Picu Perang Proxy Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov memperingatkan pengiriman pasukan khusus AS ke Suriah picu perang proxy. (Reuters)
Rusia memperingatkan langkah Amerika Serikat (AS) yang bisa memicu perang proxy di Suriah karena mengirim pasukan khusus. Peringatan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Washington menegaskan bahwa kurang dari 50 pasukan khusus bersiap dikirim ke Suriah utara untuk menjadi penasihat kelompok oposisi moderat dalam melawan ISIS.
Konflik di Suriah semakin rumit, di mana AS dan koalisinya terus menghendaki Presiden Suriah Bashar al-Assad lengser. Namun, Rusia dan Iran tetap mendukung Presiden Assad yang merupakan sekutu mereka. Rusia berpendapat masa depan sebuah negara, termasuk Suriah tidak bisa ditentukan oleh negara asing tapi oleh rakyat negara terkait.
”Saya yakin bahwa baik Amerika Serikat maupun Rusia tidak ingin (konflik) ini menjadi apa yang disebut perang proxy,” kata Lavrov seperti dikutip Reuters, Sabtu (31/10/2015). ”Tapi itu jelas bagi saya, bahwa situasi telahh membuat tugas kerjasama antara militer lebih relevan.”
Sebelumnya, Pentagon mengatakan pasukan khusus darat AS yang dikerahkan ke Suriah hanya bertindak sebagai penasihat oposisi moderat Suriah, bukan untuk bertempur di garis depan.
”Peran fundamental dan strategi kami ini adalah untuk memungkinkan pasukan lokal (yang bertindak), tapi apakah menempatkan pasukan AS itu tidak dalam bahaya? Memang, tidak ada pertanyaan tentang itu,” kata Menteri Pertahanan AS, Ash Carter. (mas)
Disokong AS, Pemberontak Suriah Siap Perangi ISIS Kelompok pemberontak Suriah siap memerangi ISIS setelah mendapat bantuan dari AS (Istimewa)
Aliansi pemberontak Suriah yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan memulai operasi militer baru dalam rangka memerangi ISIS di provinsi timur laut dari Hasaka. Pernyataan ini dikeluarkan sehari setelah AS menyatakan akan mengirimkan pasukan khusus untuk menasihati kelompok pemberontak melawan ISIS.
"Kami mengumumkan hari ini adalah awal langkah pertama dalam operasi militer kami," kata juru bicara umum Pasukan Demokratik Suriah dalam sebuah pernyataan yang diposting di Youtube, seperti disalin dari Reuters, Sabtu (31/10/2015).
Dalam video tersebut tampak sejumlah orang dengan seragam berdiri di luar ruangan dengan bendera kuning dan spanduk dengan nama Pasukan Demokratik Suriah dalam bahasa Arab dan Kurdi. Kelompok Kurdi sebelumnya telah bekerjasama dengan koalisi anti ISIS pimpinan AS sejak awal tahun ini.
"Dengan partisipasi semua faksi dan dengan dukungan serta koordinasi dengan pesawat dari koalisi internasional untuk memerangi Daesh, kami mengumumkan awal pembebasan pedesaan selatan Hasaka," kata sang jubir menggunakan akronim ISIS dalam bahasa Arab. "Serangan akan dilakukan sampai semua daerah yang diduduki di Hasakan di bebaskan dari Daesh," tambahnya.
Pengumuman ini dilakukan di tengah pembicaraan sejumlah negara di Wina, Austria, untuk membahas solusi politik bagi konflik yang telah berjalan selama empat tahun di Suriah. (ian)
AS Bantah Intervensi Perang Sipil di Suriah AS memutuskan untuk mengirimkan puluhan pasukan khusus ke Suriah (Aspistrategist)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry membantah jika AS telah turut campur dalam perang sipil di Suriah lewat kebijakan mengirimkan pasukan khusus ke negara itu. Menurut Kerry, pengiriman pasukan khusus itu hanya untuk memerangi gerilyawan ISIS.
"Presiden Obama telah membuat keputusan yang sangat kuat dan dan sepenuhnya sederhana sesuai dengan kebijakan awalnya yang menyatakan bahwa kita harus mengalahkan dan menghancurkan Daesh," kata Kerry menggunakan istilah Arab untuk ISIS seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (31/10/2015).
"Keputusan ini bukan untuk masuk dalam perang sipil Suriah. Ini bukan tindakan yang difokuskan pada Presiden Bashar al-Assad. Keputusan itu difokuskan pada Daesh dan dalam menambah kemampuan kita untuk secara cepat menyerang Daesh," tutur Kerry pada konferensi pers selama kunjungan ke ibukota Kyrgyzstan, Bishkek.
Namun saat ditanya apakah AS akan menambah jumlah pasukan di kemudian hari, Kerry secara diplomatis menjawab hal itu tidak bisa diprediksi. Saat ini, katanya, ia mendukung sepenuhnya keputusan yang diambil oleh Presiden Barack Obama.
