Sangat Bahaya bagi UkrainaIlustrasi. AS berupaya memburu pelaku yang membuat sejumlah dokumen sangat rahasia bocor. AS saat ini fokus pada kemungkinan pelaku merupakan warga mereka sendiri. (Istockphoto/wragg) ☆
Kebocoran dokumen rahasia militer Amerika Serikat disebut-sebut punya konsekuensi mematikan bagi warga Ukraina.
Pejabat top Demokrat di Komite Intelijen Dewan Perwakilan Amerika Serikat Jim Himes mengatakan dokumen-dokumen itu, apabila asli, bisa digunakan Rusia untuk menghentikan upaya intelijen "menyelamatkan nyawa" warga Ukraina.
"Tidak akan sulit bagi Rusia untuk memotong upaya pengumpulan [intelijen] yang mungkin telah menyelamatkan nyawa tiap hari," kata Himes seperti dikutip CNN, Senin (10/3).
Himes mengatakan kebocoran dokumen intelijen tersebut bisa memicu dampak yang buruk untuk Ukraina di medan perang.
"Apa pun yang menunjuk pada sumber dan metode membawa risiko yang sangat nyata bahwa sumber dan metode itu hilang," ujarnya.
"Dan itu bisa berarti orang terbunuh, itu bisa berarti teknologi ditutup. Dan itu bisa diterjemahkan menjadi hasil yang buruk di medan perang," lanjut dia.
Himes juga menekankan bahwa dia belum diberi arahan mengenai dokumen rahasia tersebut, yang kini disebut membuat panik Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon. Ia juga tidak bisa secara independen mengklaim keasliannya.
Kendati demikian, para pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa dokumen-dokumen itu tampak nyata.
Soal kebocoran ini, Himes mengaku khawatir bahwa sekutu dekat AS seperti Australia, Kanada, Inggris, dan Selandia Baru "mungkin (akan) berpikir dua kali untuk berbagi (dokumen) intelijen mereka yang paling sensitif" karena insiden ini.
Para pejabat AS, sementara itu, mengatakan bahwa kebocoran dokumen menyebabkan Pentagon memperketat aliran dokumen yang sangat sensitif semacam itu.
Insiden kebocoran dokumen ini memang menggemparkan intelijen AS karena disebut-sebut sebagai penerobosan keamanan paling serius sejak insiden lebih dari 700 ribu dokumen Washington muncul di WikiLeaks pada 2013 silam.
Insiden kali ini merebak sejak bulan lalu, ketika puluhan dokumen berlabel "Rahasia" dan "Sangat Rahasia" beredar di sejumlah situs, mulai dari Discord dan 4Chan.
Namun, dokumen-dokumen ini baru menjadi sorotan setelah The New York Times memberitakan mengenai kebocoran itu dalam pemberitaan pada pekan lalu.
Sebagaimana dilansir Russia Today, satu sumber pemerintahan AS mengatakan kebocoran dokumen ini menimbulkan "tingkat kepanikan yang tinggi" di Pentagon.
Kebocoran ini juga memicu amarah sejumlah negara yang berkaitan dengan dokumen-dokumen rahasia itu, termasuk Ukraina.
Salah satu dokumen yang bocor memang mengungkap detail perang antara Rusia dan Ukraina. Pejabat senior Ukraina menyebut dokumen itu mengungkap informasi yang selama ini mereka rahasiakan dari Rusia.
"Soal kerentanan terkait kekurangan amunisi dan data medan perang," demikian kutipan dokumen itu.
Sejumlah besar dokumen sensitif itu juga memberikan penilaian soal kesiapan dan korban pertempuran Rusia-Ukraina, jadwal untuk pelatihan dan pengiriman peralatan, serta informasi taktis lainnya.
Selain soal konflik Rusia-Ukraina, sebagian dokumen juga membahas masalah-masalah terkait China, Timur Tengah, dan terorisme.
Amerika Serikat sejauh ini menyatakan tengah memburu pelaku yang membuat dokumen rahasia itu bocor di jagat maya. Walau masih misteri, AS saat ini fokus pada kemungkinan pelaku merupakan warga mereka sendiri. (bac)
AS Buru Pelaku Pembocor Dokumen
Amerika Serikat memburu pelaku yang membuat sejumlah dokumen sangat rahasia bocor di jagat maya. Walau masih misteri, AS saat ini fokus pada kemungkinan pelaku merupakan warga mereka sendiri.
