AS Bakal Kirim 31 Tank M1 AbramsAS pada Rabu (25/1) mengumumkan bakal mengirimkan 31 tank Abrams untuk membantu Ukraina melawan Rusia. (AFP/Patrik Stollarz) ★
Amerika Serikat pada Rabu (25/1) mengumumkan bakal mengirimkan 31 tank Abrams untuk membantu Ukraina melawan Rusia. Rencana pengiriman itu diumumkan tak lama setelah Jerman mengumumkan rencana pengiriman Leopard 2.
Presiden AS Joe Biden yang telah berbicara dengan para sekutu utama Eropa mengatakan siap mendukung perjuangan Kyiv dengan mengirimkan tank AS.
"AS akan mengirimkan 31 tank M1 Abrams ke Ukraina yang setara dengan satu batalion tank Ukraina," kata pejabat senior administrasi AS, seperti diberitakan AFP, Rabu (25/1).
"Tank adalah sistem yang kompleks dan membutuhkan banyak pelatihan dan pemeliharaan. AS sekarang akan mulai bekerja untuk membuat program pelatihan yang komprehensif," tuturnya.
Tank M1 Abrams akan dibeli dengan dana bantuan Ukraina, bukan mengirimkan stok yang sudah tersedia di AS. Oleh sebab itu, tank tersebut tidak akan ada di medan perang dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan AS juga akan mengirimkan bahan bakar dan peralatan yang dibutuhkan Ukraina untuk nantinya mengoperasikan sekaligus pemeliharaan Abrams.
Sebelumnya, pejabat pertahanan masih ragu untuk mengirimkan tank Abrams ke Ukraina. Tank Abrams di AS sesungguhnya sudah diterjunkan sejak 1980.
Sekretaris Pers Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan tank tersebut merupakan platform medan perang yang sangat mumpuni. Namun, itu juga memiliki kemampuan yang kompleks.
Abrams dipersenjatai dengan meriam utama 120 mm dan senapan mesin kaliber .50 dan 7.62 mm, serta ditenagai oleh mesin turbin berkekuatan 1.500 tenaga kuda.
"Seperti apa yang kami berikan ke Ukraina,. kami ingin memastikan mereka memiliki kemampuan untuk merawat itu, menjaga itu dan berlatih menggunakannya," kata Pat Ryder.
Penyediaan tank yang diumumkan AS dan Jerman terjadi setelah perjanjian baru-baru ini untuk mengirimkan lusinan kendaraan berlapis baja untuk membantu Ukraina.
Washington telah menjanjikan 90 pengangkut personel lapis baja Stryker dan 109 kendaraan tempur infanteri Bradley. Sementara Jerman menjanjikan sekitar 40 kendaraan Marder, Inggris mengatakan akan menyediakan 14 tank berat Challenger 2, dan Prancis akan memberikan tank ringan AMX-10 RC.
"Orang-orang akan melihat ratusan kendaraan lapis baja - kendaraan yang sangat mumpuni - dan tank tiba di Ukraina. Dan yang terpenting, mereka akan tiba dengan awak terlatih," kata seorang pejabat senior AS. (AFP/chri)
Tank Leopard 2 Jerman
Leopard 2A4 TNI AD
Jerman disebut bakal mengizinkan negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina, perang lawan Rusia diprediksi bakal makin panas.
Media Jerman Der Spiegel dan siaran berita NTV melaporkan Kanselir Olaf Scholz pada Selasa (24/1) malam menyatakan bakal menyetujui hal tersebut.
Media itu melaporkan pengumuman resmi kemungkinan bakal disampaikan pada Rabu, di mana akan mencakup izin untuk negara lain termasuk Polandia mengirim tank Leopard ke Ukraina.
Partai Demokrat Bebas, anggota koalisi politik yang berkuasa di Jerman, juga mencuitkan hal serupa pada Selasa (24/1) malam.
"Jerman mengirim tank Leopard-Panzer ke Ukraina!" tulis partai tersebut seperti dikutip AFP.
