Sebanyak 3 unit UMS SKELDAR R-350 UAV rotor sayap. Rajawali-350 adalah varian Indonesia dari R-350 yang akan co-diproduksi di dalam negeri oleh PT Bhinneka Dwi Persada. [UMS SKELDAR]
Badan keamanan maritim Indonesia (Badan Keamanan Laut, atau BAKAMLA) telah memilih Rajawali-350 UAV rotor sayap untuk memenuhi kebutuhan UAV di kapalnya, ungkap produsen peralatan pertahanan Indonesia PT Bhinneka Dwi Persada (PT BDP) kepada IHS Jane di Singapore Airshow 2016.
Rajawali-350 merupakan UMS SKELDAR yang dapat terbang vertical take-off and landing (VTOL) dengan jarak jauh, dan dikenal sebagai R-350. Sistem ini sedang dipasarkan di bawah kemitraan antara PT DBP dan UMS SKELDAR yang ditandatangani pada Desember 2015.
Christeven Bong, seorang insinyur eksekutif di PT DBP mengatakan bahwa Rajawali 350 akan diproduksi secara lisensi di Cipinang, Jakarta Timur. BAKAMLA telah menunjukkan kebutuhan untuk tiga UAV rotor sayap untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan pencarian dan penyelamatan maritim.
Sesuai dengan spesifikasi yang disediakan oleh perusahaan, Rajawali-350 dapat mengangkut muatan maksimum 30 kg dan fitur tingkat daya tahan lebih dari 4 jam. Platform ini didukung oleh pembangkit listrik tunggal turboshaft dan memiliki kecepatan tingkat maksimum 78 kt (145km / h). Bong menyatakan bahwa UAV dapat diplengkapi berbagai sistem, seperti Kamera elektro optik dan infra red untuk misi pengintaian dan misi SAR.
BAKAMLA diharapkan menandatangani tender untuk tiga UAV pada pertengahan 2016. [IHS Janes]
Badan keamanan maritim Indonesia (Badan Keamanan Laut, atau BAKAMLA) telah memilih Rajawali-350 UAV rotor sayap untuk memenuhi kebutuhan UAV di kapalnya, ungkap produsen peralatan pertahanan Indonesia PT Bhinneka Dwi Persada (PT BDP) kepada IHS Jane di Singapore Airshow 2016.
Rajawali-350 merupakan UMS SKELDAR yang dapat terbang vertical take-off and landing (VTOL) dengan jarak jauh, dan dikenal sebagai R-350. Sistem ini sedang dipasarkan di bawah kemitraan antara PT DBP dan UMS SKELDAR yang ditandatangani pada Desember 2015.
Christeven Bong, seorang insinyur eksekutif di PT DBP mengatakan bahwa Rajawali 350 akan diproduksi secara lisensi di Cipinang, Jakarta Timur. BAKAMLA telah menunjukkan kebutuhan untuk tiga UAV rotor sayap untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan pencarian dan penyelamatan maritim.
Sesuai dengan spesifikasi yang disediakan oleh perusahaan, Rajawali-350 dapat mengangkut muatan maksimum 30 kg dan fitur tingkat daya tahan lebih dari 4 jam. Platform ini didukung oleh pembangkit listrik tunggal turboshaft dan memiliki kecepatan tingkat maksimum 78 kt (145km / h). Bong menyatakan bahwa UAV dapat diplengkapi berbagai sistem, seperti Kamera elektro optik dan infra red untuk misi pengintaian dan misi SAR.
BAKAMLA diharapkan menandatangani tender untuk tiga UAV pada pertengahan 2016. [IHS Janes]
★ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.