F-16 TS-1608 yang di Piloti langsung oleh Danskadron Udara 16 Letkol Pnb Nur Alimi dan F-16 TS-1610 oleh Lettu Pnb Nehemia Anang dengan Call sign Rydder Flight kembali ke Lanud Ranai setelah mengusir pesawat asing jenis C-130 Hercules, Sabtu (25/6). (wartakepri) ♣
Pada pukul 10.37 WIB Komandan Skadron Udara 16 menerima perintah dari Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Kosekhanudnas I) Jakarta bahwa ada pesawat asing yang melintasi Wilayah Udara Natuna NKRI tanpa izin, Sabtu (25/06/2016).
Kemudian Skadron Udara 16 menindak lanjuti perintah tersebut dan segera menyiapkan pesawat untuk melaksanakan Intersept dengan Crew, Pesawat TS-1608 yang di Piloti langsung oleh Danskadron Udara 16 Letkol Pnb Nur Alimi dan Pesawat TS-1610 oleh Lettu Pnb Nehemia Anang dengan Call sign Rydder Flight dan Airborne pada pukul 10.56 Wib.
Pesawat Tempur F-16 milik TNI AU tersebut langsung menuju kesasaran yang diberikan oleh Satuan Radar 212 Ranai, Natuna.
Selanjutnya pada pukul 11.04 Wib, 2 pesawat Tempur TNI AU berhasil mengidentifikasi satu pesawat asing tersebut dengan jenis C-130 Hercules yang terbang di ketinggian Flight 230 di wilayah barat Natuna.
Rydder Flight mendapat perintah untuk melaksanakan pengusiran dari wilayah teretorial NKRI dan tetap melaksanakan penugasan sampai dengan pesawat asing tersebut benar-benar keluar dari wilayah NKRI.
Setelah melaksanakan pengusiran, Rydder Flight (2 F-16) melaksanakan patroli udara di sekitar wilayah udara diatas perairan Natuna,untuk meyakinkan tidak ada lagi pesawat asing yang masuk NKRI tanpa izin yang jelas dan Rydder Flight (2 F-16) kembali ke Lanud Ranai pada pukul 12.02 Wib.
Komandan Lanud Ranai, Kolonel Pnb Nurtantio Affan, SE.,MH mengatakan, “Keberadaan Unsur tempur di Lanud Ranai dalam rangka Tangkis Sergap yang diselenggarakan Komando Pertahanan Udaran Nasional Jakarta ini sangat penting berada posisi natuna yang strategis, pesawat tempur F-16 ini dapat kita operasikan bukan hanya mengamati di atas permukaan udara tetapi sampai dipermukan air hingga mampu menjaga wilayah NKRI.” Jelas Danlanud.Pen.Ranai.
Pesawat Malaysia di Natuna Kooperatif Jadi Diperingatkan Saja
TNI Angkatan Udara (AU) mengatakan pesawat AU Malaysia sempat melakukan pelanggaran dengan memasuki wilayah Indonesia. TNI AU mengatakan belum ada permintaan maaf atau pernyataan resmi pihak Malaysia ke pemerintah Indonesia soal kejadian itu.
“Jadi selama mereka kooperatif mengikuti aturannya, ya kita hanya sebatas peringatan itu saja, enggak sampai membuat pernyataan pada pihak Malaysia,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma Wieko Syofyan saat dihubungi detikcom, Minggu (26/6/2016).
Wieko mengatakan sejauh ini peristiwa itu hanya menjadi catatan bagi TNI AU saja. Dia menyebut pesawat Malaysia tidak terlalu dalam masuk ke wilayah NKRI.
“Ya sementara ini masih tetap menjadi catatan kita ya. Karena sebenarnya enggak terlalu masuk ke dalam (wilayah NKRI), jadi itu biasa kejadian seperti itu di wilayah perbatasan. Jadi sementara ini sebatas kita catat saja,” paparnya.
Dijelaskannya, pesawat Malaysia yang melintasi wilayah udara Kepualaun Natuna, Kepulauan Riau itu adalah pesawat jenis Hercules C-130. Wieko mengatakan bahwa pelanggaran tersebut terjadi pada Sabtu (25/6/2016) dan pesawat F-16 Fighting Falcon milik Indonesia sempat terbang untuk mengejar pesawat Malaysia tersebut.
