Ilustrasi KRI Ahmad Yani class TNI AL ☆
KSAL Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan pihaknya kini tengah membicarakan soal hibah kapal dari TNI AL untuk Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI).
Ia mengatakan, untuk hibah yang akan dilakukan berikutnya TNI AL tidak lagi akan menghibahkan kapal-kapal kecil karena lemahnya daya tahan kapal kecil.
Hal itu dikatakan Ade dalam konferensi pers kegiatan Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Rapim TNI AL) tahun 2018 di Auditorium Yos Sudarso, Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap Jakarta Timur pada Jumat (26/1/2018).
“Soal kapal hibah ke Bakamla dalam proses pembicaraan. Dulu memang yang kita hibahkan adalah kapal-kapal kecil, fiber. Tapi saya bilang, buat apa fiber, kena ombak besar juga pulang,” kata Ade.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya kini tengah melihat sejauh mana kemungkinan untuk menghibahkan kapal TNI AL yang berukuran besar seperti kapal jenis Fregat.
Nantinya, pihaknya akan mengevaluasi kapal berteknologi perang tinggi tersebut.
Ia menegaskan bahwa kapal tersebut bisa didemiliterisasi dan digunakan oleh Bakamla untuk mengawasi illegal fishing di perairan Indonesia.
“Lebih baik nantinya kita dengan Bakamla, Bakamla juga sudah memprogramkan kapal besar untuk Coast Guard. Nanti juga kita evaluasi kapal Fregat kita. Itu bisa demiliterisasi, kemudian bisa menjadi kapal Bakamla,” kata Ade.
Ade menambahkan bahwa pihaknya juga nantinya akan menyeleksi kapal tersebut untuk melihat mana yang masih mungkin dihunakan dan mana yang sudah tidak ekonomis lagi bagi TNI AL.
“Ini yang nanti kita seleksi, mana yang masih mungkin dan mana yang tidak ekonomis lagi,” kata Ade.
KSAL Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan pihaknya kini tengah membicarakan soal hibah kapal dari TNI AL untuk Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI).
Ia mengatakan, untuk hibah yang akan dilakukan berikutnya TNI AL tidak lagi akan menghibahkan kapal-kapal kecil karena lemahnya daya tahan kapal kecil.
Hal itu dikatakan Ade dalam konferensi pers kegiatan Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Rapim TNI AL) tahun 2018 di Auditorium Yos Sudarso, Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap Jakarta Timur pada Jumat (26/1/2018).
“Soal kapal hibah ke Bakamla dalam proses pembicaraan. Dulu memang yang kita hibahkan adalah kapal-kapal kecil, fiber. Tapi saya bilang, buat apa fiber, kena ombak besar juga pulang,” kata Ade.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya kini tengah melihat sejauh mana kemungkinan untuk menghibahkan kapal TNI AL yang berukuran besar seperti kapal jenis Fregat.
Nantinya, pihaknya akan mengevaluasi kapal berteknologi perang tinggi tersebut.
Ia menegaskan bahwa kapal tersebut bisa didemiliterisasi dan digunakan oleh Bakamla untuk mengawasi illegal fishing di perairan Indonesia.
“Lebih baik nantinya kita dengan Bakamla, Bakamla juga sudah memprogramkan kapal besar untuk Coast Guard. Nanti juga kita evaluasi kapal Fregat kita. Itu bisa demiliterisasi, kemudian bisa menjadi kapal Bakamla,” kata Ade.
Ade menambahkan bahwa pihaknya juga nantinya akan menyeleksi kapal tersebut untuk melihat mana yang masih mungkin dihunakan dan mana yang sudah tidak ekonomis lagi bagi TNI AL.
“Ini yang nanti kita seleksi, mana yang masih mungkin dan mana yang tidak ekonomis lagi,” kata Ade.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.