Setelah mendapatkan kesepakatan 24 unit jet tempur Sukhoi Su-35S dari Rusia Jet tempur pencegat jarak jauh Angkatan Udara Rusia yakni MIG-31K saat menggotong rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal. (TASS)
Israel sungguh merasakan ketidaknyamanannya, soal negara musuh bebuyutannya Iran kini terus meningkatkan kemampuan militernya di kawasan yang mendapat dukungan dari Rusia.
Setelah mendapatkan kesepakatan 24 unit jet tempur superioritas udara Sukhoi Su-35S dari Rusia. Kini, Israel cemaskan Iran berpotensi dapatkan penguasaan teknologi rudal hipersonik dari Negeri Beruang Merah.
Israel dikabarkan merasa tidak nyaman, soal kemungkinan Rusia memberikan teknologi rudal hipersonik dari varian Kh-47M2 Kinzhal ke negara sahabatnya, Iran.
Bukan tanpa alasan, ridal Kinzhal bikinan Rusia tersebut terbukti akurat dan cepat menyerang targetnya. Rusia mengujinya di medan perang Ukraina.
Seperti diketahui, sangat sulit untuk mencegat rudal hipersonik seperti Kinzhal buatan Rusia tersebut. Sekali lagi sudah terbukti di palagan perang antara Rusia-Ukraina.
Selain itu, kemampuan rudal Kinzhal dapat melakukan penerbangan hipersonik dan jalur penerbangan yang lebih fleksibel. Sehingga menimbulkan tantangan yang berat bagi radar lawan untuk mendeteksinya.
Selain itu, dengan kemampuan terbang di ketinggian rendah, rudal ini dapat mencapai efektivitas yang lebih besar dalam situasi pertempuran.
Israel sangat prihatin dengan potensi penggunaan rudal hipersonik oleh negara-negara musuhnya seperti Iran, pernyataan itu dilansir dari Military Cognizance, Jumat (07/04).
Detail tentang rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal yang sudah tebukti keandalannya di medan perang Ukraina yang ditembakkan oleh Rusia. (@ChuckPfarrer)
Israel memiliki potensi transfer teknologi rudal hipersonik dari Korea Utara ke Iran di masa lalu.
Namun, perhatian mereka sekarang telah beralih ke kemungkinan transfer amunisi Kinzhal Rusia dan pengetahuan produksi ke Teheran.
Belum lagi setelah Iran baru-baru ini membeli pesawat tempur multiperan Su-35S dan potensi akuisisi sistem rudal pertahanan udara S-400.
Israel menyadari, bahaya signifikan yang ditimbulkan oleh rudal hipersonik yang sulit dicegat, dan berusaha memodifikasi teknologi pertahanan misilnya untuk melawan ancaman ini.
Namun, upaya ini akan memakan waktu dan biaya. Kemungkinan Iran memperoleh rudal hipersonik tetap menjadi perhatian utama Israel, karena dapat mengancam keamanannya secara serius.
Namun demikian, beberapa ahli percaya bahwa kemungkinan Iran untuk mendapatkan rudal tersebut rendah. Mengingat rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal, hanya dapat dibawa oleh pencegat jarak jauh MiG-31K, yang belum diekspor Moskow ke Teheran.
Israel sungguh merasakan ketidaknyamanannya, soal negara musuh bebuyutannya Iran kini terus meningkatkan kemampuan militernya di kawasan yang mendapat dukungan dari Rusia.
Setelah mendapatkan kesepakatan 24 unit jet tempur superioritas udara Sukhoi Su-35S dari Rusia. Kini, Israel cemaskan Iran berpotensi dapatkan penguasaan teknologi rudal hipersonik dari Negeri Beruang Merah.
Israel dikabarkan merasa tidak nyaman, soal kemungkinan Rusia memberikan teknologi rudal hipersonik dari varian Kh-47M2 Kinzhal ke negara sahabatnya, Iran.
Bukan tanpa alasan, ridal Kinzhal bikinan Rusia tersebut terbukti akurat dan cepat menyerang targetnya. Rusia mengujinya di medan perang Ukraina.
Seperti diketahui, sangat sulit untuk mencegat rudal hipersonik seperti Kinzhal buatan Rusia tersebut. Sekali lagi sudah terbukti di palagan perang antara Rusia-Ukraina.
Selain itu, kemampuan rudal Kinzhal dapat melakukan penerbangan hipersonik dan jalur penerbangan yang lebih fleksibel. Sehingga menimbulkan tantangan yang berat bagi radar lawan untuk mendeteksinya.
Selain itu, dengan kemampuan terbang di ketinggian rendah, rudal ini dapat mencapai efektivitas yang lebih besar dalam situasi pertempuran.
Israel sangat prihatin dengan potensi penggunaan rudal hipersonik oleh negara-negara musuhnya seperti Iran, pernyataan itu dilansir dari Military Cognizance, Jumat (07/04).
Detail tentang rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal yang sudah tebukti keandalannya di medan perang Ukraina yang ditembakkan oleh Rusia. (@ChuckPfarrer)
Israel memiliki potensi transfer teknologi rudal hipersonik dari Korea Utara ke Iran di masa lalu.
Namun, perhatian mereka sekarang telah beralih ke kemungkinan transfer amunisi Kinzhal Rusia dan pengetahuan produksi ke Teheran.
Belum lagi setelah Iran baru-baru ini membeli pesawat tempur multiperan Su-35S dan potensi akuisisi sistem rudal pertahanan udara S-400.
Israel menyadari, bahaya signifikan yang ditimbulkan oleh rudal hipersonik yang sulit dicegat, dan berusaha memodifikasi teknologi pertahanan misilnya untuk melawan ancaman ini.
Namun, upaya ini akan memakan waktu dan biaya. Kemungkinan Iran memperoleh rudal hipersonik tetap menjadi perhatian utama Israel, karena dapat mengancam keamanannya secara serius.
Namun demikian, beberapa ahli percaya bahwa kemungkinan Iran untuk mendapatkan rudal tersebut rendah. Mengingat rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal, hanya dapat dibawa oleh pencegat jarak jauh MiG-31K, yang belum diekspor Moskow ke Teheran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.