China Kerahkan 2 Jet Tempur China mengerahkan dua pesawat jet tempur untuk merespons patroli kapal perang AS di Laut China Selatan. (Ilustrasi/Wikipedia) ★
Amerika Serikat (AS) hendak mengirim kapal perang lagi di kawasan Laut China Selatan setelah sebelumnya kapal perang mereka, USS Lassen, patroli di dekat pulau buatan China di kawasan sengketa itu. Sedangkan China mengerahkan dua pesawat jet tempur untuk merespons tindakan AS yang dianggap sebagai aksi “provokasi”.
Pekan lalu, kapal perang USS Lassen, bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau-pulau buatan Beijing di Laut China Selatan. Tindakan itu dianggap menantang klaim teritorial China atas Laut China Selatan yang jadi sengketa.
Seorang pejabat pertahanan AS pada hari Senin mengatakan kepada Reuters, bahwa Angkatan Laut AS akan melakukan patroli serupa. “Di wilayah sekitar dua kali seperempat atau sedikit lebih dari itu,” kata pejabat itu mengacu pada wilayah Laut China Selatan.
”Itu jumlah yang tepat untuk membuatnya biasa, tapi bukan sodokan konstan di mata. Hal ini memenuhi maksud secara teratur tentang hak kami sesuai hukum internasional dan mengingatkan China dan orang lain tentang pandangan kami,” lanjut pejabat itu, yang dilansir Selasa (3/11/2015).
Washington tidak mengakui klaim Beijing atas hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan. Klaim China itu juga ditentang Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan yang sama-sama mengklaim.
Sementara itu, dua pesawat jet tempur China telah dikerahkan dari sebuah landasan udara yang dibangun di kawasan Laut China Selatan untuk bermanuver guna merespons patroli kapal perang AS. Demikian dilaporkan South China Morning Post.
Pada Sabtu pekan lalu, Tentara Pembebasan Rakyat Angkatan Laut China mem-posting beberapa foto dari dua pesawat jet tempur China, Shenyang J-11, di situsnya. Dua pesawat itu tampak bermanuver di wilayah udara di atas Laut China Selatan. Foto lainnya menunjukkan pesawat tempur J-11 sedang take-off dan landing.
”Ini sinyal China yang dikirim ke AS, bahwa itu adalah (sinyal) serius tentang klaim (Beijing). Ini adalah tingkat respons minimum yang harus dilakukan China atau akan gagal memenuhi harapan rakyatnya,” tulis media itu mengutip Xu Guangyu, seorang pensiunan jenderal China. (mas)
Acuhkan China, AS Akan Tetap Bermanuver di Laut China Selatan AS akan tetap berpatroli di Laut China Selatan sebagai bentuk menjunjung tinggi kebebasan bernavigasi (Public.navy) ★
Amerika Serikat akan tetap melakukan patroli di sekitar Laut China Selatan, meski mendapat tentangan dari China. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tuntutan AS terhadap kebebasan bernavigasi di wilayah tersebut.
"Kami ada kepentingan di sana. Ini sekaligus menunjukkan bahwa kita menjunjung tinggi kebebasan bernavigasi," kata Deputi Penasehat Keamanan Nasional AS, Ben Rhodes seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (3/11/2015).
Rhodes menambahkan, tujuan AS dalam sengketa tersebut adalah untuk menawarkan kerangka diplomatik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Komentar Rhodes datang setelah kapal pemandu rudal AS melakukan pelayaran dekat salah satu pulau buatan Beijing di Laut China Selatan beberapa waktu lalu.
Patroli USS Lassen dalam jarak 12 mil didekat kepulauan Spratly China ini adalah aksi nyata AS yang paling signifikan dalam menyikapi permasalahan di Laut China Selatan.
Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, di mana lebih dari USD 5 triliun dana dari perdagangan berputar setiap tahunnya. Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Taiwan juga mempunyai klaim yang sama dengan China. (ian)
Amerika Serikat (AS) hendak mengirim kapal perang lagi di kawasan Laut China Selatan setelah sebelumnya kapal perang mereka, USS Lassen, patroli di dekat pulau buatan China di kawasan sengketa itu. Sedangkan China mengerahkan dua pesawat jet tempur untuk merespons tindakan AS yang dianggap sebagai aksi “provokasi”.
Pekan lalu, kapal perang USS Lassen, bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau-pulau buatan Beijing di Laut China Selatan. Tindakan itu dianggap menantang klaim teritorial China atas Laut China Selatan yang jadi sengketa.
Seorang pejabat pertahanan AS pada hari Senin mengatakan kepada Reuters, bahwa Angkatan Laut AS akan melakukan patroli serupa. “Di wilayah sekitar dua kali seperempat atau sedikit lebih dari itu,” kata pejabat itu mengacu pada wilayah Laut China Selatan.
”Itu jumlah yang tepat untuk membuatnya biasa, tapi bukan sodokan konstan di mata. Hal ini memenuhi maksud secara teratur tentang hak kami sesuai hukum internasional dan mengingatkan China dan orang lain tentang pandangan kami,” lanjut pejabat itu, yang dilansir Selasa (3/11/2015).
Washington tidak mengakui klaim Beijing atas hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan. Klaim China itu juga ditentang Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan yang sama-sama mengklaim.
Sementara itu, dua pesawat jet tempur China telah dikerahkan dari sebuah landasan udara yang dibangun di kawasan Laut China Selatan untuk bermanuver guna merespons patroli kapal perang AS. Demikian dilaporkan South China Morning Post.
Pada Sabtu pekan lalu, Tentara Pembebasan Rakyat Angkatan Laut China mem-posting beberapa foto dari dua pesawat jet tempur China, Shenyang J-11, di situsnya. Dua pesawat itu tampak bermanuver di wilayah udara di atas Laut China Selatan. Foto lainnya menunjukkan pesawat tempur J-11 sedang take-off dan landing.
”Ini sinyal China yang dikirim ke AS, bahwa itu adalah (sinyal) serius tentang klaim (Beijing). Ini adalah tingkat respons minimum yang harus dilakukan China atau akan gagal memenuhi harapan rakyatnya,” tulis media itu mengutip Xu Guangyu, seorang pensiunan jenderal China. (mas)
Acuhkan China, AS Akan Tetap Bermanuver di Laut China Selatan AS akan tetap berpatroli di Laut China Selatan sebagai bentuk menjunjung tinggi kebebasan bernavigasi (Public.navy) ★
Amerika Serikat akan tetap melakukan patroli di sekitar Laut China Selatan, meski mendapat tentangan dari China. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tuntutan AS terhadap kebebasan bernavigasi di wilayah tersebut.
"Kami ada kepentingan di sana. Ini sekaligus menunjukkan bahwa kita menjunjung tinggi kebebasan bernavigasi," kata Deputi Penasehat Keamanan Nasional AS, Ben Rhodes seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (3/11/2015).
Rhodes menambahkan, tujuan AS dalam sengketa tersebut adalah untuk menawarkan kerangka diplomatik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Komentar Rhodes datang setelah kapal pemandu rudal AS melakukan pelayaran dekat salah satu pulau buatan Beijing di Laut China Selatan beberapa waktu lalu.
Patroli USS Lassen dalam jarak 12 mil didekat kepulauan Spratly China ini adalah aksi nyata AS yang paling signifikan dalam menyikapi permasalahan di Laut China Selatan.
Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, di mana lebih dari USD 5 triliun dana dari perdagangan berputar setiap tahunnya. Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Taiwan juga mempunyai klaim yang sama dengan China. (ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.