Viper dipilih untuk helikopter serang maritim RAN Bell AH-1Z Zulu★
Helikopter Bell AH-1Z Viper diusulkan sebagai Helikopter serang maritim Australia dan akan ditempatkan di kapal LHD Canbera Class terbaru RAN, demikian ucap perwakilan perusahaan Bell kepada IHS Jane di Avalon Airshow kemarin (24 Februari).
Bob Carrese, Wakil presiden regional untuk Asia-Pasifik, mengatakan sementara tidak ada persyaratan dari Australia secara formal, Helikopter Viper direkomendasikan sebagai helikopter serang maritin, sebagai harapan sebelum meng-upgrade helikopter Airbus 'Tiger' untuk konfigurasi maritim.
"The AH-1Z sudah melakukan semua misi yang dilakukan ADF [dengan Tiger], dan banyak lagi. Hal ini dapat membawa 16 rudal Hellfire [air-to-surface missiles] ditambah dua [air-to-air missiles] Sidewinder, dan memiliki cost-per-flight-hour seperti yang dicari ADF," katanya.
Angkatan Darat Australia saat ini menggunakan 22 helikopter Tiger, keputusan program upgrade helikopter ini masih digodok untuk dapat beroperasi dari dua LHDs Canberra Class Royal Australian Navy (RAN).
Menurut Carrese, kasus melawan program upgrade helikopter Tiger daripada pengadaan helikopter AH-1Z ini, karena helikopter Viper khusus dirancang untuk dioperasikan dalam lingkungan maritim.
"Ini bukan hanya tentang terbang helikopter dari kapal," katanya. "The AH-1Z telah dibangun untuk tahan terhadap korosi, mesinnya sama dengan yang dipasang pada [Lockheed Martin] helikopter maritim MH-60R [sebagaimana telah dipilih oleh RAN], dan rotor utama dengan sistem lipat dan sistem yang terlindung sehingga menjadi 'kapal-aman' ". Dengan 'kapal-aman', menurut Carrese berarti bahwa elektronik onboard kapal tidak akan mengganggu hardware dan software helikopter, seperti layaknya helikopter didarat.
Helikopter AH-1Z secara fisik cocok untuk domain maritim, kata Carrese, keuntungan yang lain dalam pelayanan operasional bersama dengan Korps Marinir AS (USMC). USMC secara teratur berada di Darwin, sehingga ADF dapat beroperasi bersama AH-1Z semakin banyak, sehingga ada keuntungan nyata dari interoperabilitas dan dukungan yang bisa didapat Australia dalam memilih helikopter ini.
Carrese mengatakan keputusan pengadaan AH-1Z masih belum jelas.
Selain berharap untuk pengadaan Australia, Carrese mengatakan kepada IHS Jane bahwa perusahaan sejauh ini telah menerima "tiga atau empat" surat pemberitahuan dari pelanggan internasional yang potensial untuk pengadaan helikopter AH-1Z, meskipun ia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.[IHS Janes]
Helikopter Bell AH-1Z Viper diusulkan sebagai Helikopter serang maritim Australia dan akan ditempatkan di kapal LHD Canbera Class terbaru RAN, demikian ucap perwakilan perusahaan Bell kepada IHS Jane di Avalon Airshow kemarin (24 Februari).
Bob Carrese, Wakil presiden regional untuk Asia-Pasifik, mengatakan sementara tidak ada persyaratan dari Australia secara formal, Helikopter Viper direkomendasikan sebagai helikopter serang maritin, sebagai harapan sebelum meng-upgrade helikopter Airbus 'Tiger' untuk konfigurasi maritim.
"The AH-1Z sudah melakukan semua misi yang dilakukan ADF [dengan Tiger], dan banyak lagi. Hal ini dapat membawa 16 rudal Hellfire [air-to-surface missiles] ditambah dua [air-to-air missiles] Sidewinder, dan memiliki cost-per-flight-hour seperti yang dicari ADF," katanya.
Angkatan Darat Australia saat ini menggunakan 22 helikopter Tiger, keputusan program upgrade helikopter ini masih digodok untuk dapat beroperasi dari dua LHDs Canberra Class Royal Australian Navy (RAN).
Menurut Carrese, kasus melawan program upgrade helikopter Tiger daripada pengadaan helikopter AH-1Z ini, karena helikopter Viper khusus dirancang untuk dioperasikan dalam lingkungan maritim.
"Ini bukan hanya tentang terbang helikopter dari kapal," katanya. "The AH-1Z telah dibangun untuk tahan terhadap korosi, mesinnya sama dengan yang dipasang pada [Lockheed Martin] helikopter maritim MH-60R [sebagaimana telah dipilih oleh RAN], dan rotor utama dengan sistem lipat dan sistem yang terlindung sehingga menjadi 'kapal-aman' ". Dengan 'kapal-aman', menurut Carrese berarti bahwa elektronik onboard kapal tidak akan mengganggu hardware dan software helikopter, seperti layaknya helikopter didarat.
Helikopter AH-1Z secara fisik cocok untuk domain maritim, kata Carrese, keuntungan yang lain dalam pelayanan operasional bersama dengan Korps Marinir AS (USMC). USMC secara teratur berada di Darwin, sehingga ADF dapat beroperasi bersama AH-1Z semakin banyak, sehingga ada keuntungan nyata dari interoperabilitas dan dukungan yang bisa didapat Australia dalam memilih helikopter ini.
Carrese mengatakan keputusan pengadaan AH-1Z masih belum jelas.
Selain berharap untuk pengadaan Australia, Carrese mengatakan kepada IHS Jane bahwa perusahaan sejauh ini telah menerima "tiga atau empat" surat pemberitahuan dari pelanggan internasional yang potensial untuk pengadaan helikopter AH-1Z, meskipun ia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.[IHS Janes]
★ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.