Sabtu, 17 Mei 2014

TNI AL Perlu Diperkuat untuk Jaga Eksistensi Laut Indonesia

AL secara tradisional memiliki tiga kategori peran yaitu militer, diplomasi, dan polisionil http://img.beritasatu.com/images/medium/1399197406.jpgPersonel TNI AL memantau aktifitas nelayan dan kapal laut di perairan Benoa-Nusa Dua menjelang berlangsungnya Konferensi Asia-Pasifik "Open Government Partnership" (OGP) di Nusa Dua, Bali, Minggu (4/5).  (sumber: Antara/Nyoman Budhiana)

Jakarta
Indonesia perlu menjaga eksistensi laut miliknya. Peran TNI Angkatan Laut (AL) untuk mengamankan eksistensi tersebut tidak bisa ditawar lagi.

Komandan Detasemen Markas (Dandenma) Mabes TNI Kolonel Laut Ivan Yulivan mengatakan upaya memperkuat TNI AL untuk tetap mampu menjaga stabilitas keamanan maritim baik nasional, regional maupun global adalah suatu keniscayaan.

"Memperkuat TNI AL menjadi AL yang berkelas dunia (World Class Navy) dapat diartikan sebagai AL yang dapat disejajarkan kemampuan profesi personelnya dengan kemampuan AL negara yang lebih maju atau modern," ujar Ivan saat menjadi pembicara dalam Dikusi Kebangsaan dengan topik Krisis Identitas dan Kebangkitan Negara Maritim dengan memperkuat Perhubungan Laut dan Lintas Udara di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (17/5).

Ivan menambahkan TNI AL juga memiliki kemampuan alutsista yang modern setara dengan kemampuan alutsista dari AL negara lain yang lebih kuat.

Ia mengatakan kemampuan profesi personel adalah kemampuan untuk menguasai bidang keahliannya dan kemampuan untuk mahir dalam mengawaki dan mengoperasikan peralatan yang diawakinya. Sedangkan kemampuan alutsista disini dalam arti kualitas dan bukan kuantitasnya.

"Kemampuan ini bukan hanya dalam pengoperasian secara individu tetapi juga secara bersama. Kebersamaan ini bukan hanya dengan satu matra angkatan, namun juga dengan matra lainya dan juga secara bersama dengan alutsista dari negara lain (Joint Operation)," ujar Ivan.

Ia menerangkan AL sejak pembentukannya sudah dituntut harus memiliki kualitas sebagai AL kelas dunia. Ia menyebut hal itu cukup relevan dengan teori tentang peran tradisional AL secara universal yang dikemukan Ken Booth. "AL secara tradisional memiliki tiga kategori peran yaitu militer, diplomasi, dan polisionil," ucap Ivan.

Ia mengatakan peran militer dibentuk karena karakter konvensional sebagai angkatan bersenjata. Lalu peran diplomasi karena melaksanakan tujuan politik negara.

"Dan peran polisionil berkaitan dengan penegakan hukun nasional dan internasional yang telah diratifikasi serta perlindungan klaim wilayah," pungkas Ivan.

  ★ Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...