Helikopter EC725 Cougar yang dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia di Bandung. ★
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menyatakan dukungannya terhadap pengembangan kemampuan Minimum Essential Force (MEF) yang sedang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan Kementerian Pertahanan dan TNI.
Untuk memenuhi kebutuhan TNI, khususnya kebutuhan transportasi medium, PT DI sepanjang 2015 lalu sudah menyerahkan 9 unit pesawat CN295, 12 pesawat CN235 untuk TNI AU dan AL, serta 32 unit pesawat NC212 kepada TNI.
Selain pesawat dengan sayap tetap (fixed wing), PT DI juga telah menyerahkan sejumlah pesawat sayap putar (rotary wing) atau helikopter kepada TNI.
Sepanjang tahun 2015, total terdapat 31 unit helikopter Bell 412 EP, 14 unit Bell 412 SP, dan 36 unit helikopter jenis NBO105.
Sementara untuk helikopter Super Puma NAS332, PT DI telah menyerahkan 13 unit untuk TNI.
PT DI juga masih mengantungi pesanan 6 helikopter Cougar EC725 dari TNI AU dan akan selesai dirakit pada 2017 mendatang.
"Semua pesawat yang diserahkan ke Kementerian Pertahanan atau TNI dijamin kelaikan terbangnya oleh PT DI, sesuai dengan regulasi pemerintah untuk pesawat militer," ujar Direktur Utama PT DI Budi Santoso saat dijumpai di kantornya di Bandung, Kamis (11/2/2016).
PT DI mengklaim produksi pesawat terbang dan helikopter pesanan dari dalam negeri pada tahun 2015 (termasuk TNI/Polri), berdasarkan kontrak-kontrak, memiliki total nilai sebesar 704 juta dollar AS (sekitar Rp 9,4 triliun).
Budi menambahkan, pesawat untuk kebutuhan militer kebutuhannya lebih kecil, karena itu pihaknya juga akan berkonsentrasi pada produksi pesawat-pesawat angkut komersil.
"Kami harus masuk ke pesawat komersial karena pasarnya lebih besar dibanding pesawat militer," ujarnya saat dijumpai di kantor PT DI.
Ekspor Pesawat PT DI Tahun 2015 Mencapai Rp 1,5 Triliun
CN235 di fasilitas perakitan PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jawa Barat. (Kompas)
Sepanjang tahun 2015 lalu, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) telah memproduksi dan mengirimkan pesawat terbang dan komponen pesawat terbang untuk pasar luar negeri (ekspor).
Jumlah tersebut terdiri atas 2 unit CN235-220 Multi Tasks untuk kepolisian Thailand (Royal Thai Police) dan untuk Afrika. Selain itu, terdapat juga 6 unit pesawat NC212 berbagai versi yang dikirim ke Thailand, Filipina, dan Vietnam.
PT DI juga mengekspor komponen pesawat terbang untuk Airbus Group & maskapai Korean Air.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/2/2016), PT DI mengklaim nilai ekspor pada tahun 2015 berdasarkan kontrak-kontrak tersebut di atas memiliki total nilai sebesar 116,5 juta dollar AS (sekitar Rp 1,5 triliun).
CN235 dan NC212 memang dua pesawat unggulan yang diproduksi oleh PT DI, di bawah lisensi dari Casa Spanyol.
NC212 merupakan pesawat multiguna yang mampu membawa 20 penumpang atau muatan 2.000 kilogram. NC212 seri 200 dan 400 dapat digunakan sebagai pembuat hujan (agrikultur), patroli maritim, dan penjaga pantai.
Sementara CN235 juga memiliki fungsi yang serupa ( multi purpose) namun dengan kapasitas yang lebih besar. CN235 mampu mengangkut 45 penumpang dan muatan dengan berat beban maksimal 15.000 kilogram.
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menyatakan dukungannya terhadap pengembangan kemampuan Minimum Essential Force (MEF) yang sedang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan Kementerian Pertahanan dan TNI.
Untuk memenuhi kebutuhan TNI, khususnya kebutuhan transportasi medium, PT DI sepanjang 2015 lalu sudah menyerahkan 9 unit pesawat CN295, 12 pesawat CN235 untuk TNI AU dan AL, serta 32 unit pesawat NC212 kepada TNI.
Selain pesawat dengan sayap tetap (fixed wing), PT DI juga telah menyerahkan sejumlah pesawat sayap putar (rotary wing) atau helikopter kepada TNI.
Sepanjang tahun 2015, total terdapat 31 unit helikopter Bell 412 EP, 14 unit Bell 412 SP, dan 36 unit helikopter jenis NBO105.
Sementara untuk helikopter Super Puma NAS332, PT DI telah menyerahkan 13 unit untuk TNI.
PT DI juga masih mengantungi pesanan 6 helikopter Cougar EC725 dari TNI AU dan akan selesai dirakit pada 2017 mendatang.
"Semua pesawat yang diserahkan ke Kementerian Pertahanan atau TNI dijamin kelaikan terbangnya oleh PT DI, sesuai dengan regulasi pemerintah untuk pesawat militer," ujar Direktur Utama PT DI Budi Santoso saat dijumpai di kantornya di Bandung, Kamis (11/2/2016).
PT DI mengklaim produksi pesawat terbang dan helikopter pesanan dari dalam negeri pada tahun 2015 (termasuk TNI/Polri), berdasarkan kontrak-kontrak, memiliki total nilai sebesar 704 juta dollar AS (sekitar Rp 9,4 triliun).
Budi menambahkan, pesawat untuk kebutuhan militer kebutuhannya lebih kecil, karena itu pihaknya juga akan berkonsentrasi pada produksi pesawat-pesawat angkut komersil.
"Kami harus masuk ke pesawat komersial karena pasarnya lebih besar dibanding pesawat militer," ujarnya saat dijumpai di kantor PT DI.
Ekspor Pesawat PT DI Tahun 2015 Mencapai Rp 1,5 Triliun
CN235 di fasilitas perakitan PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jawa Barat. (Kompas)
Sepanjang tahun 2015 lalu, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) telah memproduksi dan mengirimkan pesawat terbang dan komponen pesawat terbang untuk pasar luar negeri (ekspor).
Jumlah tersebut terdiri atas 2 unit CN235-220 Multi Tasks untuk kepolisian Thailand (Royal Thai Police) dan untuk Afrika. Selain itu, terdapat juga 6 unit pesawat NC212 berbagai versi yang dikirim ke Thailand, Filipina, dan Vietnam.
PT DI juga mengekspor komponen pesawat terbang untuk Airbus Group & maskapai Korean Air.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/2/2016), PT DI mengklaim nilai ekspor pada tahun 2015 berdasarkan kontrak-kontrak tersebut di atas memiliki total nilai sebesar 116,5 juta dollar AS (sekitar Rp 1,5 triliun).
CN235 dan NC212 memang dua pesawat unggulan yang diproduksi oleh PT DI, di bawah lisensi dari Casa Spanyol.
NC212 merupakan pesawat multiguna yang mampu membawa 20 penumpang atau muatan 2.000 kilogram. NC212 seri 200 dan 400 dapat digunakan sebagai pembuat hujan (agrikultur), patroli maritim, dan penjaga pantai.
Sementara CN235 juga memiliki fungsi yang serupa ( multi purpose) namun dengan kapasitas yang lebih besar. CN235 mampu mengangkut 45 penumpang dan muatan dengan berat beban maksimal 15.000 kilogram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.