Uji coba sitem pertahanan rudal S-400 oleh Turki. [Foto/Avia.pro] ★
Tes sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia pada hari Jumat oleh Turki mengalami kegagalan. Hal itu diungkap Avia, media Rusia yang mengkhususkan diri dalam masalah militer.
"Penggunaan militer pertama dari sistem pertahanan rudal S-400 oleh tentara Turki gagal karena penolakan Ankara untuk membantu pasukan khusus militer Rusia," tulis Avia, Selasa (20/10/2020).
Video-video yang diterbitkan oleh Turki menunjukkan misil memang diluncurkan dari sistem rudal S-400, tetapi berakhir tak jauh dari lokasi peluncuran.
Para pakar yang dikutip Avia mengatakan tidak ada video yang menunjukkan saat rudal yang ditembakkan S-400 mencapai targetnya, juga tidak ada suara hulu ledak yang meledak.
“Ankara sejauh ini belum membuat pernyataan resmi tentang peluncuran roket, namun yang paling mengejutkan adalah bahwa meskipun target yang digunakan, menurut media lokal, bagi S-400 adalah yang benar, tidak ada di mana pun mereka muncul di langit, meski tidak ada awan," lanjut ulasan Avia.
"Menurut para ahli, sistem S-400 hanya dapat diuji pada rudal atau jet tempur, dan tidak pada drone kecil. Tidak adanya jejak penerbangan, tidak adanya ledakan rudal, dan jalur lurus rudal itu mengkhawatirkan," imbuh laporan media Rusia tersebut.
Namun, media Turki memberitakan bahwa total ada tiga target yang terkena. Dari sekian banyak video, terlihat bahwa hanya ada satu peluncuran, yang juga menimbulkan banyak pertanyaan.
Bahkan video yang di-posting dari tes S-400 oleh Uğur Giresun, ketua AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) yang berkuasa untuk cabang lokal Sinope, menunjukkan tiga peluncuran yang mencolok dari sudut yang berbeda tetapi tidak ada target yang berhasil dicapai.
Turkish Minute melaporkan minggu lalu dengan mengutip dokumen Turki yang merinci tes yang akan dilakukan di Sinope firing range, bahwa tujuannya adalah untuk memastikan kemampuan keterlibatan sistem senjata S-400, kemampuan deteksi dan pelacakan radar sistem, komunikasi kemampuan sistem, dan kontrol penembakan serta kemampuan komando. (min)
Tes sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia pada hari Jumat oleh Turki mengalami kegagalan. Hal itu diungkap Avia, media Rusia yang mengkhususkan diri dalam masalah militer.
"Penggunaan militer pertama dari sistem pertahanan rudal S-400 oleh tentara Turki gagal karena penolakan Ankara untuk membantu pasukan khusus militer Rusia," tulis Avia, Selasa (20/10/2020).
Video-video yang diterbitkan oleh Turki menunjukkan misil memang diluncurkan dari sistem rudal S-400, tetapi berakhir tak jauh dari lokasi peluncuran.
Para pakar yang dikutip Avia mengatakan tidak ada video yang menunjukkan saat rudal yang ditembakkan S-400 mencapai targetnya, juga tidak ada suara hulu ledak yang meledak.
“Ankara sejauh ini belum membuat pernyataan resmi tentang peluncuran roket, namun yang paling mengejutkan adalah bahwa meskipun target yang digunakan, menurut media lokal, bagi S-400 adalah yang benar, tidak ada di mana pun mereka muncul di langit, meski tidak ada awan," lanjut ulasan Avia.
"Menurut para ahli, sistem S-400 hanya dapat diuji pada rudal atau jet tempur, dan tidak pada drone kecil. Tidak adanya jejak penerbangan, tidak adanya ledakan rudal, dan jalur lurus rudal itu mengkhawatirkan," imbuh laporan media Rusia tersebut.
Namun, media Turki memberitakan bahwa total ada tiga target yang terkena. Dari sekian banyak video, terlihat bahwa hanya ada satu peluncuran, yang juga menimbulkan banyak pertanyaan.
Bahkan video yang di-posting dari tes S-400 oleh Uğur Giresun, ketua AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) yang berkuasa untuk cabang lokal Sinope, menunjukkan tiga peluncuran yang mencolok dari sudut yang berbeda tetapi tidak ada target yang berhasil dicapai.
Turkish Minute melaporkan minggu lalu dengan mengutip dokumen Turki yang merinci tes yang akan dilakukan di Sinope firing range, bahwa tujuannya adalah untuk memastikan kemampuan keterlibatan sistem senjata S-400, kemampuan deteksi dan pelacakan radar sistem, komunikasi kemampuan sistem, dan kontrol penembakan serta kemampuan komando. (min)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.