Ilustrasi♙
Sebuah bom dijatuhkan oleh pesawat perang Myanmar di wilayah provinsi Yunnan, China. Akibatnya, empat warga China tewas.
Insiden ini terjadi pada Jumat, 13 Maret waktu setempat, beberapa hari setelah Beijing mengingatkan soal meningkatnya kekerasan di perbatasan kedua negara.
Kantor berita resmi China, Xinhua memberitakan seperti dilansir AFP, Sabtu (14/3/2015), bom tersebut menghantam ladang tebu di kota Lincang. Empat pekerja ladang tebu tersebut tewas dan sembilan orang lainnya luka-luka dalam insiden itu.
Atas serangan udara tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin telah memanggil Duta Besar Myanmar Thit Linn Ohn untuk memprotes jatuhnya korban jiwa. Liu pyn menyerukan Myanmar untuk menyelidiki secara mendalam insiden tersebut, dan mengambil langkah-langkah efektif untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
Insiden ini terjadi setelah beberapa hari lalu, Kementerian Luar Negeri China menyatakan, sebuah rumah di Yunnan telah terkena serangan artileri dari perbatasan Myanmar. Di wilayah itu, militer Myanmar tengah memerangi kelompok pemberontak.
Beijing sebelumnya telah mengingatkan adanya ancaman pada stabilitas perbatasan terkait memanasnya konflik etnis di wilayah terpencil Kokang, yang berada di negara bagian Shan, Myanmar timur laut.
Bulan lalu, pemerintah Myanmar menyatakan keadaan darurat di Kokang sebagai respons atas konflik yang pecah sejak 9 Februari tersebut. Konflik ini telah mengosongkan kota utama Laukkai di Kokang, yang merupakan pusat pertempuran antara militer Myanmar dan pemberontak. Lebih dari 30 ribu orang telah kabur dari Myanmar menuju provinsi Yunnan, China.
Myanmar Bantah Jatuhkan Bom yang Tewaskan 4 Warga China
Pemerintah China memanggil Duta Besar (Dubes) Myanmar di Beijing, China untuk meminta penjelasan atas sebuah bom yang dijatuhkan pesawat perang Myanmar di wilayah China. Empat warga China tewas dalam insiden itu.
Sejak bulan lalu, pasukan pemerintah Myanmar saat ini tengah memerangi para pemberontak di wilayah perbatasan dengan China. China pun telah mendesak Myanmar untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut.
Menurut otoritas China, bom dari pesawat tempur Myanmar tersebut jatuh di ladang tebu di dekat kota Lincang, provinsi Yunnan, China pada Jumat, 13 Maret. Selain menewaskan 4 warga China, 9 orang lainnya luka-luka dalam peristiwa itu.
Namun otoritas Myanmar seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (14/3/2015) membantah adanya bom yang dijatuhkan pesawatnya di wilayah perbatasan China-Myanmar. Otoritas Myanmar menuding para pemberontaklah yang menjatuhkan bom tersebut guna menimbulkan kesalahpahaman dengan China.
Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin mendesak Dubes Myanmar, Thit Linn Ohn, untuk menyelidiki pengeboman ini dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan warga di wilayah perbatasan.
Atas insiden ini, Angkatan Udara China telah mengerahkan pesawat untuk berpatroli di wilayah perbatasan dan meningkatkan pengamanan wilayah udara China.(ita/ita)
Sebuah bom dijatuhkan oleh pesawat perang Myanmar di wilayah provinsi Yunnan, China. Akibatnya, empat warga China tewas.
Insiden ini terjadi pada Jumat, 13 Maret waktu setempat, beberapa hari setelah Beijing mengingatkan soal meningkatnya kekerasan di perbatasan kedua negara.
Kantor berita resmi China, Xinhua memberitakan seperti dilansir AFP, Sabtu (14/3/2015), bom tersebut menghantam ladang tebu di kota Lincang. Empat pekerja ladang tebu tersebut tewas dan sembilan orang lainnya luka-luka dalam insiden itu.
Atas serangan udara tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin telah memanggil Duta Besar Myanmar Thit Linn Ohn untuk memprotes jatuhnya korban jiwa. Liu pyn menyerukan Myanmar untuk menyelidiki secara mendalam insiden tersebut, dan mengambil langkah-langkah efektif untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
Insiden ini terjadi setelah beberapa hari lalu, Kementerian Luar Negeri China menyatakan, sebuah rumah di Yunnan telah terkena serangan artileri dari perbatasan Myanmar. Di wilayah itu, militer Myanmar tengah memerangi kelompok pemberontak.
Beijing sebelumnya telah mengingatkan adanya ancaman pada stabilitas perbatasan terkait memanasnya konflik etnis di wilayah terpencil Kokang, yang berada di negara bagian Shan, Myanmar timur laut.
Bulan lalu, pemerintah Myanmar menyatakan keadaan darurat di Kokang sebagai respons atas konflik yang pecah sejak 9 Februari tersebut. Konflik ini telah mengosongkan kota utama Laukkai di Kokang, yang merupakan pusat pertempuran antara militer Myanmar dan pemberontak. Lebih dari 30 ribu orang telah kabur dari Myanmar menuju provinsi Yunnan, China.
Myanmar Bantah Jatuhkan Bom yang Tewaskan 4 Warga China
Pemerintah China memanggil Duta Besar (Dubes) Myanmar di Beijing, China untuk meminta penjelasan atas sebuah bom yang dijatuhkan pesawat perang Myanmar di wilayah China. Empat warga China tewas dalam insiden itu.
Sejak bulan lalu, pasukan pemerintah Myanmar saat ini tengah memerangi para pemberontak di wilayah perbatasan dengan China. China pun telah mendesak Myanmar untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut.
Menurut otoritas China, bom dari pesawat tempur Myanmar tersebut jatuh di ladang tebu di dekat kota Lincang, provinsi Yunnan, China pada Jumat, 13 Maret. Selain menewaskan 4 warga China, 9 orang lainnya luka-luka dalam peristiwa itu.
Namun otoritas Myanmar seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (14/3/2015) membantah adanya bom yang dijatuhkan pesawatnya di wilayah perbatasan China-Myanmar. Otoritas Myanmar menuding para pemberontaklah yang menjatuhkan bom tersebut guna menimbulkan kesalahpahaman dengan China.
Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin mendesak Dubes Myanmar, Thit Linn Ohn, untuk menyelidiki pengeboman ini dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan warga di wilayah perbatasan.
Atas insiden ini, Angkatan Udara China telah mengerahkan pesawat untuk berpatroli di wilayah perbatasan dan meningkatkan pengamanan wilayah udara China.(ita/ita)
♙ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.