Prajurit militer membangun jembatan darurat di Sungai Tawi bersebelahan dengan jembatan yang terputus di Jammu, India, 9 September 2014. Banjir telah menewaskan 420 orang dan ribuan warga terjebak di atap rumah, atas peristiwa ini pemerintah India dan Pakistan dikritik keras atas kesiagaan bencana. (AP/Channi Anand)
Pemerintah India, Sabtu 28 Februari 2015, mengumumkan kenaikan sebesar 7,9 persen anggaran pertahanannya untuk tahun fiskal mulai 1 April. Dengan anggaran ini, India akan melangkah bertahap untuk memenuhi sejumlah kebutuhan militernya.
Setelah bertahun-tahun diabaikan, India sedang mencoba untuk mempersempit kesenjangan militernya dengan China, yang baru-baru ini membangun armada kapal dan kapal selam yang bisa melakukan serangan tiba-tiba di Samudera Hindia.
Menteri Keuangan India Arun Jaitley, yang menyampaikan anggaran federal untuk tahun 2015/2016, mengatakan, anggaran pertahanan akan meningkat menjadi 2,47 triliun rupee India (atau sekitar US$ 40 miliar). Untuk tahun fiskal saat ini, alokasi yang sebesar 2,29 triliun rupee itu naik 12 persen dibanding tahun sebelumnya. "Mempertahankan setiap jengkal tanah kami adalah di atas segalanya," kata Jaitley.
Namun kenaikan terbatas dalam anggaran militer itu berarti hanya beberapa senjata baru yang akan dipesan tahun ini. Sebanyak tiga perempat anggaran itu akan dipakai untuk pemeliharan angkatan bersenjata terbesar ketiga di dunia ini.
Gurmeet Kanwal, seorang pensiunan militer dan fellow di Vivekananda International Foundation, lembaga pemikir di New Delhi yang memiliki hubungan dengan pemerintah, mengatakan, pemerintah harus memberikan uang muka awal untuk berbagai pesanan yang ditunda.
Dia mendaftar sejumlah peralatan yang akan dipesan itu antara lain 126 pesawat tempur dari Dassault, 197 helikopter ringan, 145 howitzer Ultra-ringan, 15 helikopter serbu Apache dan helikopter pengangkut 22 CH-47F Chinook.
Angkatan laut India juga membutuhkan kapal selam baru dan kapal siluman untuk melawan kehadiran Cina di Samudera Hindia.
Cina diperkirakan akan mengotorisasi penguatan pengeluaran pertahanan 2015 pada pekan mendatang meskipun ekonominya melambat, terutama untuk memperkuat angkatan laut dengan kapal anti-kapal selam dan mengembangkan kapal induk di luar satu-satunya kapal yang kini beroperasi.
Tahun lalu, dua tetangga raksasa ini terkunci dalam ketegangan di perbatasan keduanya di Himalaya. Meski diwarnai ketegangan, hubungan ekonomi dua negara berkembang pesat. Perdana Menteri India Narendra Modi dijadwalkan mengunjungi Cina tahun ini.
Pemerintah India, Sabtu 28 Februari 2015, mengumumkan kenaikan sebesar 7,9 persen anggaran pertahanannya untuk tahun fiskal mulai 1 April. Dengan anggaran ini, India akan melangkah bertahap untuk memenuhi sejumlah kebutuhan militernya.
Setelah bertahun-tahun diabaikan, India sedang mencoba untuk mempersempit kesenjangan militernya dengan China, yang baru-baru ini membangun armada kapal dan kapal selam yang bisa melakukan serangan tiba-tiba di Samudera Hindia.
Menteri Keuangan India Arun Jaitley, yang menyampaikan anggaran federal untuk tahun 2015/2016, mengatakan, anggaran pertahanan akan meningkat menjadi 2,47 triliun rupee India (atau sekitar US$ 40 miliar). Untuk tahun fiskal saat ini, alokasi yang sebesar 2,29 triliun rupee itu naik 12 persen dibanding tahun sebelumnya. "Mempertahankan setiap jengkal tanah kami adalah di atas segalanya," kata Jaitley.
Namun kenaikan terbatas dalam anggaran militer itu berarti hanya beberapa senjata baru yang akan dipesan tahun ini. Sebanyak tiga perempat anggaran itu akan dipakai untuk pemeliharan angkatan bersenjata terbesar ketiga di dunia ini.
Gurmeet Kanwal, seorang pensiunan militer dan fellow di Vivekananda International Foundation, lembaga pemikir di New Delhi yang memiliki hubungan dengan pemerintah, mengatakan, pemerintah harus memberikan uang muka awal untuk berbagai pesanan yang ditunda.
Dia mendaftar sejumlah peralatan yang akan dipesan itu antara lain 126 pesawat tempur dari Dassault, 197 helikopter ringan, 145 howitzer Ultra-ringan, 15 helikopter serbu Apache dan helikopter pengangkut 22 CH-47F Chinook.
Angkatan laut India juga membutuhkan kapal selam baru dan kapal siluman untuk melawan kehadiran Cina di Samudera Hindia.
Cina diperkirakan akan mengotorisasi penguatan pengeluaran pertahanan 2015 pada pekan mendatang meskipun ekonominya melambat, terutama untuk memperkuat angkatan laut dengan kapal anti-kapal selam dan mengembangkan kapal induk di luar satu-satunya kapal yang kini beroperasi.
Tahun lalu, dua tetangga raksasa ini terkunci dalam ketegangan di perbatasan keduanya di Himalaya. Meski diwarnai ketegangan, hubungan ekonomi dua negara berkembang pesat. Perdana Menteri India Narendra Modi dijadwalkan mengunjungi Cina tahun ini.
♞ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.