“Pesawat Malaysia sempat diperingatkan oleh pesawat F-16 TNI AU yang sedang bertugas di wilayah Natuna. Selanjutnya pesawat Malaysia keluar wilayah udara RI,” ujarnya.
Pada pukul 10.37 WIB Komandan Skadron Udara 16 menerima perintah dari Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Kosekhanudnas I) Jakarta bahwa ada pesawat asing yang melintasi Wilayah Udara Natuna NKRI tanpa izin, Sabtu (25/06/2016).
Kemudian Skadron Udara 16 menindak lanjuti perintah tersebut dan segera menyiapkan pesawat untuk melaksanakan Intersept dengan Crew, Pesawat TS-1608 yang di Piloti langsung oleh Danskadron Udara 16 Letkol Pnb Nur Alimi dan Pesawat TS-1610 oleh Lettu Pnb Nehemia Anang dengan Call sign Rydder Flight dan Airborne pada pukul 10.56 Wib.
Pesawat Tempur F-16 milik TNI AU tersebut langsung menuju kesasaran yang diberikan oleh Satuan Radar 212 Ranai, Natuna.
Selanjutnya pada pukul 11.04 Wib, 2 pesawat Tempur TNI AU berhasil mengidentifikasi satu pesawat asing tersebut dengan jenis C-130 Hercules yang terbang di ketinggian Flight 230 di wilayah barat Natuna.
Rydder Flight mendapat perintah untuk melaksanakan pengusiran dari wilayah teretorial NKRI dan tetap melaksanakan penugasan sampai dengan pesawat asing tersebut benar-benar keluar dari wilayah NKRI.
Setelah melaksanakan pengusiran, Rydder Flight (2 F-16) melaksanakan patroli udara di sekitar wilayah udara diatas perairan Natuna,untuk meyakinkan tidak ada lagi pesawat asing yang masuk NKRI tanpa izin yang jelas dan Rydder Flight (2 F-16) kembali ke Lanud Ranai pada pukul 12.02 Wib.
Komandan Lanud Ranai, Kolonel Pnb Nurtantio Affan, SE.,MH mengatakan, “Keberadaan Unsur tempur di Lanud Ranai dalam rangka Tangkis Sergap yang diselenggarakan Komando Pertahanan Udaran Nasional Jakarta ini sangat penting berada posisi natuna yang strategis, pesawat tempur F-16 ini dapat kita operasikan bukan hanya mengamati di atas permukaan udara tetapi sampai dipermukan air hingga mampu menjaga wilayah NKRI.” Jelas Danlanud.Pen.Ranai.
Pesawat Malaysia di Natuna Kooperatif Jadi Diperingatkan Saja
TNI Angkatan Udara (AU) mengatakan pesawat AU Malaysia sempat melakukan pelanggaran dengan memasuki wilayah Indonesia. TNI AU mengatakan belum ada permintaan maaf atau pernyataan resmi pihak Malaysia ke pemerintah Indonesia soal kejadian itu.
“Jadi selama mereka kooperatif mengikuti aturannya, ya kita hanya sebatas peringatan itu saja, enggak sampai membuat pernyataan pada pihak Malaysia,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma Wieko Syofyan saat dihubungi detikcom, Minggu (26/6/2016).
Wieko mengatakan sejauh ini peristiwa itu hanya menjadi catatan bagi TNI AU saja. Dia menyebut pesawat Malaysia tidak terlalu dalam masuk ke wilayah NKRI.
“Ya sementara ini masih tetap menjadi catatan kita ya. Karena sebenarnya enggak terlalu masuk ke dalam (wilayah NKRI), jadi itu biasa kejadian seperti itu di wilayah perbatasan. Jadi sementara ini sebatas kita catat saja,” paparnya.
Dijelaskannya, pesawat Malaysia yang melintasi wilayah udara Kepualaun Natuna, Kepulauan Riau itu adalah pesawat jenis Hercules C-130. Wieko mengatakan bahwa pelanggaran tersebut terjadi pada Sabtu (25/6/2016) dan pesawat F-16 Fighting Falcon milik Indonesia sempat terbang untuk mengejar pesawat Malaysia tersebut.
“Pesawat Malaysia sempat diperingatkan oleh pesawat F-16 TNI AU yang sedang bertugas di wilayah Natuna. Selanjutnya pesawat Malaysia keluar wilayah udara RI,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.