TU 16 Badger AURI [google]
Indonesia pernah memiliki pesawat pembom strategis tercanggih di era 1960-an, yaitu Tupolev Tu-16 bomber (badger). Pada tahun 1961 varian pesawat jenis ini dimiliki AURI (nama TNI AU saat itu) sebanyak 25 unit. Pesawat bomber ini pernah dipersiapkan dalam operasi Trikora tahun 1962 guna merebut kembali Irian Barat dari cengkeraman Belanda.
Berdasarkan data yang dihimpun dari beberapa sumber, Jumat (20/3/2015), sebanyak 14 unit Tu-16 tergabung dalam Skuadron 41 dan sisanya di Skuadron 42. Kedua skuadron ini bermarkas di Pangkalan Udara AURI Iswahyudi, di Madiun, Jawa Timur. Semua unit Tu-16 tidak diterbangkan lagi pada tahun 1969 dan keluar dari armada AURI tahun 1970.
Pesawat yang digunakan Indonesia saat itu hanya dimiliki empat negara di dunia, yakni Uni Soviet, Mesir, Irak termasuk Indonesia. Operasi Trikora adalah perintah langsung dari Presiden Soekarno, dalam pidatonya dengan lantang meminta kepada seluruh tentara dan rakyat Indonesia menggagalkan upaya pendirian negara Irian Barat bentukan Belanda tersebut.
Pesawat Tupolev Tu-16 adalah pesawat pembom jet bermesin ganda yang dikembangkan dan digunakan angkatan udara Uni Soviet. Pesawat ini telah beroperasi selama lebih dari 50 tahun. Tupolev Tu-16 dirancang serba bisa dalam berbagai varian sebagai mata-mata, patroli maritim, pengumpul data elektronik intelijen, dan perang elektronik. Sebanyak 1.507 pesawat dibangun di tiga pabrik pesawat Uni Soviet antara tahun 1954 hingga tahun 1962.
Adapun daya angkut pesawat maksimal enam sampai tujuh kru dengan kecepatan maksimal mencapai 1.050 km/ jam (652 mph, 567 kn). Pesawat juga dilengkapi 6-7 × 23 mm Afanasev Makarov AM-23 meriam. Masing-masing ditempatkan pada bagian punggung dan perut pesawat.
Fasilitas senjata lainnya adalah, 2 × Raduga KS-1 Komet ( AS-1 Kennel ) rudal antikapal pada sayap pesawat, atau 1 × Raduga K-10S ( AS-2 Kipper ) antikapal rudal semi tersembunyi di badan pesawat, atau 2 × Raduga KSR-5 ( AS-6 Kingfish ) antikapal rudal pada sayap pesawat, serta bom jatuh dengan bobot 9.000 kg.(kur)
Indonesia pernah memiliki pesawat pembom strategis tercanggih di era 1960-an, yaitu Tupolev Tu-16 bomber (badger). Pada tahun 1961 varian pesawat jenis ini dimiliki AURI (nama TNI AU saat itu) sebanyak 25 unit. Pesawat bomber ini pernah dipersiapkan dalam operasi Trikora tahun 1962 guna merebut kembali Irian Barat dari cengkeraman Belanda.
Berdasarkan data yang dihimpun dari beberapa sumber, Jumat (20/3/2015), sebanyak 14 unit Tu-16 tergabung dalam Skuadron 41 dan sisanya di Skuadron 42. Kedua skuadron ini bermarkas di Pangkalan Udara AURI Iswahyudi, di Madiun, Jawa Timur. Semua unit Tu-16 tidak diterbangkan lagi pada tahun 1969 dan keluar dari armada AURI tahun 1970.
Pesawat yang digunakan Indonesia saat itu hanya dimiliki empat negara di dunia, yakni Uni Soviet, Mesir, Irak termasuk Indonesia. Operasi Trikora adalah perintah langsung dari Presiden Soekarno, dalam pidatonya dengan lantang meminta kepada seluruh tentara dan rakyat Indonesia menggagalkan upaya pendirian negara Irian Barat bentukan Belanda tersebut.
Pesawat Tupolev Tu-16 adalah pesawat pembom jet bermesin ganda yang dikembangkan dan digunakan angkatan udara Uni Soviet. Pesawat ini telah beroperasi selama lebih dari 50 tahun. Tupolev Tu-16 dirancang serba bisa dalam berbagai varian sebagai mata-mata, patroli maritim, pengumpul data elektronik intelijen, dan perang elektronik. Sebanyak 1.507 pesawat dibangun di tiga pabrik pesawat Uni Soviet antara tahun 1954 hingga tahun 1962.
Adapun daya angkut pesawat maksimal enam sampai tujuh kru dengan kecepatan maksimal mencapai 1.050 km/ jam (652 mph, 567 kn). Pesawat juga dilengkapi 6-7 × 23 mm Afanasev Makarov AM-23 meriam. Masing-masing ditempatkan pada bagian punggung dan perut pesawat.
Fasilitas senjata lainnya adalah, 2 × Raduga KS-1 Komet ( AS-1 Kennel ) rudal antikapal pada sayap pesawat, atau 1 × Raduga K-10S ( AS-2 Kipper ) antikapal rudal semi tersembunyi di badan pesawat, atau 2 × Raduga KSR-5 ( AS-6 Kingfish ) antikapal rudal pada sayap pesawat, serta bom jatuh dengan bobot 9.000 kg.(kur)
♘ sindonews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.