"Fokusnya sekarang adalah pelaku orang AS, mengingat banyak dokumen hanya dipegang AS," ujar mantan pejabat senior Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon, Michael Mulroy, seperti dikutip Reuters, Senin (10/4).
Mulroy mengatakan proses penyelidikan saat ini masih dalam tahap awal. Pentagon pun tak menutup kemungkinan elemen-elemen pro-Rusia sebagai dalang di balik kebocoran dokumen tersebut.
Hingga kini, Kedutaan Besar Rusia di Washington dan perwakilan Kremlin pusat belum merespons permintaan konfirmasi yang diajukan Reuters.
Salah satu dokumen yang bocor memang mengungkap detail perang antara Rusia dan Ukraina. Pejabat senior Ukraina menyebut dokumen itu mengungkap informasi yang selama ini mereka rahasiakan dari Rusia.
"Soal kerentanan terkait kekurangan amunisi dan data medan perang," demikian kutipan dokumen itu.
Sejumlah besar dokumen sensitif itu juga memberikan penilaian soal kesiapan dan korban pertempuran Rusia-Ukraina, jadwal untuk pelatihan dan pengiriman peralatan, serta informasi taktis lainnya.
Selain soal konflik Rusia-Ukraina, sebagian dokumen juga membahas masalah-masalah terkait China, Timur Tengah, dan terorisme. (has)
Tanggapan Rusia
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengaku tak kaget dengan bocornya rencana perang Amerika Serikat dan Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) di Ukraina.
Kepada CNN, Peskov mengatakan Moskow sudah menyadari bahwa AS dan NATO terlibat dalam perang di Ukraina sejak lama.
"Kami tidak ragu sedikit pun mengenai keterlibatan langsung atau tidak langsung AS dan NATO dalam konflik antara Rusia dan Ukraina," kata Peskov seperti dikutip CNN, Jumat (7/4).
"Tingkat keterlibatan ini meningkat secara bertahap. Kami mengawasi proses ini. Ya, tentu saja, itu membuat keseluruhan cerita lebih rumit namun itu tidak bisa memengaruhi hasil akhir dari operasi khusus [Rusia]," lanjut dia.
Peskov bicara demikian setelah heboh dokumen rahasia berisi rencana perang AS dan NATO di Ukraina tersebar luas di internet awal pekan ini.
Dokumen-dokumen itu di antaranya menunjukkan penilaian internal AS mengenai kekuatan pasukan Ukraina, pengeluaran amunisi, dan persiapan untuk "serangan balasan musim semi" yang akan datang.
Slide presentasi briefing juga mencakup penilaian AS terhadap korban Rusia dan Ukraina, tingkat penembakan, pengiriman peralatan ke Kyiv dari negara-negara NATO, serta jadwal pelatihan pasukan. Beberapa slide bahkan bertanda "sangat rahasia."
Salah satu dokumen khusus menampilkan bahwa AS dan NATO sedang melatih dan melengkapi sembilan dari 12 brigade tempur baru Ukraina dan memperkirakan bahwa enam di antaranya bakal siap pada akhir Maret sementara tiga sisanya pada 30 April.
Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon sejauh ini menyatakan pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan kebocoran dokumen tersebut dan mencoba menghapusnya dari internet.
Sementara itu, Penasehat Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan via telegram bahwa dokumen tersebut sengaja dibocorkan oleh pihak Rusia.
Menurutnya, dokumen itu tidak autentik dan "tidak berkaitan dengan rencana nyata Ukraina. Dokumen itu, lanjut dia, dibuat berdasarkan "jumlah informasi fiktif yang besar."
"Rusia sedang mencari cara untuk menyita informasi, mempengaruhi rencana skenario serangan balik Ukraina," kata dia.
