Indonesia berharap untuk menandatangani kesepakatan pembelian sepuluh pesawat tempur Su-35 Flanker-E dengan Rusia bulan depan.
Pesawat tempur superioritas udara yang kuat buatan Rusia ini akan menggantikan armada pesawat tempur F-5E Tiger II buatan Amerika yang sudah tua. Su-35 nantinya akan bergabung dengan enam belas pesawat tempur Su-27 dan Su-30. Indonesia mengoperasikan beberapa varian Sukhoi meskipun dalam jumlah yang kecil.
Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu akan ke Rusia bulan Maret untuk menandatangani kesepakatan pembelian pesawat tempur Su-35, ungkap Defence World.net, media lokal Indonesia lainnya juga menguatkan laporan tersebut.
Ryamizard mengatakan bahwa Indonesia akan membeli maksimal sepuluh Su-35. Namun, jumlah sebenarnya yang akan dibeli bisa hanya delapan pesawat saja, ungkap harian Tempo Indonesia. Awalnya, Indonesia ingin membeli sebanyak enam belas Su-35 Rusia.
Ryamizard mengatakan pembelian kecil akan memungkinkan Indonesia membeli pesawat yang lebih canggih jika sudah tersedia nanti. “Jika ada pesawat dengan teknologi baru, kita dapat memperbarui (jet tempur),” katanya.
Meskipun pembelian Su-35 Indonesia berjumlah kecil, penjualan tersebut terlihat menjadi sukses ekspor pertama Su-35 di luar pembelian China. Pembelian (Su-35 Indonesia) bisa membuka jalan bagi negara-negara lain untuk mengikuti.
Sementara keputusan pembelian Su-35 oleh Indonesia mungkin menjadi berita baik bagi Moskow, Jakarta tidak berniat meninggalkan Washington. Ryamizard menunjukkan bahwa Indonesia mengoperasikan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan peralatan perang buatan Eropa lainnya.
“Kami memiliki F-16 dari AS, dan kami memiliki banyak kapal perang buatan Eropa juga,” kata Ryamizard kepada Jakarta Post. “Kami juga terlibat dalam berbagai kerja sama pertahanan dengan AS, kami tidak mendukung salah satu negara (blok).”
Jakarta membeli peralatan perang dari berbagai blok, sadar akan embargo yang pernah diterapkan AS yang membuat Militer Indonesia terseok-seok beberapa waktu lalu.
“Komitmen untuk memperkuat kerja sama pertahanan dengan Rusia dan rencana pembelian (Su-35) adalah cara bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa (Indonesia) adalah negara netral dalam hal kerja sama pertahanan,” kata Ryamizard.
Tapi tetap ada kemungkinan Indonesia meng-upgrade armada F-16A / B, yang berarti mungkin masih ada kesempatan bagi Lockheed Martin bekerja sama dengan Indonesia dalam waktu dekat. [NationalInterest]
Pesawat tempur superioritas udara yang kuat buatan Rusia ini akan menggantikan armada pesawat tempur F-5E Tiger II buatan Amerika yang sudah tua. Su-35 nantinya akan bergabung dengan enam belas pesawat tempur Su-27 dan Su-30. Indonesia mengoperasikan beberapa varian Sukhoi meskipun dalam jumlah yang kecil.
Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu akan ke Rusia bulan Maret untuk menandatangani kesepakatan pembelian pesawat tempur Su-35, ungkap Defence World.net, media lokal Indonesia lainnya juga menguatkan laporan tersebut.
Ryamizard mengatakan bahwa Indonesia akan membeli maksimal sepuluh Su-35. Namun, jumlah sebenarnya yang akan dibeli bisa hanya delapan pesawat saja, ungkap harian Tempo Indonesia. Awalnya, Indonesia ingin membeli sebanyak enam belas Su-35 Rusia.
Ryamizard mengatakan pembelian kecil akan memungkinkan Indonesia membeli pesawat yang lebih canggih jika sudah tersedia nanti. “Jika ada pesawat dengan teknologi baru, kita dapat memperbarui (jet tempur),” katanya.
Meskipun pembelian Su-35 Indonesia berjumlah kecil, penjualan tersebut terlihat menjadi sukses ekspor pertama Su-35 di luar pembelian China. Pembelian (Su-35 Indonesia) bisa membuka jalan bagi negara-negara lain untuk mengikuti.
Sementara keputusan pembelian Su-35 oleh Indonesia mungkin menjadi berita baik bagi Moskow, Jakarta tidak berniat meninggalkan Washington. Ryamizard menunjukkan bahwa Indonesia mengoperasikan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan peralatan perang buatan Eropa lainnya.
“Kami memiliki F-16 dari AS, dan kami memiliki banyak kapal perang buatan Eropa juga,” kata Ryamizard kepada Jakarta Post. “Kami juga terlibat dalam berbagai kerja sama pertahanan dengan AS, kami tidak mendukung salah satu negara (blok).”
Jakarta membeli peralatan perang dari berbagai blok, sadar akan embargo yang pernah diterapkan AS yang membuat Militer Indonesia terseok-seok beberapa waktu lalu.
“Komitmen untuk memperkuat kerja sama pertahanan dengan Rusia dan rencana pembelian (Su-35) adalah cara bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa (Indonesia) adalah negara netral dalam hal kerja sama pertahanan,” kata Ryamizard.
Tapi tetap ada kemungkinan Indonesia meng-upgrade armada F-16A / B, yang berarti mungkin masih ada kesempatan bagi Lockheed Martin bekerja sama dengan Indonesia dalam waktu dekat. [NationalInterest]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.