Jet tempur KF-21 'Boramae' saat sorti penerbangan uji coba dan sukses menembakkan rudal udara-ke-udara AIM2000 IRIS-T. (KAI) ★
Jet tempur KF-21 ‘Boramae’ berhasil menembakkan peluru kendali (rudal) udara-ke-udara varian AIM-2000 IRIS-T pertama kalinya, Rabu (05/04).
Sebelumnya, sepekan yang lalu KF-21 juga sukses uji penembakan senjata dummy rudal luar jangkauan visual atau beyond-visual-range air-to-air missile (BVRAAM) Meteor.
Selain itu, capaian sepekan lalu KF-21 juga sukses menembakkan senjata internal kanon otomatis kaliber 20mm tepatrnya pada 28 Maret lalu.
Rudal IRIS-T atau Infra Red Imaging System Tail/Thrust Vector-Controlled. Merupakan jenis rudal udara-ke-udara berpemandu inframerah yang dirancang untuk pertempuran jarak dekat.
IRIS-T dikembangkan perusahaan konsorsium Eropa oleh Jerman dan enam negara lainnya. Perusahaan terkemuka Diehl BGT Defence mewakili pihak Jerman.
Rudal tersebut diciptakan sebagai rudal udara-ke-udara jarak pendek yang lebih unggul daripada rudal jenis sama pendahulunya yakni AIM-9 Sidewinder buatan Amerika Serikat (AS).
Program pengembangan IRIS-T diumumkan pada tahun 1995. Rudal ini mulai digunakan sejak Desember 2005, oleh jet tempur negara-negara Eropa.
Ini bentuk rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM2000 IRIS-T yang ditembakkan jet tempur KF-21 ‘Boramae’. (Wikipedia)
IRIS-T dianggap sebagai salah satu rudal antipesawat jarak pendek paling canggih. Rudal IRIS-T berkemampuan menyasar target 360 derajat di sekitarnya, tanpa bermanuver ke arah musuh.
Selain rudal IRIS-T, KF-21 Boramae juga dapat dilengkapi rudal udara ke udara MBDA Meteor buatan perusahaan patungan Prancis, Inggris, dan Italia.
MBDA Meteor adalah rudal udara ke udara di luar jarak pandang, berpandu radar aktif atau Beyond-Visual-Range Air-to-Air Missile (BVRAAM).
Jet tempur KF-21 Boramae, merupakan proyek ambisius Korea Selatan (Korsel) untuk memiliki kekuatan udara ke generasi kelima lewat Korean Aerospace Indusrtries (KAI).
Kemudian, Korea Selatan pun mengajak Indonesia sebagai partner pengembangan KF-21 dengan komitmen biaya pengembangan 20 persen ditanggung Indonesia.
Kini Indonesia-Korsel masih menjadi mitra utama pembangunan pesawat tempur kf-21 Boramae.
Jet tempur KF-21 ‘Boramae’ berhasil menembakkan peluru kendali (rudal) udara-ke-udara varian AIM-2000 IRIS-T pertama kalinya, Rabu (05/04).
Sebelumnya, sepekan yang lalu KF-21 juga sukses uji penembakan senjata dummy rudal luar jangkauan visual atau beyond-visual-range air-to-air missile (BVRAAM) Meteor.
Selain itu, capaian sepekan lalu KF-21 juga sukses menembakkan senjata internal kanon otomatis kaliber 20mm tepatrnya pada 28 Maret lalu.
Rudal IRIS-T atau Infra Red Imaging System Tail/Thrust Vector-Controlled. Merupakan jenis rudal udara-ke-udara berpemandu inframerah yang dirancang untuk pertempuran jarak dekat.
IRIS-T dikembangkan perusahaan konsorsium Eropa oleh Jerman dan enam negara lainnya. Perusahaan terkemuka Diehl BGT Defence mewakili pihak Jerman.
Rudal tersebut diciptakan sebagai rudal udara-ke-udara jarak pendek yang lebih unggul daripada rudal jenis sama pendahulunya yakni AIM-9 Sidewinder buatan Amerika Serikat (AS).
Program pengembangan IRIS-T diumumkan pada tahun 1995. Rudal ini mulai digunakan sejak Desember 2005, oleh jet tempur negara-negara Eropa.
Ini bentuk rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM2000 IRIS-T yang ditembakkan jet tempur KF-21 ‘Boramae’. (Wikipedia)
IRIS-T dianggap sebagai salah satu rudal antipesawat jarak pendek paling canggih. Rudal IRIS-T berkemampuan menyasar target 360 derajat di sekitarnya, tanpa bermanuver ke arah musuh.
Selain rudal IRIS-T, KF-21 Boramae juga dapat dilengkapi rudal udara ke udara MBDA Meteor buatan perusahaan patungan Prancis, Inggris, dan Italia.
MBDA Meteor adalah rudal udara ke udara di luar jarak pandang, berpandu radar aktif atau Beyond-Visual-Range Air-to-Air Missile (BVRAAM).
Jet tempur KF-21 Boramae, merupakan proyek ambisius Korea Selatan (Korsel) untuk memiliki kekuatan udara ke generasi kelima lewat Korean Aerospace Indusrtries (KAI).
Kemudian, Korea Selatan pun mengajak Indonesia sebagai partner pengembangan KF-21 dengan komitmen biaya pengembangan 20 persen ditanggung Indonesia.
Kini Indonesia-Korsel masih menjadi mitra utama pembangunan pesawat tempur kf-21 Boramae.
★ Ulasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.