✈ Untuk operasi militer dan kemanusiaan ✈ Teknologi Jetwave Military dari Honeywell [US Army]
Honeywell selama ini dikenal sebagai salah satu mitra Pemerintah RI di bidang pertahanan. Antara lain, memberikan dukungan atas kebutuhan teknologi militer kedirgantaraan.
Honeywell selama ini menjadi mitra PT Dirgantara Indonesia untuk menyuplai 34 mesin TPE 331 serta teknologi avionik yang digunakan di pesawat NC212i produksi PTDI.
Honeywell juga menyediakan teknologi upgrade untuk pesawat angkut Hercules C-130 yang digunakan untuk keperluan militer maupun kemanusiaan seperti bantuan darurat. Teknologi yang dihadirkan berupa radar cuaca dan anti tabrakan.
Kegiatan pengiriman bantuan darurat bisa dilakukan dengan kondisi pesawat yang beroperasi dengan aman dan efisien.
Perusahaan asal Amerika Serikat ini menyatakan siap mendukung upaya Indonesia meningkatkan kemampuan perlengkapan militer kedirgantaraannya sekaligus memperpanjang masa gunanya dengan menghadirkan teknologi C4ISR (command, control, communication, computer, intelligence, surveillance, and reconnaissance).
Roy Kosasih, President, Honeywell IndonesiA mengatakan, C4ISR merupakan teknologi dari Honeywell untuk meningkatkan koordinasi operasi militer antara prajurit dan komandannya. Teknologi ini juga bisa digunakan untuk mendukung operasi kemanusiaan seperti penerbangan ke daerah bencana agar mobilisasi bantuan bisa dilakukan cepat dan tiba tepat waktu.
“Kami dapat meningkatkan kemampuan TNI dalam mengelola, memproses dan mendistribusikan informasi secara efektif. Solusi dari Honeywell untuk C4ISR dapat secara presisi membantu upaya koordinasi, pelacakan dan pemantauan aset militer hingga keputusan dapat diambil dengan cepat dan tepat, baik saat perang maupun dalam kondisi damai,” jelas Roy Kosasih.
Dia juga menjelaskan, teknologi C4ISR Honeywell menjamin data dapat diterima dengan aman dan utuh secara konsisten hingga membantu kesuksesan misi operasional.
“Teknologi kami juga membantu proses komunikasi secara keseluruhan hingga informasi penting di darat, laut, udara dan dunia maya dapat selalu diketahui secara tepat,” ungkap Roy Kosasih.
Bagaimana teknologi C4ISR ini beroperasi dan apa platform yang digunakan?
Tim Van Luven, vice president, Aftermarket Sales, Defense, Asia Pacific, Honeywell Aerospace menjelaskan, teknologi C4ISR menyambungkan semua sensor-sensor agar data dapat dikumpulkan dan dianalisa hingga segala keputusan, termasuk peringatan dan panggilan, dapat dilakukan oleh ruang pusat kendali secara cepat dan tepat.
“Honeywell membantu sistem pertahanan negara untuk meningkatkan infra and infostruktur mereka dalam hal C4ISR dengan menambahkan sensor-sensor dan beragam aktuator (penggerak) di wilayah operasional,” jelas Tim Van Luven.
Dia menambahkan, Honeywell juga mampu meningkatkan daya konektivitas dengan sistim komunikasi satelit seperti JetWave dan VIPER, produk-produk Common Datalink dan GoDirect Services.
“Teknologi C4ISR tidak dibatasi aplikasinya dengan jumlah platform dan bisa digunakan untuk di darat, laut dan udara,” tegasnya.
“Kami di Honeywell memegang teguh prinsip perusahaan kami, yaitu “The Power of Connected”, atau menghubungkan segala suatu yang nyata secara digital,” imbuh Tim.
Sistim komunikasi satelit (sitcom) dan konektivitas adalah komponen penting untuk C4ISR hingga jika ingin mendapatkan hasil yang optimal, maka sistim harus didukung dengan komponen-komponen seperti sensor dan penggerak, platform power dan manajemen data serta keamanan cyber.
Awal tahun 2019 ini, kementerian pertahanan Indonesia mengkonfirmasi rencana untuk membeli lima pesawat C-130 untuk pemerajaan.
Roy menyatakan, Honeywell dapat menawarkan solusi di bawah ini untuk armada C-130 di negara-negara termasuk Indonesia, Taiwan, Republik Korea, Thailand, Malaysia, dan Filipina berupa Avionics Systems, RDR-4000M 3D Weather Radar, Satellite Communication, Enhanced Ground Proximity Warning System (EGPWS) dan Traffic Collision and Avoidance System (TCAS).
Pihaknya juga menyediakan teknologi Health and Usage Monitoring System (HUMS), Embedded Global Positioning System/Inertial Navigation System (EGI), Mechanical Systems, Auxiliary Power Units (APUs) & Generator, Environment Control System dan Air Turbine Starter.
Roy Kosasih menilai, Indonesia merupakan pasar yang bagus untuk teknologi C4ISR ini. “Pangsa pasar C4ISR diprediksikan akan mencapai $119,39 milyar pada tahun 2022, dimana pasar Asia Pasifik diperkirakan akan mengalami pertumbuhan paling pesat diantara tahun 2017-2022,” ungkap Roy Kosasih.
Terkait kapan TNI mulai menggunakan C4ISR, Roy menyatakan, pihaknya terus melakukan diskusi dengan pemerintah RI dan membantu mengevaluasi kebutuhan pertahanan negara termasuk bekerjasama dengan perusahaan lokal di industri ini.