Ukraina dan sejumlah negara Barat selama berminggu-minggu memang telah mendesak Jerman mengizinkan pengiriman tank Leopard ke Kyiv. Namun pertemuan sekutu Kyiv yang dipimpin AS di Jerman pekan lalu gagal membuahkan hasil.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius pada Selasa sempat mengindikasi bahwa momen yang ditunggu-tunggu itu bakal segera terjadi.
Dia mengaku telah "secara tegas mendorong negara-negara mitra yang punya tank Leopard yang sudah siap dikerahkan untuk melatih pasukan Ukraina menguasai tank tersebut."
"Saya rasa keputusan bakal segera dibuat," katanya setelah pembicaraan dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg di Berlin.
"Kita harus menyediakan sistem yang lebih berat dan lebih maju ke Ukraina, dan kita harus melakukannya lebih cepat," kata Stoltenberg sambil menambahkan bahwa dia mengharapkan keputusan Berlin "segera" dikeluarkan.
Sebelum ini, Amerika Serikat juga dikabarkan sedang bersiap mengirimkan tank M1 Abrams ke Ukraina. Tiga pejabat AS mengonfirmasi kepada CNN bahwa pemerintah sedang dalam tahap finalisasi rencana pengiriman tank ini dan akan mengumumkannya secara resmi pekan ini.
Jerman lantas disebut ikut mengirimkan tank Leopard 2 menyusul AS usai selama ini ogah karena khawatir memicu perdebatan di dalam negeri.
Jerman memang menahan diri untuk mengirim tank berat ke Ukraina karena takut memicu amarah Rusia. Namun para pejabat Jerman sempat mengisyaratkan bahwa mereka siap mengirimkan tank yang diidam-idamkan Kyiv itu bila AS juga memberikan tank Abrams ke Ukraina.
Pemerintah AS sendiri selalu mematahkan kemungkinan itu dengan dalih pengiriman tank M1 Abrams memakan banyak biaya dan perlu pelatihan khusus yang intensif untuk dapat mengoperasikan armada itu.
Namun, belakangan AS mulai dilaporkan akan mengirimkan tank M1 Abrams ke Ukraina. (blq/bac)
Rusia Kerahkan Tank T-14 Armata
T-14 Armata (RT)
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris membocorkan rencana Rusia yang akan mengerahkan tank terkuat T-14 Armata ke Ukraina.
"Seperti dilaporkan sebelumnya, Rusia telah menyiapkan sejumlah kecil tank tempur utama T-14 Armata untuk penempatan operasional pertama di Ukraina," demikian pernyataan resmi Kemhan Inggris di Twitter, Rabu (25/1).
Pernyataan itu kemudian berlanjut, beberapa bulan terakhir, pasukan Rusia di Ukraina enggan menerima pengerahan tahap pertama T-14. Kendaraan tersebut dinilai dalam kondisi yang sangat buruk.
Inggris tak mengerti alasan Rusia mengirim tank itu yang dianggap tak canggih.
Menurut mereka, dalam tiga tahun terakhir, pejabat Rusia secara terbuka menggambarkan masalah yang berkaitan dengan mesin T-14 dan sistem pencitraan termal.
Dua tahun lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menggambarkan rencana produksi untuk tahun 2022. Ia menyebut produksi ini sebagai tahap percobaan untuk industri pertahanan.
Percobaan industri biasanya dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan soal proses tertentu.
"Oleh karena itu, tak mungkin tank T-14 yang dikerahkan akan memenuhi standar normal untuk peralatan baru yang dianggap bisa beroperasi," lanjut pernyataan Kemhan Inggris.
Rusia disebut-sebut belum mengerahkan kekuatan kendaraan tempur tank T-14 Armata di Ukraina. Sejumlah tank yang dikerahkan di Ukraina dinilai kurang kuat dan kerap menjadi sasaran empuk anti-tank dari AS dan negara Barat lainnya.
T-14 Armata dikenal dengan kekuatannya menahan senjata anti-tank termasuk balistik tank lawan hingga misil. Namun, tank ini memiliki kelemahan mobilitas yang kurang lincah karena ukurannya yang besar dan amat berat.
Medan perang di Ukraina pun diyakini sejumlah intelijen Barat tak akan cocok bagi T-14 Armata untuk bertempur secara maksimal.