"(Mereka) mencoba menimbulkan keraguan, kompromi terhadap rencana sebelumnya dan menakut-nakuti lewat kewaspadaan mereka. Tetapi ini hanya permainan standar intelijen Rusia dan tidak lebih. Ini tidak ada kaitannya dengan rencana sesungguhnya Ukraina," ujarnya menambahkan. (blq/bac)
Kebocoran dokumen rahasia militer Amerika Serikat disebut-sebut punya konsekuensi mematikan bagi warga Ukraina.
Pejabat top Demokrat di Komite Intelijen Dewan Perwakilan Amerika Serikat Jim Himes mengatakan dokumen-dokumen itu, apabila asli, bisa digunakan Rusia untuk menghentikan upaya intelijen "menyelamatkan nyawa" warga Ukraina.
"Tidak akan sulit bagi Rusia untuk memotong upaya pengumpulan [intelijen] yang mungkin telah menyelamatkan nyawa tiap hari," kata Himes seperti dikutip CNN, Senin (10/3).
Himes mengatakan kebocoran dokumen intelijen tersebut bisa memicu dampak yang buruk untuk Ukraina di medan perang.
"Apa pun yang menunjuk pada sumber dan metode membawa risiko yang sangat nyata bahwa sumber dan metode itu hilang," ujarnya.
"Dan itu bisa berarti orang terbunuh, itu bisa berarti teknologi ditutup. Dan itu bisa diterjemahkan menjadi hasil yang buruk di medan perang," lanjut dia.
Himes juga menekankan bahwa dia belum diberi arahan mengenai dokumen rahasia tersebut, yang kini disebut membuat panik Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon. Ia juga tidak bisa secara independen mengklaim keasliannya.
Kendati demikian, para pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa dokumen-dokumen itu tampak nyata.
Soal kebocoran ini, Himes mengaku khawatir bahwa sekutu dekat AS seperti Australia, Kanada, Inggris, dan Selandia Baru "mungkin (akan) berpikir dua kali untuk berbagi (dokumen) intelijen mereka yang paling sensitif" karena insiden ini.
Para pejabat AS, sementara itu, mengatakan bahwa kebocoran dokumen menyebabkan Pentagon memperketat aliran dokumen yang sangat sensitif semacam itu.
Insiden kebocoran dokumen ini memang menggemparkan intelijen AS karena disebut-sebut sebagai penerobosan keamanan paling serius sejak insiden lebih dari 700 ribu dokumen Washington muncul di WikiLeaks pada 2013 silam.
Insiden kali ini merebak sejak bulan lalu, ketika puluhan dokumen berlabel "Rahasia" dan "Sangat Rahasia" beredar di sejumlah situs, mulai dari Discord dan 4Chan.
Namun, dokumen-dokumen ini baru menjadi sorotan setelah The New York Times memberitakan mengenai kebocoran itu dalam pemberitaan pada pekan lalu.
Sebagaimana dilansir Russia Today, satu sumber pemerintahan AS mengatakan kebocoran dokumen ini menimbulkan "tingkat kepanikan yang tinggi" di Pentagon.
Kebocoran ini juga memicu amarah sejumlah negara yang berkaitan dengan dokumen-dokumen rahasia itu, termasuk Ukraina.
Salah satu dokumen yang bocor memang mengungkap detail perang antara Rusia dan Ukraina. Pejabat senior Ukraina menyebut dokumen itu mengungkap informasi yang selama ini mereka rahasiakan dari Rusia.
"Soal kerentanan terkait kekurangan amunisi dan data medan perang," demikian kutipan dokumen itu.
Sejumlah besar dokumen sensitif itu juga memberikan penilaian soal kesiapan dan korban pertempuran Rusia-Ukraina, jadwal untuk pelatihan dan pengiriman peralatan, serta informasi taktis lainnya.
Selain soal konflik Rusia-Ukraina, sebagian dokumen juga membahas masalah-masalah terkait China, Timur Tengah, dan terorisme.
Amerika Serikat sejauh ini menyatakan tengah memburu pelaku yang membuat dokumen rahasia itu bocor di jagat maya. Walau masih misteri, AS saat ini fokus pada kemungkinan pelaku merupakan warga mereka sendiri. (bac)
AS Buru Pelaku Pembocor Dokumen
Amerika Serikat memburu pelaku yang membuat sejumlah dokumen sangat rahasia bocor di jagat maya. Walau masih misteri, AS saat ini fokus pada kemungkinan pelaku merupakan warga mereka sendiri.
