Mampu Produksi 20 hingga 50 per Hari
Maung MV3 Jelajah (Pindad)
Direktur Utama PT Pindad Sigit P Santosa mengungkapkan, pihaknya sedang mempersiapkan produksi massal kendaraan taktis Maung. Nantinya, kendaraan tersebut akan digunakan pejabat di lingkungan kementerian dan TNI.
Sigit menjelaskan, PT Pindad telah memfinalisasi desain kendaraan tersebut dan akan memulai produksi secara bertahap pada awal 2025.
"Kami telah menyiapkan produksi massal dengan desain yang sudah difinalisasi. Produksi akan dimulai dengan kapasitas 20 hingga 50 unit per hari, meliputi eksterior dan interior Maung,” jelas dia usai menerima Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin di kawasan PT Pindad, Kamis 9 Januari 2025.
Dia menargetkan, Februari atau Maret mulai slow production, dan pada April-Mei sudah bisa mendistribusikan ke pejabat, termasuk menteri, wakil menteri, kepala badan, hingga gubernur.
Saat ini, Maung Pindad memiliki lima varian. Yaitu Maung Tangguh – dengan pintu terbuka; Maung Jelajah – pintu tertutup dengan kanvas soft top; Maung Komando – pintu tertutup dengan hard top; Maung Irup – khusus untuk inspektur upacara, dan Maung VVIP – kendaraan berbasis VVIP yang disebut MV3 Garuda.
Sigit menambahkan, PT Pindad juga tengah mempersiapkan varian keenam, yakni Maung MV3 Elektrik, yang diharapkan menjadi inovasi kendaraan taktis berbasis listrik.
"Kami harap Maung elektrik ini bisa segera diluncurkan," ujarnya.
Prototipe Maung Elektrik dijadwalkan akan diluncurkan dalam waktu dekat pada acara khusus yang akan dihadiri Presiden Prabowo Subianto.
"Kami awalnya menargetkan peluncuran di Indo Defense 2025, tetapi karena perubahan jadwal, kami akan melakukan sesi peluncuran khusus," jelas Sigit.
Kendaraan Maung, kata dia, dirancang untuk mendukung kebutuhan operasional Kementerian Pertahanan dan TNI dengan memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri (PDN).
Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan nasional.
Lebih lanjut dia menjelaskan, apresiasinya atas dukungan penuh Menteri Pertahanan dalam mendorong transformasi dan pengembangan PT Pindad sebagai bagian dari industri pertahanan nasional yang mandiri.
Maung MV3 Tangguh (Pindad)
"Kami mendapat kehormatan besar dari Bapak Menteri Pertahanan, yang tidak hanya memberikan ucapan selamat atas inisiatif transformasi BUMN di bidang pertahanan, tetapi juga dukungan konkret untuk produk-produk unggulan kami," ujar Sigit.
Sigit mengaku, PT Pindad akan mendukung kebutuhan pertahanan nasional dengan produk-produk strategis, seperti senjata, kendaraan tempur, mortir, amunisi, serta teknologi drone dan anti-drone. Semua ini dirancang untuk memperkuat kemampuan matra darat, laut, dan udara.
Selain itu, PT Pindad tengah menjalin sinergi dengan perusahaan pertahanan lain, seperti PT PAL, PT DI, dan PT Dahana, guna mengintegrasikan produk-produk yang relevan dengan perkembangan zaman.
"Kami memiliki berbagai produk yang dapat dimanfaatkan secara lintas sektor, mulai dari amunisi, propelan, hingga kendaraan taktis," tambahnya.
Menhan juga mendorong PT Pindad untuk tidak hanya menciptakan produk-produk inovatif, tetapi juga yang berkelanjutan.
"Beliau menekankan pentingnya transformasi agar Pindad tidak sekadar menjual nama, tetapi benar-benar mengembangkan produk berbasis kreativitas, inovasi, dan keberlanjutan," jelas Sigit.
Dalam rencana strategis hingga 2045, PT Pindad menargetkan menjadi bagian dari tonggak industri pertahanan mandiri Indonesia dengan mendukung pembentukan batalion terpadu.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri.
