Kemenko Marves Jajaki OceanX TNI AL mengatakan Indonesia membutuhkan unit kapal survei berbekal sensor canggih yang baru, pasalnya unit kapal sensor yang dimiliki saat ini hanya mampu mengakomodir wilayah laut dengan kedalaman 6.000 meter. (Pushidrosal) ★
TNI AL mengatakan Indonesia membutuhkan unit kapal survei berbekal sensor canggih yang baru, pasalnya unit kapal sensor yang dimiliki saat ini hanya mampu mengakomodir wilayah laut dengan kedalaman 6.000 meter.
Komandan Pusat Hidro-Oseanografi (Danpushidrosal), Laksamana Madya (Laksdya) TNI Nurhidayat mengatakan saat ini pihaknya bersama Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) akan menjajaki kerja sama asing agar bisa Indonesia bisa memiliki kapal survei bersensor canggih, dengan jangkauan kedalaman 10.000 meter, di tahun 2025.
“Terus terang kami kaget ternyata perairan Indonesia ada kedalaman 8.000-10.000 (meter). Kita perkiraan hanya 6.000 (meter). Sehingga kapal yang dibangun sekarang ini di kedalaman 6.000 (meter) begitu di kedalaman 10.000 (meter) lost contact. Maka dari itu kami kerja sama dengan asing untuk mengakomodir 2023-2025. Insya Allah nanti 2025 kita punya kapal yang lebih canggih lagi untuk kedalaman 10.000 (meter),” ujarnya di Kakonlamil, Tanjung Priok Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Plt Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Mochammad Firman Hidayat menambahkan, Indonesia akan menjalin kerja sama dengan berbagai negara untuk pembuatan kapal canggih itu. Dia juga menyebut kapal tersebut dibuat sesuai kebutuhan TNI AL.
Lebih lanjut diungkapnya, saat ini TNI AL dan Kemenko Marves tengah melakukan penjajakan dengan OceanX. Dia mengatakan ada juga teknologi lain yang bisa mencapai kedalaman 10.000 meter.
“Tadi disampaikan oleh Pak Komandan kita ada penjajakan kerja sama dengan OceanX dari AS yang fokusnya eksplorasi. Kapalnya relatif lebih canggih dan kedalamannya bisa lebih dari 6.000 (meter),” kata dia.
“Ada beberapa negara juga saya kira. Ada teknologi juga dari China yang bisa sampai 10.000 (meter), itu juga kami nanti jajaki kerja samanya dengan tetap mempertahankan aspek pertahanan dan keamanan. Harapannya 2025 kami bisa melakukan itu,” sambungnya.
TNI AL mengatakan Indonesia membutuhkan unit kapal survei berbekal sensor canggih yang baru, pasalnya unit kapal sensor yang dimiliki saat ini hanya mampu mengakomodir wilayah laut dengan kedalaman 6.000 meter.
Komandan Pusat Hidro-Oseanografi (Danpushidrosal), Laksamana Madya (Laksdya) TNI Nurhidayat mengatakan saat ini pihaknya bersama Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) akan menjajaki kerja sama asing agar bisa Indonesia bisa memiliki kapal survei bersensor canggih, dengan jangkauan kedalaman 10.000 meter, di tahun 2025.
“Terus terang kami kaget ternyata perairan Indonesia ada kedalaman 8.000-10.000 (meter). Kita perkiraan hanya 6.000 (meter). Sehingga kapal yang dibangun sekarang ini di kedalaman 6.000 (meter) begitu di kedalaman 10.000 (meter) lost contact. Maka dari itu kami kerja sama dengan asing untuk mengakomodir 2023-2025. Insya Allah nanti 2025 kita punya kapal yang lebih canggih lagi untuk kedalaman 10.000 (meter),” ujarnya di Kakonlamil, Tanjung Priok Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Plt Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Mochammad Firman Hidayat menambahkan, Indonesia akan menjalin kerja sama dengan berbagai negara untuk pembuatan kapal canggih itu. Dia juga menyebut kapal tersebut dibuat sesuai kebutuhan TNI AL.
Lebih lanjut diungkapnya, saat ini TNI AL dan Kemenko Marves tengah melakukan penjajakan dengan OceanX. Dia mengatakan ada juga teknologi lain yang bisa mencapai kedalaman 10.000 meter.
“Tadi disampaikan oleh Pak Komandan kita ada penjajakan kerja sama dengan OceanX dari AS yang fokusnya eksplorasi. Kapalnya relatif lebih canggih dan kedalamannya bisa lebih dari 6.000 (meter),” kata dia.
“Ada beberapa negara juga saya kira. Ada teknologi juga dari China yang bisa sampai 10.000 (meter), itu juga kami nanti jajaki kerja samanya dengan tetap mempertahankan aspek pertahanan dan keamanan. Harapannya 2025 kami bisa melakukan itu,” sambungnya.
★ Inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.