Duta Besar AS untuk Korea Selatan Mark Lippert meninggalkan lokasi setelah diserang di bagian muka oleh pria tidak dikenal dalam sebuah acara di Seoul, Kamis (5/3). Lippert mendapat serangan saat sedang menghadiri acara makan pagi di Seoul, ketika seorang menyayat mukanya, menurut saksi mata kepada Reuters. (ANTARA FOTO/REUTERS/Yonhap★
Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Korea Selatan, Mark Lippert, dilarikan ke rumah sakit setelah diserang di pusat budaya Sejong Art Centre, di Kota Seoul, Kamis pagi waktu setempat.
Seperti dikutip dari Al Jazeera, Mark Lippert diserang saat berpidato di sebuah acara sarapan. Ia ditikam di bagian wajah dan lengan.
Departemen Luar Negeri Amerika menyebutkan bahwa luka-luka yang dialami kepala delegasi Amerika di Korea Selatan itu tidak mengancam jiwa, dan telah dirawat di rumah sakit terdekat.
Menurut keterangan polisi, pelaku penusukan menggunakan sebuah pisau sepanjang 10 inci.
Ketika melakukan penyerangan, pelaku berteriak, "Jangan ada latihan perang."
Aksi penyerangan ini terjadi saat latihan perang Amerika dan Korea Selatan sedang digelar. Latihan perang itu sendiri dilakukan setiap tahun.
Pelaku penyerangan adalah pria berusia 55 tahun, yang juga merupakan ketua organisasi sipil yang memperjuangkan perdamaian dan rekonsiliasi antara dua Korea.
Sementara itu, Mark Lippert adalah mantan petinggi Pentagon yang menjadi penasehat kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama ketika Lippert menjabat sebagai senator dari Illinois.
"Presiden menelpon Dubes AS di Korea Selatan, untuk memberitahu bahwa ia dan istrinya Robyn ada di dalam doa Presiden, dan berharap ia segera pulih," kata juru bicara Badan Keamanan Nasional, Bernadette Meehan dalam sebuah keterangan tertulis.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry juga menyampaikan simpatinya lewat akun Twitter @JohnKerry.(E012)
Pria bersenjata lukai wajah dubes AS untuk Korsel
Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan Mark Lippert terluka pada wajahnya akibat serangan pisau milik seorang warga Seoul pada Kamis saat menghadiri forum reunifikasi Korea.
Lipperrt, 42, menderita pendarahan pada wajah namun masih mampu berjalan setelah menerima serangan tersebut.
"Kami sangat mengecam tindakan kekerasan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Marie Harf.
Penyerang Lippert berhasil diringkus oleh pihak kepolisian dan diidentifikasi dengan nama Kim Ki-ong. Sejumlah saksi menyatakan bahwa dia menggunakan pisau buah kecil untuk melakukan aksinya.
Saat melakukan serangan, Kim nampak mengenakan pakaian tradisional Korea dan meneriakkan slogan persatuan Korea Selatan dan Korea Utara. Dia juga menolak "latihan perang" yang setiap tahunnya digelar oleh Seoul dan Washington.
"Pelaku datang dengan menggunakan pakaian tradisional Korea berwarna coklat. Dia meneriakkan sesuatu, mendekati duta besar dan kemudian menyerang wajahnya," kata seorang saksi bernama Michael Lammbrau dari lembaga Arirang Institute kepada Reuters.
Kim sendiri adalah anggota kelompok pro-unifikasi Korea yang merupakan penyelenggara acara yang dihadiri sang duta besar, demikian keterangan polisi. Sebelumnya dia pernah melakukan aksi demonstrasi sendirian untuk memprotes Jepang atas klaim kepemilikian pulau sengketa yang dikenal sebagai Dokdo di antara warga Korea dan Takeshina di Jepang.
"Orang-orang mencoba melumpuhkan pelaku sementara duta besar masih duduk di kursinya. Duta besar sempat melawan pelaku di kursinya. Darah berceceran di tempat kejadian akibat luka sepanjang tujuh inchi di bagian wajah kanan," kata Lammbrau.
"Dia meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika, anti-imperialis dan sejenisnya saat ditangkap," kata Lammbrau.
Lippert menjadi duta besar di Korea Selatan sejak November tahun lalu. Dia dikenal sebagai orang yang terbuka dan bergaya informal.
