Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, tengah memberikan ceramah didepan 240 para awak media cetak dan elektronik, yang bertajuk "Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri Sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas" dalam rangka meningkatkan Wawasan Kebangsaan pada acara Sail of Journalist, di atas KRI Makassar-590, Surabaya, Jumat, 5 Februari 2016. (Istimewa/PR) ☆
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengemukakan, ancaman serius ke depan adalah proxy war atau perang proksi. Perang proksi terjadi ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain secara langsung.
Sementara, kekuasaan kadang-kadang digunakan pemerintah sebagai proksi, aktor non-negara kekerasan, dan tentara bayaran, pihak ketiga lainnya yang lebih sering digunakan. Perang ini menyerang lawan tanpa menyebabkan perang skala penuh.
Hal itu disampaikan Gatot dalam ceramah "Peran Da'i Dalam Mengatasi Ancaman dan Pembangunan Bangsa Menuju Indonesia Emas” di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat. Ceramah sendiri diikuti 300 peserta Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 Ikadi (Ikatan Da’i Indonesia).
Gatot menjelaskan, banyak cara yang dilakukan negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia. Salah satunya dengan membuat Proxy War.
"Saat ini sudah terasa adanya Proxy War. Kita harus waspadai karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Caranya dengan menguasai media di Indonesia dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan," kata Gatot.
Dia berharap, seluruh anak bangsa memahami apa sebenarnya ancaman bangsa Indonesia kedepan. Hal itu sangat penting untuk memberikan peringatan bagi kita semua mau seperti apa bangsa ini kedepan.
"Yang ditakuti oleh negara-negara lain itu bukan tentaranya tapi rakyatnya, karena apabila rakyatnya bersatu maka akan menjadi kekuatan yang besar bagi suatu negara,” tegas Gatot.
Menurut Gatot, peran para Da'i sebagai pemersatu dan menyiapkan mental bangsa. Dakwah hendaknya diarahkan untuk membela bangsa dengan membangun iman umat, membangun pribadi yang soleh secara vertikal dan soleh secara sosial, memelihara toleransi antar umat beragama.
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengemukakan, ancaman serius ke depan adalah proxy war atau perang proksi. Perang proksi terjadi ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain secara langsung.
Sementara, kekuasaan kadang-kadang digunakan pemerintah sebagai proksi, aktor non-negara kekerasan, dan tentara bayaran, pihak ketiga lainnya yang lebih sering digunakan. Perang ini menyerang lawan tanpa menyebabkan perang skala penuh.
Hal itu disampaikan Gatot dalam ceramah "Peran Da'i Dalam Mengatasi Ancaman dan Pembangunan Bangsa Menuju Indonesia Emas” di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat. Ceramah sendiri diikuti 300 peserta Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 Ikadi (Ikatan Da’i Indonesia).
Gatot menjelaskan, banyak cara yang dilakukan negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia. Salah satunya dengan membuat Proxy War.
"Saat ini sudah terasa adanya Proxy War. Kita harus waspadai karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Caranya dengan menguasai media di Indonesia dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan," kata Gatot.
Dia berharap, seluruh anak bangsa memahami apa sebenarnya ancaman bangsa Indonesia kedepan. Hal itu sangat penting untuk memberikan peringatan bagi kita semua mau seperti apa bangsa ini kedepan.
"Yang ditakuti oleh negara-negara lain itu bukan tentaranya tapi rakyatnya, karena apabila rakyatnya bersatu maka akan menjadi kekuatan yang besar bagi suatu negara,” tegas Gatot.
Menurut Gatot, peran para Da'i sebagai pemersatu dan menyiapkan mental bangsa. Dakwah hendaknya diarahkan untuk membela bangsa dengan membangun iman umat, membangun pribadi yang soleh secara vertikal dan soleh secara sosial, memelihara toleransi antar umat beragama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.