Proses embarkasi dan debarkasi Caesar, Astros dan Transporter pada LST 520 dan LPD 592 TNI AL [Kolinlamil] ★
KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Banjarmasin 592 yang berada dijajaran Satlinlamil 2 Surabaya mengadakan uji coba embarkasi dan debarkasi material tempur milik TNI AD, Kamis (22/10), di Dermaga E Selatan, Koarmada II, Ujung, Surabaya.
Material tempur milik Batalion Kavaleri 8 Divisi 2 Kostrad ini digunakan Satuan Tugas Darat (Satgasrat) dalam Latihan Antar Kecabangan Kartika Yudha 2020. Material tempur tersebut diantaranya : Transporter, Meriam Caesar dan Astros.
Kendaraan tempur yang diujicobakan embarkasi dan debarkasi menjelang dilaksanakan latihan puncak TNI AD yang akan diangkut KRI jenis LST dan LPD milik Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).
Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) 2 Surabaya yang mengendalikan kedua KRI untuk mendukung latihan antar kecabangan Kartika Yudha TNI AD tahun 2020. Sebagai salah satu satuan pelaksana Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), satuan ini akan mendukung latihan kecabangan AD tersebut sebagai Komando tugas pendaratan administrasi yang akan mengangkut dan pergeseran pasukan dari DSA (Daerah sasaran awal) menuju daerah pertempuran yang dituju.
Untuk itu, Komandan Satlinlamil 2 Surabaya Kolonel Laut (P) Elmondo Samuel Sianipar telah mempersiapkan keterlibatan satuannya dengan mengadakan Sinkronisasi dan Tactical Floor Game (TFG) rencana operasi pendaratan administrasi dukungan latihan Kartika Yudha TNI AD 2020, Rabu lalu (20/10).
Menurut Komandan Satlinlamil 2 Surabaya ujicoba ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan KRI Teluk Bintuni 520 dengan mengangkut Tank Leopard 3 kendaraan tempur dalam melaksanakan operasi pendaratan ke pantai dengan aman dan lancar, serta keluar masuk kendaraan tempur pada kapal jenis LST dengan aman dan lancar sehingga diperolah data yang dibutuhkan saat embarkasi dan debarkasi.
"Meskipun KRI Bintuni 520 didesain untuk mengangkut Tank Leopard, tetapi juga harus tetap diujicobakan agar kita mengetahui kemampuannya" jelas Komandan.
KRI Teluk Bintuni-520 didesain mampu membawa 10 unit Tank MBT Leopard 2A4 milik TNI AD yang berbobot mencapai 62,5 ton. Sebelumnya LST TNI AL hanya mampu membawa tank ringan dengan berat per tank hanya belasan ton. Selain itu, KRI Teluk Bintuni-520 masih bisa membawa 2 unit helikopter, kapal ini telah dilengkapi helipad dengan fasilitas hangar.
Selain itu, KRI Teluk Bintuni 520, sebagai salah satu LST terbesar dimiliki TNI AL, kapal perang produksi dalam negeri ini juga memiliki turntable/meja putar dengan kapasitas hingga 90 ton.
Besarnya kapasitas turntable di KRI Teluk Bintuni 520 lantaran kapal ini memang didesain untuk membawa MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 TNI AD yang bobot per tank mencapai 60-tonan.
Dan hebatnya, turntable yang terpasang di KRI Teluk Bintuni 520 adalah buatan BUMN PT Pindad. Turntable dikapal LST adalah meja/plat yang digunakan untuk memutar arah kendaraan lapis baja di dalam tank deck. Seperti diketahui, umumnya LST dirancang dengan satu pintu ramp (ramp door) pada bagian haluan, dimana ramp door digunakan untuk masuk dan keluar kendaraan ke dalam tank deck.
Kapal LST ini juga mempunyai panjang 120 meter, lebar 18 meter, dengan tinggi 11 meter. Kecepatannya maksimal 16 knot, dengan main engine 2 x 3.285 kw yang ditenagai dua mesin. Sedangkan kapal jenis LST lainnya yang berada dibawah pembinaan Kolinlamil yaitu KRI Teluk Manado-537, KRI Teluk Hading-538, KRI Teluk Parigi-539 dan KRI Teluk Lampung-540.
Sementara itu Panglima Kolinlamil Laksda TNI Irwan Achmadi, M.Tr (Han) mengatakan, kapal-kapal jenis LPD yang dimiliki jajaran Kolinlamil yang memiliki kemampuan angkut ranpur jenis tank adalah KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593. Sedangkan kapal lainnya yaitu KRI Tanjung Kambani 971 merupakan kapal bantu angkut personel.