Acara pada Kamis digelar oleh kelompok Korean Council for Reconciliation and Cooperation. Mereka kemudian menulis keterangan yang mengecam serangan dan meminta maaf kepada pemerintah Amerika Serikat beserta Korea Selatan, demikian Reuters melaporkan.(G005)
Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Korea Selatan, Mark Lippert, dilarikan ke rumah sakit setelah diserang di pusat budaya Sejong Art Centre, di Kota Seoul, Kamis pagi waktu setempat.
Seperti dikutip dari Al Jazeera, Mark Lippert diserang saat berpidato di sebuah acara sarapan. Ia ditikam di bagian wajah dan lengan.
Departemen Luar Negeri Amerika menyebutkan bahwa luka-luka yang dialami kepala delegasi Amerika di Korea Selatan itu tidak mengancam jiwa, dan telah dirawat di rumah sakit terdekat.
Menurut keterangan polisi, pelaku penusukan menggunakan sebuah pisau sepanjang 10 inci.
Ketika melakukan penyerangan, pelaku berteriak, "Jangan ada latihan perang."
Aksi penyerangan ini terjadi saat latihan perang Amerika dan Korea Selatan sedang digelar. Latihan perang itu sendiri dilakukan setiap tahun.
Pelaku penyerangan adalah pria berusia 55 tahun, yang juga merupakan ketua organisasi sipil yang memperjuangkan perdamaian dan rekonsiliasi antara dua Korea.
Sementara itu, Mark Lippert adalah mantan petinggi Pentagon yang menjadi penasehat kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama ketika Lippert menjabat sebagai senator dari Illinois.
"Presiden menelpon Dubes AS di Korea Selatan, untuk memberitahu bahwa ia dan istrinya Robyn ada di dalam doa Presiden, dan berharap ia segera pulih," kata juru bicara Badan Keamanan Nasional, Bernadette Meehan dalam sebuah keterangan tertulis.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry juga menyampaikan simpatinya lewat akun Twitter @JohnKerry.(E012)
Pria bersenjata lukai wajah dubes AS untuk Korsel
Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan Mark Lippert terluka pada wajahnya akibat serangan pisau milik seorang warga Seoul pada Kamis saat menghadiri forum reunifikasi Korea.
Lipperrt, 42, menderita pendarahan pada wajah namun masih mampu berjalan setelah menerima serangan tersebut.
"Kami sangat mengecam tindakan kekerasan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Marie Harf.
Penyerang Lippert berhasil diringkus oleh pihak kepolisian dan diidentifikasi dengan nama Kim Ki-ong. Sejumlah saksi menyatakan bahwa dia menggunakan pisau buah kecil untuk melakukan aksinya.
Saat melakukan serangan, Kim nampak mengenakan pakaian tradisional Korea dan meneriakkan slogan persatuan Korea Selatan dan Korea Utara. Dia juga menolak "latihan perang" yang setiap tahunnya digelar oleh Seoul dan Washington.
"Pelaku datang dengan menggunakan pakaian tradisional Korea berwarna coklat. Dia meneriakkan sesuatu, mendekati duta besar dan kemudian menyerang wajahnya," kata seorang saksi bernama Michael Lammbrau dari lembaga Arirang Institute kepada Reuters.
Kim sendiri adalah anggota kelompok pro-unifikasi Korea yang merupakan penyelenggara acara yang dihadiri sang duta besar, demikian keterangan polisi. Sebelumnya dia pernah melakukan aksi demonstrasi sendirian untuk memprotes Jepang atas klaim kepemilikian pulau sengketa yang dikenal sebagai Dokdo di antara warga Korea dan Takeshina di Jepang.
"Orang-orang mencoba melumpuhkan pelaku sementara duta besar masih duduk di kursinya. Duta besar sempat melawan pelaku di kursinya. Darah berceceran di tempat kejadian akibat luka sepanjang tujuh inchi di bagian wajah kanan," kata Lammbrau.
"Dia meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika, anti-imperialis dan sejenisnya saat ditangkap," kata Lammbrau.
Lippert menjadi duta besar di Korea Selatan sejak November tahun lalu. Dia dikenal sebagai orang yang terbuka dan bergaya informal.
Acara pada Kamis digelar oleh kelompok Korean Council for Reconciliation and Cooperation. Mereka kemudian menulis keterangan yang mengecam serangan dan meminta maaf kepada pemerintah Amerika Serikat beserta Korea Selatan, demikian Reuters melaporkan.(G005)
☠ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.