Honeywell selama ini dikenal sebagai salah satu mitra Pemerintah RI di bidang pertahanan. Antara lain, memberikan dukungan atas kebutuhan teknologi militer kedirgantaraan.
Honeywell selama ini menjadi mitra PT Dirgantara Indonesia untuk menyuplai 34 mesin TPE 331 serta teknologi avionik yang digunakan di pesawat NC212i produksi PTDI.
Honeywell juga menyediakan teknologi upgrade untuk pesawat angkut Hercules C-130 yang digunakan untuk keperluan militer maupun kemanusiaan seperti bantuan darurat. Teknologi yang dihadirkan berupa radar cuaca dan anti tabrakan.
Kegiatan pengiriman bantuan darurat bisa dilakukan dengan kondisi pesawat yang beroperasi dengan aman dan efisien.
Perusahaan asal Amerika Serikat ini menyatakan siap mendukung upaya Indonesia meningkatkan kemampuan perlengkapan militer kedirgantaraannya sekaligus memperpanjang masa gunanya dengan menghadirkan teknologi C4ISR (command, control, communication, computer, intelligence, surveillance, and reconnaissance).
Roy Kosasih, President, Honeywell IndonesiA mengatakan, C4ISR merupakan teknologi dari Honeywell untuk meningkatkan koordinasi operasi militer antara prajurit dan komandannya. Teknologi ini juga bisa digunakan untuk mendukung operasi kemanusiaan seperti penerbangan ke daerah bencana agar mobilisasi bantuan bisa dilakukan cepat dan tiba tepat waktu.
“Kami dapat meningkatkan kemampuan TNI dalam mengelola, memproses dan mendistribusikan informasi secara efektif. Solusi dari Honeywell untuk C4ISR dapat secara presisi membantu upaya koordinasi, pelacakan dan pemantauan aset militer hingga keputusan dapat diambil dengan cepat dan tepat, baik saat perang maupun dalam kondisi damai,” jelas Roy Kosasih.
Dia juga menjelaskan, teknologi C4ISR Honeywell menjamin data dapat diterima dengan aman dan utuh secara konsisten hingga membantu kesuksesan misi operasional.
“Teknologi kami juga membantu proses komunikasi secara keseluruhan hingga informasi penting di darat, laut, udara dan dunia maya dapat selalu diketahui secara tepat,” ungkap Roy Kosasih.
Bagaimana teknologi C4ISR ini beroperasi dan apa platform yang digunakan?
Tim Van Luven, vice president, Aftermarket Sales, Defense, Asia Pacific, Honeywell Aerospace menjelaskan, teknologi C4ISR menyambungkan semua sensor-sensor agar data dapat dikumpulkan dan dianalisa hingga segala keputusan, termasuk peringatan dan panggilan, dapat dilakukan oleh ruang pusat kendali secara cepat dan tepat.
“Honeywell membantu sistem pertahanan negara untuk meningkatkan infra and infostruktur mereka dalam hal C4ISR dengan menambahkan sensor-sensor dan beragam aktuator (penggerak) di wilayah operasional,” jelas Tim Van Luven.
Dia menambahkan, Honeywell juga mampu meningkatkan daya konektivitas dengan sistim komunikasi satelit seperti JetWave dan VIPER, produk-produk Common Datalink dan GoDirect Services.
“Teknologi C4ISR tidak dibatasi aplikasinya dengan jumlah platform dan bisa digunakan untuk di darat, laut dan udara,” tegasnya.
“Kami di Honeywell memegang teguh prinsip perusahaan kami, yaitu “The Power of Connected”, atau menghubungkan segala suatu yang nyata secara digital,” imbuh Tim.
Sistim komunikasi satelit (sitcom) dan konektivitas adalah komponen penting untuk C4ISR hingga jika ingin mendapatkan hasil yang optimal, maka sistim harus didukung dengan komponen-komponen seperti sensor dan penggerak, platform power dan manajemen data serta keamanan cyber.
Awal tahun 2019 ini, kementerian pertahanan Indonesia mengkonfirmasi rencana untuk membeli lima pesawat C-130 untuk pemerajaan.
Roy menyatakan, Honeywell dapat menawarkan solusi di bawah ini untuk armada C-130 di negara-negara termasuk Indonesia, Taiwan, Republik Korea, Thailand, Malaysia, dan Filipina berupa Avionics Systems, RDR-4000M 3D Weather Radar, Satellite Communication, Enhanced Ground Proximity Warning System (EGPWS) dan Traffic Collision and Avoidance System (TCAS).
Pihaknya juga menyediakan teknologi Health and Usage Monitoring System (HUMS), Embedded Global Positioning System/Inertial Navigation System (EGI), Mechanical Systems, Auxiliary Power Units (APUs) & Generator, Environment Control System dan Air Turbine Starter.
Roy Kosasih menilai, Indonesia merupakan pasar yang bagus untuk teknologi C4ISR ini. “Pangsa pasar C4ISR diprediksikan akan mencapai $119,39 milyar pada tahun 2022, dimana pasar Asia Pasifik diperkirakan akan mengalami pertumbuhan paling pesat diantara tahun 2017-2022,” ungkap Roy Kosasih.
Terkait kapan TNI mulai menggunakan C4ISR, Roy menyatakan, pihaknya terus melakukan diskusi dengan pemerintah RI dan membantu mengevaluasi kebutuhan pertahanan negara termasuk bekerjasama dengan perusahaan lokal di industri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.