Di GarutRX 450 sedang dalam proses persiapan peluncuran dari lokasi Uji Terbang LAPAN Garut, Jawa Barat, Kamis (07/12) [LAPAN]
★
LAPAN sukses melaksanakan uji terbang roket eksperimen (RX 450 dan RX 1220). Kegiatan ini berlangsung di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut, (LAPAN Garut), Jawa Barat. Peluncuran tersebut dihadiri oleh perwakilan Kementerian Keuangan RI dan Bappenas.
Kepala Program Peluncuran Roket, Dr. Bagus H. Jihat menjelaskan, program RX 1220 adalah cikal bakal dari Roket R-HAN122 B. Sedangkan uji terbang RX 450 merupakan penyempurnaan teknologi dari uji terbang RX 450 sebelumnya yang dilakukan tahun 2015 dan 2016. “Untuk program tahun 2018, diharapkan dapat dilakukan uji terbang RX 320 sistem separasi muatan,” imbuhnya.
Deputi Bidang TeknoIogi Penerbangan dan Antariksa, Dr. Rika Andiarti menyatakan, uji terbang roket RX 450 secara kinerja terhitung sukses dibandingkan dengan uji terbang sebelumnya. “Meskipun kita belum memperoleh data secara teknis,” jelasnya. Lebih lanjut, ia mengatakan, meskipun belum optimal, LAPAN terus melakukan perbaikan dan improvisasi kinerja Roket RX 450.
Dalam Renstra, capaian tahun 2019 sudah terprogram. Akan tetapi hal itu harus memenuhi berbagai persyaratan. Salah satunya peningkatan dalam sistem penerimaan data, peningkatan jangkauan terbang, dan kinerja lebih baik dari peluncuran sebelumnya. Momentum uji terbang kali ini akan dilanjutkan dengan uji statik roket RX 550.
Menurut Kepala LAPAN, Prof Dr. Thomas Djamaluddin, RX 450 merupakan roket terbesar yang pernah diluncurkan LAPAN. Program Roket Sonda LAPAN ditujukan untuk maksud-maksud damai. Roket ini yang nantinya akan digunakan dalam salah satu rangkaian Roket Pengorbit Satelit (RPS). Tentu saja hal ini disinergikan dengan rencana pembangunan bandar antariksa.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penguasaan teknologi roket mengalami berlapis-lapis kendala karena tingkat kesulitannya lebih tinggi. “Meskipun diberi anggaran besar, belum tentu bisa terealisasi karena kita belum ditunjang dengan SDM dan industri pendukung yang lebih memadai,” imbuhnya.
Lain hal, Thomas mengatakan, lokasi peluncuran roket di Garut selain digunakan untuk uji terbang, namun juga untuk kegiatan riset lainnya, seperti uji statik, uji pesawat tanpa awak, serta pengamatan antariksa dan atmosfer. Lokasi ini juga berfungsi sebagai pusat edukasi antariksa dan wisata ilmiah. hal tersebut sudah disepakati dengan Pemda Garut.
LAPAN sukses melaksanakan uji terbang roket eksperimen (RX 450 dan RX 1220). Kegiatan ini berlangsung di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut, (LAPAN Garut), Jawa Barat. Peluncuran tersebut dihadiri oleh perwakilan Kementerian Keuangan RI dan Bappenas.
Kepala Program Peluncuran Roket, Dr. Bagus H. Jihat menjelaskan, program RX 1220 adalah cikal bakal dari Roket R-HAN122 B. Sedangkan uji terbang RX 450 merupakan penyempurnaan teknologi dari uji terbang RX 450 sebelumnya yang dilakukan tahun 2015 dan 2016. “Untuk program tahun 2018, diharapkan dapat dilakukan uji terbang RX 320 sistem separasi muatan,” imbuhnya.
Deputi Bidang TeknoIogi Penerbangan dan Antariksa, Dr. Rika Andiarti menyatakan, uji terbang roket RX 450 secara kinerja terhitung sukses dibandingkan dengan uji terbang sebelumnya. “Meskipun kita belum memperoleh data secara teknis,” jelasnya. Lebih lanjut, ia mengatakan, meskipun belum optimal, LAPAN terus melakukan perbaikan dan improvisasi kinerja Roket RX 450.
Dalam Renstra, capaian tahun 2019 sudah terprogram. Akan tetapi hal itu harus memenuhi berbagai persyaratan. Salah satunya peningkatan dalam sistem penerimaan data, peningkatan jangkauan terbang, dan kinerja lebih baik dari peluncuran sebelumnya. Momentum uji terbang kali ini akan dilanjutkan dengan uji statik roket RX 550.
Menurut Kepala LAPAN, Prof Dr. Thomas Djamaluddin, RX 450 merupakan roket terbesar yang pernah diluncurkan LAPAN. Program Roket Sonda LAPAN ditujukan untuk maksud-maksud damai. Roket ini yang nantinya akan digunakan dalam salah satu rangkaian Roket Pengorbit Satelit (RPS). Tentu saja hal ini disinergikan dengan rencana pembangunan bandar antariksa.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penguasaan teknologi roket mengalami berlapis-lapis kendala karena tingkat kesulitannya lebih tinggi. “Meskipun diberi anggaran besar, belum tentu bisa terealisasi karena kita belum ditunjang dengan SDM dan industri pendukung yang lebih memadai,” imbuhnya.
Lain hal, Thomas mengatakan, lokasi peluncuran roket di Garut selain digunakan untuk uji terbang, namun juga untuk kegiatan riset lainnya, seperti uji statik, uji pesawat tanpa awak, serta pengamatan antariksa dan atmosfer. Lokasi ini juga berfungsi sebagai pusat edukasi antariksa dan wisata ilmiah. hal tersebut sudah disepakati dengan Pemda Garut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.