"Fokusnya sekarang adalah pelaku orang AS, mengingat banyak dokumen hanya dipegang AS," ujar mantan pejabat senior Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon, Michael Mulroy, seperti dikutip Reuters, Senin (10/4).
Mulroy mengatakan proses penyelidikan saat ini masih dalam tahap awal. Pentagon pun tak menutup kemungkinan elemen-elemen pro-Rusia sebagai dalang di balik kebocoran dokumen tersebut.
Hingga kini, Kedutaan Besar Rusia di Washington dan perwakilan Kremlin pusat belum merespons permintaan konfirmasi yang diajukan Reuters.
Salah satu dokumen yang bocor memang mengungkap detail perang antara Rusia dan Ukraina. Pejabat senior Ukraina menyebut dokumen itu mengungkap informasi yang selama ini mereka rahasiakan dari Rusia.
"Soal kerentanan terkait kekurangan amunisi dan data medan perang," demikian kutipan dokumen itu.
Sejumlah besar dokumen sensitif itu juga memberikan penilaian soal kesiapan dan korban pertempuran Rusia-Ukraina, jadwal untuk pelatihan dan pengiriman peralatan, serta informasi taktis lainnya.
Selain soal konflik Rusia-Ukraina, sebagian dokumen juga membahas masalah-masalah terkait China, Timur Tengah, dan terorisme. (has)
Tanggapan Rusia
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengaku tak kaget dengan bocornya rencana perang Amerika Serikat dan Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) di Ukraina.
Kepada CNN, Peskov mengatakan Moskow sudah menyadari bahwa AS dan NATO terlibat dalam perang di Ukraina sejak lama.
"Kami tidak ragu sedikit pun mengenai keterlibatan langsung atau tidak langsung AS dan NATO dalam konflik antara Rusia dan Ukraina," kata Peskov seperti dikutip CNN, Jumat (7/4).
"Tingkat keterlibatan ini meningkat secara bertahap. Kami mengawasi proses ini. Ya, tentu saja, itu membuat keseluruhan cerita lebih rumit namun itu tidak bisa memengaruhi hasil akhir dari operasi khusus [Rusia]," lanjut dia.
Peskov bicara demikian setelah heboh dokumen rahasia berisi rencana perang AS dan NATO di Ukraina tersebar luas di internet awal pekan ini.
Dokumen-dokumen itu di antaranya menunjukkan penilaian internal AS mengenai kekuatan pasukan Ukraina, pengeluaran amunisi, dan persiapan untuk "serangan balasan musim semi" yang akan datang.
Slide presentasi briefing juga mencakup penilaian AS terhadap korban Rusia dan Ukraina, tingkat penembakan, pengiriman peralatan ke Kyiv dari negara-negara NATO, serta jadwal pelatihan pasukan. Beberapa slide bahkan bertanda "sangat rahasia."
Salah satu dokumen khusus menampilkan bahwa AS dan NATO sedang melatih dan melengkapi sembilan dari 12 brigade tempur baru Ukraina dan memperkirakan bahwa enam di antaranya bakal siap pada akhir Maret sementara tiga sisanya pada 30 April.
Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon sejauh ini menyatakan pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan kebocoran dokumen tersebut dan mencoba menghapusnya dari internet.
Sementara itu, Penasehat Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan via telegram bahwa dokumen tersebut sengaja dibocorkan oleh pihak Rusia.
Menurutnya, dokumen itu tidak autentik dan "tidak berkaitan dengan rencana nyata Ukraina. Dokumen itu, lanjut dia, dibuat berdasarkan "jumlah informasi fiktif yang besar."
"Rusia sedang mencari cara untuk menyita informasi, mempengaruhi rencana skenario serangan balik Ukraina," kata dia.
"(Mereka) mencoba menimbulkan keraguan, kompromi terhadap rencana sebelumnya dan menakut-nakuti lewat kewaspadaan mereka. Tetapi ini hanya permainan standar intelijen Rusia dan tidak lebih. Ini tidak ada kaitannya dengan rencana sesungguhnya Ukraina," ujarnya menambahkan. (blq/bac)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.