Dilengkapi juga dengan 4 unit LCVP merupakan kendaraan angkut air dengan panjang yang mampu mengangkut pasukan, kendaraan tempur, kendaraan administrasi ataupun dukungan logistik lainnya pada saat Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dan Operasi Militer Perang (OMP). Panglima Kolinlamil juga menegaskan sesuai arahan Kasal agar dalam setiap melaksanakan operasi maupun latihan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Banjarmasin 592 yang berada dijajaran Satlinlamil 2 Surabaya mengadakan uji coba embarkasi dan debarkasi material tempur milik TNI AD, Kamis (22/10), di Dermaga E Selatan, Koarmada II, Ujung, Surabaya.
Material tempur milik Batalion Kavaleri 8 Divisi 2 Kostrad ini digunakan Satuan Tugas Darat (Satgasrat) dalam Latihan Antar Kecabangan Kartika Yudha 2020. Material tempur tersebut diantaranya : Transporter, Meriam Caesar dan Astros.
Kendaraan tempur yang diujicobakan embarkasi dan debarkasi menjelang dilaksanakan latihan puncak TNI AD yang akan diangkut KRI jenis LST dan LPD milik Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).
Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) 2 Surabaya yang mengendalikan kedua KRI untuk mendukung latihan antar kecabangan Kartika Yudha TNI AD tahun 2020. Sebagai salah satu satuan pelaksana Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), satuan ini akan mendukung latihan kecabangan AD tersebut sebagai Komando tugas pendaratan administrasi yang akan mengangkut dan pergeseran pasukan dari DSA (Daerah sasaran awal) menuju daerah pertempuran yang dituju.
Untuk itu, Komandan Satlinlamil 2 Surabaya Kolonel Laut (P) Elmondo Samuel Sianipar telah mempersiapkan keterlibatan satuannya dengan mengadakan Sinkronisasi dan Tactical Floor Game (TFG) rencana operasi pendaratan administrasi dukungan latihan Kartika Yudha TNI AD 2020, Rabu lalu (20/10).
Menurut Komandan Satlinlamil 2 Surabaya ujicoba ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan KRI Teluk Bintuni 520 dengan mengangkut Tank Leopard 3 kendaraan tempur dalam melaksanakan operasi pendaratan ke pantai dengan aman dan lancar, serta keluar masuk kendaraan tempur pada kapal jenis LST dengan aman dan lancar sehingga diperolah data yang dibutuhkan saat embarkasi dan debarkasi.
"Meskipun KRI Bintuni 520 didesain untuk mengangkut Tank Leopard, tetapi juga harus tetap diujicobakan agar kita mengetahui kemampuannya" jelas Komandan.
KRI Teluk Bintuni-520 didesain mampu membawa 10 unit Tank MBT Leopard 2A4 milik TNI AD yang berbobot mencapai 62,5 ton. Sebelumnya LST TNI AL hanya mampu membawa tank ringan dengan berat per tank hanya belasan ton. Selain itu, KRI Teluk Bintuni-520 masih bisa membawa 2 unit helikopter, kapal ini telah dilengkapi helipad dengan fasilitas hangar.
Selain itu, KRI Teluk Bintuni 520, sebagai salah satu LST terbesar dimiliki TNI AL, kapal perang produksi dalam negeri ini juga memiliki turntable/meja putar dengan kapasitas hingga 90 ton.
Besarnya kapasitas turntable di KRI Teluk Bintuni 520 lantaran kapal ini memang didesain untuk membawa MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 TNI AD yang bobot per tank mencapai 60-tonan.
Dan hebatnya, turntable yang terpasang di KRI Teluk Bintuni 520 adalah buatan BUMN PT Pindad. Turntable dikapal LST adalah meja/plat yang digunakan untuk memutar arah kendaraan lapis baja di dalam tank deck. Seperti diketahui, umumnya LST dirancang dengan satu pintu ramp (ramp door) pada bagian haluan, dimana ramp door digunakan untuk masuk dan keluar kendaraan ke dalam tank deck.
Kapal LST ini juga mempunyai panjang 120 meter, lebar 18 meter, dengan tinggi 11 meter. Kecepatannya maksimal 16 knot, dengan main engine 2 x 3.285 kw yang ditenagai dua mesin. Sedangkan kapal jenis LST lainnya yang berada dibawah pembinaan Kolinlamil yaitu KRI Teluk Manado-537, KRI Teluk Hading-538, KRI Teluk Parigi-539 dan KRI Teluk Lampung-540.
Sementara itu Panglima Kolinlamil Laksda TNI Irwan Achmadi, M.Tr (Han) mengatakan, kapal-kapal jenis LPD yang dimiliki jajaran Kolinlamil yang memiliki kemampuan angkut ranpur jenis tank adalah KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593. Sedangkan kapal lainnya yaitu KRI Tanjung Kambani 971 merupakan kapal bantu angkut personel.
Dilengkapi juga dengan 4 unit LCVP merupakan kendaraan angkut air dengan panjang yang mampu mengangkut pasukan, kendaraan tempur, kendaraan administrasi ataupun dukungan logistik lainnya pada saat Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dan Operasi Militer Perang (OMP). Panglima Kolinlamil juga menegaskan sesuai arahan Kasal agar dalam setiap melaksanakan operasi maupun latihan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
★ TNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.