Pihak Gedung Putih telah mengumumkan akan mengirimkan puluhan pasukan operasi khusus ke Suriah. Pasukan khusus tersebut akan berperan sebagai penasihat bagi kelompok pemberontak Suriah dalam memerangi ISIS. (ian)
Rusia memperingatkan langkah Amerika Serikat (AS) yang bisa memicu perang proxy di Suriah karena mengirim pasukan khusus. Peringatan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Washington menegaskan bahwa kurang dari 50 pasukan khusus bersiap dikirim ke Suriah utara untuk menjadi penasihat kelompok oposisi moderat dalam melawan ISIS.
Konflik di Suriah semakin rumit, di mana AS dan koalisinya terus menghendaki Presiden Suriah Bashar al-Assad lengser. Namun, Rusia dan Iran tetap mendukung Presiden Assad yang merupakan sekutu mereka. Rusia berpendapat masa depan sebuah negara, termasuk Suriah tidak bisa ditentukan oleh negara asing tapi oleh rakyat negara terkait.
”Saya yakin bahwa baik Amerika Serikat maupun Rusia tidak ingin (konflik) ini menjadi apa yang disebut perang proxy,” kata Lavrov seperti dikutip Reuters, Sabtu (31/10/2015). ”Tapi itu jelas bagi saya, bahwa situasi telahh membuat tugas kerjasama antara militer lebih relevan.”
Sebelumnya, Pentagon mengatakan pasukan khusus darat AS yang dikerahkan ke Suriah hanya bertindak sebagai penasihat oposisi moderat Suriah, bukan untuk bertempur di garis depan.
”Peran fundamental dan strategi kami ini adalah untuk memungkinkan pasukan lokal (yang bertindak), tapi apakah menempatkan pasukan AS itu tidak dalam bahaya? Memang, tidak ada pertanyaan tentang itu,” kata Menteri Pertahanan AS, Ash Carter. (mas)
Disokong AS, Pemberontak Suriah Siap Perangi ISIS Kelompok pemberontak Suriah siap memerangi ISIS setelah mendapat bantuan dari AS (Istimewa)
Aliansi pemberontak Suriah yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan memulai operasi militer baru dalam rangka memerangi ISIS di provinsi timur laut dari Hasaka. Pernyataan ini dikeluarkan sehari setelah AS menyatakan akan mengirimkan pasukan khusus untuk menasihati kelompok pemberontak melawan ISIS.
"Kami mengumumkan hari ini adalah awal langkah pertama dalam operasi militer kami," kata juru bicara umum Pasukan Demokratik Suriah dalam sebuah pernyataan yang diposting di Youtube, seperti disalin dari Reuters, Sabtu (31/10/2015).
Dalam video tersebut tampak sejumlah orang dengan seragam berdiri di luar ruangan dengan bendera kuning dan spanduk dengan nama Pasukan Demokratik Suriah dalam bahasa Arab dan Kurdi. Kelompok Kurdi sebelumnya telah bekerjasama dengan koalisi anti ISIS pimpinan AS sejak awal tahun ini.
"Dengan partisipasi semua faksi dan dengan dukungan serta koordinasi dengan pesawat dari koalisi internasional untuk memerangi Daesh, kami mengumumkan awal pembebasan pedesaan selatan Hasaka," kata sang jubir menggunakan akronim ISIS dalam bahasa Arab. "Serangan akan dilakukan sampai semua daerah yang diduduki di Hasakan di bebaskan dari Daesh," tambahnya.
Pengumuman ini dilakukan di tengah pembicaraan sejumlah negara di Wina, Austria, untuk membahas solusi politik bagi konflik yang telah berjalan selama empat tahun di Suriah. (ian)
AS Bantah Intervensi Perang Sipil di Suriah AS memutuskan untuk mengirimkan puluhan pasukan khusus ke Suriah (Aspistrategist)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry membantah jika AS telah turut campur dalam perang sipil di Suriah lewat kebijakan mengirimkan pasukan khusus ke negara itu. Menurut Kerry, pengiriman pasukan khusus itu hanya untuk memerangi gerilyawan ISIS.
"Presiden Obama telah membuat keputusan yang sangat kuat dan dan sepenuhnya sederhana sesuai dengan kebijakan awalnya yang menyatakan bahwa kita harus mengalahkan dan menghancurkan Daesh," kata Kerry menggunakan istilah Arab untuk ISIS seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (31/10/2015).
"Keputusan ini bukan untuk masuk dalam perang sipil Suriah. Ini bukan tindakan yang difokuskan pada Presiden Bashar al-Assad. Keputusan itu difokuskan pada Daesh dan dalam menambah kemampuan kita untuk secara cepat menyerang Daesh," tutur Kerry pada konferensi pers selama kunjungan ke ibukota Kyrgyzstan, Bishkek.
Namun saat ditanya apakah AS akan menambah jumlah pasukan di kemudian hari, Kerry secara diplomatis menjawab hal itu tidak bisa diprediksi. Saat ini, katanya, ia mendukung sepenuhnya keputusan yang diambil oleh Presiden Barack Obama.
Pihak Gedung Putih telah mengumumkan akan mengirimkan puluhan pasukan operasi khusus ke Suriah. Pasukan khusus tersebut akan berperan sebagai penasihat bagi kelompok pemberontak Suriah dalam memerangi ISIS. (ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.