Dukungan pemerintah juga tercermin dari alokasi anggaran. "Sekitar 41 persen dari dana pinjaman dalam negeri diserap oleh Pindad, sementara pinjaman luar negeri juga memiliki nilai yang cukup signifikan," ungkap Sigit. ***
Maung MV3 Jelajah (Pindad)
Direktur Utama PT Pindad Sigit P Santosa mengungkapkan, pihaknya sedang mempersiapkan produksi massal kendaraan taktis Maung. Nantinya, kendaraan tersebut akan digunakan pejabat di lingkungan kementerian dan TNI.
Sigit menjelaskan, PT Pindad telah memfinalisasi desain kendaraan tersebut dan akan memulai produksi secara bertahap pada awal 2025.
"Kami telah menyiapkan produksi massal dengan desain yang sudah difinalisasi. Produksi akan dimulai dengan kapasitas 20 hingga 50 unit per hari, meliputi eksterior dan interior Maung,” jelas dia usai menerima Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin di kawasan PT Pindad, Kamis 9 Januari 2025.
Dia menargetkan, Februari atau Maret mulai slow production, dan pada April-Mei sudah bisa mendistribusikan ke pejabat, termasuk menteri, wakil menteri, kepala badan, hingga gubernur.
Saat ini, Maung Pindad memiliki lima varian. Yaitu Maung Tangguh – dengan pintu terbuka; Maung Jelajah – pintu tertutup dengan kanvas soft top; Maung Komando – pintu tertutup dengan hard top; Maung Irup – khusus untuk inspektur upacara, dan Maung VVIP – kendaraan berbasis VVIP yang disebut MV3 Garuda.
Sigit menambahkan, PT Pindad juga tengah mempersiapkan varian keenam, yakni Maung MV3 Elektrik, yang diharapkan menjadi inovasi kendaraan taktis berbasis listrik.
"Kami harap Maung elektrik ini bisa segera diluncurkan," ujarnya.
Prototipe Maung Elektrik dijadwalkan akan diluncurkan dalam waktu dekat pada acara khusus yang akan dihadiri Presiden Prabowo Subianto.
"Kami awalnya menargetkan peluncuran di Indo Defense 2025, tetapi karena perubahan jadwal, kami akan melakukan sesi peluncuran khusus," jelas Sigit.
Kendaraan Maung, kata dia, dirancang untuk mendukung kebutuhan operasional Kementerian Pertahanan dan TNI dengan memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri (PDN).
Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan nasional.
Lebih lanjut dia menjelaskan, apresiasinya atas dukungan penuh Menteri Pertahanan dalam mendorong transformasi dan pengembangan PT Pindad sebagai bagian dari industri pertahanan nasional yang mandiri.
Maung MV3 Tangguh (Pindad)
"Kami mendapat kehormatan besar dari Bapak Menteri Pertahanan, yang tidak hanya memberikan ucapan selamat atas inisiatif transformasi BUMN di bidang pertahanan, tetapi juga dukungan konkret untuk produk-produk unggulan kami," ujar Sigit.
Sigit mengaku, PT Pindad akan mendukung kebutuhan pertahanan nasional dengan produk-produk strategis, seperti senjata, kendaraan tempur, mortir, amunisi, serta teknologi drone dan anti-drone. Semua ini dirancang untuk memperkuat kemampuan matra darat, laut, dan udara.
Selain itu, PT Pindad tengah menjalin sinergi dengan perusahaan pertahanan lain, seperti PT PAL, PT DI, dan PT Dahana, guna mengintegrasikan produk-produk yang relevan dengan perkembangan zaman.
"Kami memiliki berbagai produk yang dapat dimanfaatkan secara lintas sektor, mulai dari amunisi, propelan, hingga kendaraan taktis," tambahnya.
Menhan juga mendorong PT Pindad untuk tidak hanya menciptakan produk-produk inovatif, tetapi juga yang berkelanjutan.
"Beliau menekankan pentingnya transformasi agar Pindad tidak sekadar menjual nama, tetapi benar-benar mengembangkan produk berbasis kreativitas, inovasi, dan keberlanjutan," jelas Sigit.
Dalam rencana strategis hingga 2045, PT Pindad menargetkan menjadi bagian dari tonggak industri pertahanan mandiri Indonesia dengan mendukung pembentukan batalion terpadu.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri.
Dukungan pemerintah juga tercermin dari alokasi anggaran. "Sekitar 41 persen dari dana pinjaman dalam negeri diserap oleh Pindad, sementara pinjaman luar negeri juga memiliki nilai yang cukup signifikan," ungkap Sigit. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.