Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)☆
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno L.P. Marsudi melakukan pertemuan bilateral pertama dengan Menteri Luar Negeri Fiji Ratu Inoke Kubuabola di Nadi, Fiji pada Minggu (1/3), demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Senin.
Kunjungan kerja pertama Menlu Retno ke Fiji itu untuk menekankan pentingnya hubungan bilateral antara kedua negara yang sama-sama memiliki warisan dan latar belakang budaya Melanesia.
Kunjungan Menlu RI ke Fiji juga bertujuan menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama, hubungan dan kontribusi terhadap pembangunan negara-negara di kawasan Pasifik berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan saling menghormati integritas teritorial.
Dalam pertemuan bilateral itu, kedua Menlu membahas upaya untuk lebih meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Fiji, khususnya di bidang ekonomi dan hubungan masyarakat melalui pembangunan kapasitas dan bantuan teknis.
Kedua Menlu juga membahas kemungkinan untuk pertama kalinya mengadakan Komisi Menteri Bersama (Joint Ministerial Commission) pada Agustus 2015.
Menlu Retno dan Menlu Kubuabola menekankan bahwa ada potensi besar di bidang perdagangan antara Fiji dan Indonesia yang masih belum dimanfaatkan yang mencapai 26,2 juta dolar AS.
Untuk itu, kedua pihak sepakat mengintensifkan kerja sama perdagangan dan investasi, khususnya di bidang perikanan dan pertanian serta kerja sama pemasaran produk-produk nasional masing-masing negara.
Untuk bidang hubungan antarmasyarakat, kedua Menlu menyambut berbagai program peningkatan kapasitas dan kerja sama teknis yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Fiji.
Pada 2014 tercatat sudah ada 13 program peningkatan kapasitas yang dilakukan di berbagai bidang, seperti pendidikan, perikanan, pertanian, pemberdayaan perempuan, manajemen bencana, dan demokratisasi.
Kedua Menlu menyetujui kerja sama yang lebih besar antara pasukan penjaga perdamaian PBB yang dimiliki kedua negara.
Terkait hal itu, Menlu Retno menyambut baik keinginan pasukan perdamaian Fiji untuk berpartisipasi pada pusat pelatihan pasukan penjaga perdamaian di Indonesia.
Sebagai realisasi dari komitmen Indonesia untuk program pengembangan kapasitas bagi negara-negara "Melanesian Spearhead Group" (MSG), Indonesia memberi bantuan kerja sama teknis sebesar 20 juta dolar AS.
Kedua Menlu sepakat bahwa tim teknis akan melakukan pertemuan pada tahun ini untuk mendiskusikan ruang lingkup kerja sama pengembangan kapasitas yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pembangunan Fiji.
Terkait isu regional, kedua Menlu menyetujui bahwa sebagai bagian dari keterlibatan Indonesia yang semakin kuat di MSG, pihaknya akan mengintensifkan komunikasi mengenai isu-isu terkait dengan MSG.
Pada kesempatan itu, Menlu RI juga mengundang Menlu Fiji untuk menghadiri Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Peringatan 10 Tahun Kemitraan Strategis Asia-Afrika di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno L.P. Marsudi melakukan pertemuan bilateral pertama dengan Menteri Luar Negeri Fiji Ratu Inoke Kubuabola di Nadi, Fiji pada Minggu (1/3), demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Senin.
Kunjungan kerja pertama Menlu Retno ke Fiji itu untuk menekankan pentingnya hubungan bilateral antara kedua negara yang sama-sama memiliki warisan dan latar belakang budaya Melanesia.
Kunjungan Menlu RI ke Fiji juga bertujuan menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama, hubungan dan kontribusi terhadap pembangunan negara-negara di kawasan Pasifik berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan saling menghormati integritas teritorial.
Dalam pertemuan bilateral itu, kedua Menlu membahas upaya untuk lebih meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Fiji, khususnya di bidang ekonomi dan hubungan masyarakat melalui pembangunan kapasitas dan bantuan teknis.
Kedua Menlu juga membahas kemungkinan untuk pertama kalinya mengadakan Komisi Menteri Bersama (Joint Ministerial Commission) pada Agustus 2015.
Menlu Retno dan Menlu Kubuabola menekankan bahwa ada potensi besar di bidang perdagangan antara Fiji dan Indonesia yang masih belum dimanfaatkan yang mencapai 26,2 juta dolar AS.
Untuk itu, kedua pihak sepakat mengintensifkan kerja sama perdagangan dan investasi, khususnya di bidang perikanan dan pertanian serta kerja sama pemasaran produk-produk nasional masing-masing negara.
Untuk bidang hubungan antarmasyarakat, kedua Menlu menyambut berbagai program peningkatan kapasitas dan kerja sama teknis yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Fiji.
Pada 2014 tercatat sudah ada 13 program peningkatan kapasitas yang dilakukan di berbagai bidang, seperti pendidikan, perikanan, pertanian, pemberdayaan perempuan, manajemen bencana, dan demokratisasi.
Kedua Menlu menyetujui kerja sama yang lebih besar antara pasukan penjaga perdamaian PBB yang dimiliki kedua negara.
Terkait hal itu, Menlu Retno menyambut baik keinginan pasukan perdamaian Fiji untuk berpartisipasi pada pusat pelatihan pasukan penjaga perdamaian di Indonesia.
Sebagai realisasi dari komitmen Indonesia untuk program pengembangan kapasitas bagi negara-negara "Melanesian Spearhead Group" (MSG), Indonesia memberi bantuan kerja sama teknis sebesar 20 juta dolar AS.
Kedua Menlu sepakat bahwa tim teknis akan melakukan pertemuan pada tahun ini untuk mendiskusikan ruang lingkup kerja sama pengembangan kapasitas yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pembangunan Fiji.
Terkait isu regional, kedua Menlu menyetujui bahwa sebagai bagian dari keterlibatan Indonesia yang semakin kuat di MSG, pihaknya akan mengintensifkan komunikasi mengenai isu-isu terkait dengan MSG.
Pada kesempatan itu, Menlu RI juga mengundang Menlu Fiji untuk menghadiri Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Peringatan 10 Tahun Kemitraan Strategis Asia-Afrika di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.