Dugaan pengerahan tank itu muncul saat Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) siap mengirim tank ke Ukraina. (isa/bac)
Amerika Serikat pada Rabu (25/1) mengumumkan bakal mengirimkan 31 tank Abrams untuk membantu Ukraina melawan Rusia. Rencana pengiriman itu diumumkan tak lama setelah Jerman mengumumkan rencana pengiriman Leopard 2.
Presiden AS Joe Biden yang telah berbicara dengan para sekutu utama Eropa mengatakan siap mendukung perjuangan Kyiv dengan mengirimkan tank AS.
"AS akan mengirimkan 31 tank M1 Abrams ke Ukraina yang setara dengan satu batalion tank Ukraina," kata pejabat senior administrasi AS, seperti diberitakan AFP, Rabu (25/1).
"Tank adalah sistem yang kompleks dan membutuhkan banyak pelatihan dan pemeliharaan. AS sekarang akan mulai bekerja untuk membuat program pelatihan yang komprehensif," tuturnya.
Tank M1 Abrams akan dibeli dengan dana bantuan Ukraina, bukan mengirimkan stok yang sudah tersedia di AS. Oleh sebab itu, tank tersebut tidak akan ada di medan perang dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan AS juga akan mengirimkan bahan bakar dan peralatan yang dibutuhkan Ukraina untuk nantinya mengoperasikan sekaligus pemeliharaan Abrams.
Sebelumnya, pejabat pertahanan masih ragu untuk mengirimkan tank Abrams ke Ukraina. Tank Abrams di AS sesungguhnya sudah diterjunkan sejak 1980.
Sekretaris Pers Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan tank tersebut merupakan platform medan perang yang sangat mumpuni. Namun, itu juga memiliki kemampuan yang kompleks.
Abrams dipersenjatai dengan meriam utama 120 mm dan senapan mesin kaliber .50 dan 7.62 mm, serta ditenagai oleh mesin turbin berkekuatan 1.500 tenaga kuda.
"Seperti apa yang kami berikan ke Ukraina,. kami ingin memastikan mereka memiliki kemampuan untuk merawat itu, menjaga itu dan berlatih menggunakannya," kata Pat Ryder.
Penyediaan tank yang diumumkan AS dan Jerman terjadi setelah perjanjian baru-baru ini untuk mengirimkan lusinan kendaraan berlapis baja untuk membantu Ukraina.
Washington telah menjanjikan 90 pengangkut personel lapis baja Stryker dan 109 kendaraan tempur infanteri Bradley. Sementara Jerman menjanjikan sekitar 40 kendaraan Marder, Inggris mengatakan akan menyediakan 14 tank berat Challenger 2, dan Prancis akan memberikan tank ringan AMX-10 RC.
"Orang-orang akan melihat ratusan kendaraan lapis baja - kendaraan yang sangat mumpuni - dan tank tiba di Ukraina. Dan yang terpenting, mereka akan tiba dengan awak terlatih," kata seorang pejabat senior AS. (AFP/chri)
Tank Leopard 2 Jerman
Leopard 2A4 TNI AD
Jerman disebut bakal mengizinkan negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina, perang lawan Rusia diprediksi bakal makin panas.
Media Jerman Der Spiegel dan siaran berita NTV melaporkan Kanselir Olaf Scholz pada Selasa (24/1) malam menyatakan bakal menyetujui hal tersebut.
Media itu melaporkan pengumuman resmi kemungkinan bakal disampaikan pada Rabu, di mana akan mencakup izin untuk negara lain termasuk Polandia mengirim tank Leopard ke Ukraina.
Partai Demokrat Bebas, anggota koalisi politik yang berkuasa di Jerman, juga mencuitkan hal serupa pada Selasa (24/1) malam.
"Jerman mengirim tank Leopard-Panzer ke Ukraina!" tulis partai tersebut seperti dikutip AFP.
Ukraina dan sejumlah negara Barat selama berminggu-minggu memang telah mendesak Jerman mengizinkan pengiriman tank Leopard ke Kyiv. Namun pertemuan sekutu Kyiv yang dipimpin AS di Jerman pekan lalu gagal membuahkan hasil.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius pada Selasa sempat mengindikasi bahwa momen yang ditunggu-tunggu itu bakal segera terjadi.
