⚓ Senilai hampir Rp 79 triliunIlustrasi Comandanti-class corvette [dohanews] ☆
Qatar akan membeli tujuh kapal angkatan laut Italia dalam kesepakatan pertahanan besar senilai hampir Rp 79 triliun. Kesepakatan ini terjadi di tengah perseteruan antara monarki Teluk yang kaya minyak itu dengan blok yang dipimpin Arab Saudi.
"Saya dengan senang hati mengumumkan kesimpulan kesepakatan antara Pasukan Angkatan Laut Qatar untuk membeli tujuh unit kapal angkatan laut dari Italia dalam konteks kerja sama militer antara kedua negara," kata Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, dilansir dari Russia Today, Kamis (3/8/2017).
Pejabat tersebut menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai nama perusahaan Italia atau kapal itu sendiri, namun menambahkan kesepakatan tersebut diperkirakan mencapai lebih dari Rp 78 triliun.
Juni lalu, perusahaan galangan kapal milik Itali Fincantieri mengumumkan kontrak 4 miliar euro untuk mengirimkan beberapa kapal untuk Angkatan Laut Qatar.
Perusahaan tersebut mengatakan akan membangun empat kapal korvet untuk monarki Teluk, serta dua kapal pembantu dan kapal pendaratan amfibi. Tidak jelas pada tahap ini jika kesepakatan yang dimaksud mencakup kapal perang yang sama.
Kapal tersebut akan dibangun di galangan kapal Italia mulai tahun 2018. Produsen sistem pertahanan utama Italia, Leonardo, dikatakan memasang peralatan elektronik dan sistem persenjataan, sehingga menerima sekitar sepertiga dari kesepakatan besar tersebut.
Saat ini, Angkatan Laut Qatar hanya memiliki kemampuan tempur terbatas karena sejumlah kecil kapal dan aset. Menurut situs Global Security, ruang lingkup operasi Angkatan Laut terbatas untuk berpatroli di jalur pesisirnya untuk jangka waktu yang pendek, bersamaan dengan misi anti-penyelundupan dan anti-pembajakan.
Tiga kapal tempur La Combattante III buatan Perancis yang dipersenjatai dengan rudal anti-kapal Exocet, yang mulai beroperasi pada tahun 1983, merupakan inti dari Angkatan Laut modern Qatar.
Berita tentang kesepakatan militer menyusul perseteruan antara Qatar dan negara-negara tetangganya di Arab. Ketegangan diplomatik telah menyebabkan blokade ekonomi dan perjalanan, ditambah dengan ultimatum 13 poin yang dikeluarkan oleh blok Teluk yang dipimpin Saudi.
Di antara tuntutan itu, tetangga Arab Qatar bersikeras bahwa Doha harus menghentikan dukungannya terhadap kelompok teror, mengusir pasukan Turki dari negara tersebut, dan menutup jaringan berita internasional Al Jazeera yang didanai pemerintah.
Doha telah menolak ultimatum tersebut, mendapat kekuatan regional lainnya untuk memberikan dukungan politik. Turki telah mengirim sebuah kontingen kecil yang terdiri dari tentara, material dan kendaraan lapis baja dalam berbagai kesempatan, juga mengirimkan makanan dan bahan bakar ke Qatar.
Iran juga telah membantu Qatar dengan mengirimkan sekitar 1.000 ton buah dan sayuran setiap hari, menurut media Iran. (ian)
Qatar akan membeli tujuh kapal angkatan laut Italia dalam kesepakatan pertahanan besar senilai hampir Rp 79 triliun. Kesepakatan ini terjadi di tengah perseteruan antara monarki Teluk yang kaya minyak itu dengan blok yang dipimpin Arab Saudi.
"Saya dengan senang hati mengumumkan kesimpulan kesepakatan antara Pasukan Angkatan Laut Qatar untuk membeli tujuh unit kapal angkatan laut dari Italia dalam konteks kerja sama militer antara kedua negara," kata Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, dilansir dari Russia Today, Kamis (3/8/2017).
Pejabat tersebut menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai nama perusahaan Italia atau kapal itu sendiri, namun menambahkan kesepakatan tersebut diperkirakan mencapai lebih dari Rp 78 triliun.
Juni lalu, perusahaan galangan kapal milik Itali Fincantieri mengumumkan kontrak 4 miliar euro untuk mengirimkan beberapa kapal untuk Angkatan Laut Qatar.
Perusahaan tersebut mengatakan akan membangun empat kapal korvet untuk monarki Teluk, serta dua kapal pembantu dan kapal pendaratan amfibi. Tidak jelas pada tahap ini jika kesepakatan yang dimaksud mencakup kapal perang yang sama.
Kapal tersebut akan dibangun di galangan kapal Italia mulai tahun 2018. Produsen sistem pertahanan utama Italia, Leonardo, dikatakan memasang peralatan elektronik dan sistem persenjataan, sehingga menerima sekitar sepertiga dari kesepakatan besar tersebut.
Saat ini, Angkatan Laut Qatar hanya memiliki kemampuan tempur terbatas karena sejumlah kecil kapal dan aset. Menurut situs Global Security, ruang lingkup operasi Angkatan Laut terbatas untuk berpatroli di jalur pesisirnya untuk jangka waktu yang pendek, bersamaan dengan misi anti-penyelundupan dan anti-pembajakan.
Tiga kapal tempur La Combattante III buatan Perancis yang dipersenjatai dengan rudal anti-kapal Exocet, yang mulai beroperasi pada tahun 1983, merupakan inti dari Angkatan Laut modern Qatar.
Berita tentang kesepakatan militer menyusul perseteruan antara Qatar dan negara-negara tetangganya di Arab. Ketegangan diplomatik telah menyebabkan blokade ekonomi dan perjalanan, ditambah dengan ultimatum 13 poin yang dikeluarkan oleh blok Teluk yang dipimpin Saudi.
Di antara tuntutan itu, tetangga Arab Qatar bersikeras bahwa Doha harus menghentikan dukungannya terhadap kelompok teror, mengusir pasukan Turki dari negara tersebut, dan menutup jaringan berita internasional Al Jazeera yang didanai pemerintah.
Doha telah menolak ultimatum tersebut, mendapat kekuatan regional lainnya untuk memberikan dukungan politik. Turki telah mengirim sebuah kontingen kecil yang terdiri dari tentara, material dan kendaraan lapis baja dalam berbagai kesempatan, juga mengirimkan makanan dan bahan bakar ke Qatar.
Iran juga telah membantu Qatar dengan mengirimkan sekitar 1.000 ton buah dan sayuran setiap hari, menurut media Iran. (ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.