut juga menegaskan kemitraan strategis Indonesia - Amerika Serikat yang kuat dan akan bertahan lama.
"Kedua pemimpin juga membahas inisiatif modernisasi pertahanan Indonesia, termasuk pengadaan pesawat F-15IDN," dikutip dari keterangan tertulis, Senin (23/5).
Dalam kesempatan itu, Charles disebutkan memuji TNI AU yang dinilai memiliki peran penting dalam mendukung otoritas sipil Indonesia dalam menangani virus corona.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Fadjar atas upayanya dalam mendukung latihan bilateral Cope West 2021 antara Indonesia dan AS. Pun, Charles menggarisbawahi pentingnya latihan untuk kesiapan dan interoperabilitas.
Pada kesempatan berbeda, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan sebagai pengguna alutsista, pihaknya sudah mengajukan usulan kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Kalau kita bicara pengadaan periode 2020-2024. Karena di Kemenhan sebetulnya lead sector nya. Kami sebagai pengguna kami sudah ajukan usulan sejak 2019," kata Andika.
Ia meyakini, tambahan pesawat tempur yang dibahas oleh KSAU juga merupakan bagian dari kebutuhan TNI AU.
"Saya yakin itu tambahan pesawat jet tempur ini kan juga bagian dari kebutuhan TNI AU," ucapnya.
Pada Februari lalu, Departemen Luar Negeri AS melaporkan negara itu menyetujui rencana penjualan 36 jet tempur F-15 dan berbagai macam peralatan militer senilai US$ 14 miliar atau Rp 200,8 triliun (kurs Rp14.347 per dolar AS) ke Indonesia.
Persetujuan tak lama diberikan setelah Indonesia melalui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meneken perjanjian pembelian 42 jet tempur Dassault Rafale generasi 4,5 dengan Prancis.
Mengutip AFP Jumat (11/2), Departemen Luar Negeri AS menyatakan, "Keamanan mitra regional penting untuk stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.