Dia mengaku telah "secara tegas mendorong negara-negara mitra yang punya tank Leopard yang sudah siap dikerahkan untuk melatih pasukan Ukraina menguasai tank tersebut."
"Saya rasa keputusan bakal segera dibuat," katanya setelah pembicaraan dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg di Berlin.
"Kita harus menyediakan sistem yang lebih berat dan lebih maju ke Ukraina, dan kita harus melakukannya lebih cepat," kata Stoltenberg sambil menambahkan bahwa dia mengharapkan keputusan Berlin "segera" dikeluarkan.
Sebelum ini, Amerika Serikat juga dikabarkan sedang bersiap mengirimkan tank M1 Abrams ke Ukraina. Tiga pejabat AS mengonfirmasi kepada CNN bahwa pemerintah sedang dalam tahap finalisasi rencana pengiriman tank ini dan akan mengumumkannya secara resmi pekan ini.
Jerman lantas disebut ikut mengirimkan tank Leopard 2 menyusul AS usai selama ini ogah karena khawatir memicu perdebatan di dalam negeri.
Jerman memang menahan diri untuk mengirim tank berat ke Ukraina karena takut memicu amarah Rusia. Namun para pejabat Jerman sempat mengisyaratkan bahwa mereka siap mengirimkan tank yang diidam-idamkan Kyiv itu bila AS juga memberikan tank Abrams ke Ukraina.
Pemerintah AS sendiri selalu mematahkan kemungkinan itu dengan dalih pengiriman tank M1 Abrams memakan banyak biaya dan perlu pelatihan khusus yang intensif untuk dapat mengoperasikan armada itu.
Namun, belakangan AS mulai dilaporkan akan mengirimkan tank M1 Abrams ke Ukraina. (blq/bac)
Rusia Kerahkan Tank T-14 Armata
T-14 Armata (RT)
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris membocorkan rencana Rusia yang akan mengerahkan tank terkuat T-14 Armata ke Ukraina.
"Seperti dilaporkan sebelumnya, Rusia telah menyiapkan sejumlah kecil tank tempur utama T-14 Armata untuk penempatan operasional pertama di Ukraina," demikian pernyataan resmi Kemhan Inggris di Twitter, Rabu (25/1).
Pernyataan itu kemudian berlanjut, beberapa bulan terakhir, pasukan Rusia di Ukraina enggan menerima pengerahan tahap pertama T-14. Kendaraan tersebut dinilai dalam kondisi yang sangat buruk.
Inggris tak mengerti alasan Rusia mengirim tank itu yang dianggap tak canggih.
Menurut mereka, dalam tiga tahun terakhir, pejabat Rusia secara terbuka menggambarkan masalah yang berkaitan dengan mesin T-14 dan sistem pencitraan termal.
Dua tahun lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menggambarkan rencana produksi untuk tahun 2022. Ia menyebut produksi ini sebagai tahap percobaan untuk industri pertahanan.
Percobaan industri biasanya dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan soal proses tertentu.
"Oleh karena itu, tak mungkin tank T-14 yang dikerahkan akan memenuhi standar normal untuk peralatan baru yang dianggap bisa beroperasi," lanjut pernyataan Kemhan Inggris.
Rusia disebut-sebut belum mengerahkan kekuatan kendaraan tempur tank T-14 Armata di Ukraina. Sejumlah tank yang dikerahkan di Ukraina dinilai kurang kuat dan kerap menjadi sasaran empuk anti-tank dari AS dan negara Barat lainnya.
T-14 Armata dikenal dengan kekuatannya menahan senjata anti-tank termasuk balistik tank lawan hingga misil. Namun, tank ini memiliki kelemahan mobilitas yang kurang lincah karena ukurannya yang besar dan amat berat.
Medan perang di Ukraina pun diyakini sejumlah intelijen Barat tak akan cocok bagi T-14 Armata untuk bertempur secara maksimal.
Dugaan pengerahan tank itu muncul saat Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) siap mengirim tank ke Ukraina. (isa/bac)
♞ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.