✬ Merupakan tim aju Komando Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) memberangkatkan salah satu unsur kapal perangnya KRI Banda Aceh 593 untuk mendukung penyiapan pembentukan Komando Armada III di Sorong. KRI Banda Aceh yang dikomandani Letkol Laut (P) Whisnu Kusardianto, S.E., M.H. akan berangkat membawa para personel dan material yang akan menyiapkan dan menjadi tim aju Komando Armada III dari Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/4).
Dalam kesempatan tersebut, Panglima Kolinlamil Laksda TNI R. Achmad Rivai, S.E., M.M. yang diwakili Kaskolinlamil meninjau langsung persiapan keberangkatan kapal jenis Landing Platform Dock(LPD) buatan dalam negeri ini.
Panglima Kolinlamil mengatakan bahwa unsur-unsurnya siap mendukung penyiapan pembentukan Komando Armada III yang merupakan tindak lanjut dari pimpinan TNI AL.
“Kolinlamil siap mendukung penyiapan Komando Armada III” kata mantan Komandan Lantamal II Padang ini diruang kerjanya, Senin (23/4).
KRI Banda Aceh-593 merupakan kapal kelas Loyd Register + 100A1 adalah buatan PT PAL yang diluncurkan pada tahun 2010. Kapal tersebut diproduksi untuk memperkuat jajaran TNI AL dalam mendukung Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Kapal perang ini dibangun dengan menggunakan konstruksi lambung ganda (double bottom), Untuk memudahkan manuver, dan dilengkapi bow thruster.
KRI Banda Aceh 593 digunakan untuk menunjang tugas dan operasi Komando Lintas Laut Militer di antaranya untuk Landing Craft Carrier, pendaratan pasukan, operasi amfibi, tank carrier, combat vehicle 22 unit, tactical vehicle 13 unit, total embarkasi 507 personel. Selain itu, operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta mampu berlayar selama 30 hari secara terus-menerus.
KRI Banda Aceh 593 telah teruji, mulai dari kecepatan kapal, stabilitas kapal dan kemampuan berlayar. Hasil uji coba cukup memuaskan. Pada saat uji coba dilakukan kecepatan kapal mencapai 15,2 knots, padahal dalam kontak ditetapkan 15,0 knots.
Urgensi Armada ketiga merupakan salah satu fokus pembahasan dari perencanaan strategis TNI AL. Hal ini disampaikan Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.AP. kepada Media massa saat Rapat Pimpinan TNI AL di Mabesal Cilangkap Jakarta (26/1) tentang implementasi rencana pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional TNI AL tahun 2018.
Hal itu disampaikan mengingat kebutuhan mendasar TNI AL saat ini di tengah semakin dinamisnya ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan di perairan yurisdiksi nasional. Selain itu juga untuk efisiensi dan efektifitas operasi pengamanan laut.
Kebutuhan suatu armada itu sangat kompleks, wilayahnya harus bisa memenuhi semua aspek termasuk dermaga, pangkalan dan sarana perbaikan kapal.
Saat ini Sorong yang tadinya sebuah Pangkalan TNI AL (Lanal) naik status menjadi Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal). Hal itu untuk mendorong percepatan terbentuknya armada baru di wilayah timur Indonesia.
Tentunya, pembangunan armada yang ideal akan dikerjakan secara bertahap mulai tahun 2017 lalu. Proyeksi ini juga mengikuti kebijakan pemerintah dan anggaran.
Proyeksi armada ketiga di Sorong sudah dikaji sejak tahun 2004. Kajian itu didasarkan dari pengamanan 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), di mana wilayah timur terdapat ALKI III A, B dan C. (AD)
Dalam kesempatan tersebut, Panglima Kolinlamil Laksda TNI R. Achmad Rivai, S.E., M.M. yang diwakili Kaskolinlamil meninjau langsung persiapan keberangkatan kapal jenis Landing Platform Dock(LPD) buatan dalam negeri ini.
Panglima Kolinlamil mengatakan bahwa unsur-unsurnya siap mendukung penyiapan pembentukan Komando Armada III yang merupakan tindak lanjut dari pimpinan TNI AL.
“Kolinlamil siap mendukung penyiapan Komando Armada III” kata mantan Komandan Lantamal II Padang ini diruang kerjanya, Senin (23/4).
KRI Banda Aceh-593 merupakan kapal kelas Loyd Register + 100A1 adalah buatan PT PAL yang diluncurkan pada tahun 2010. Kapal tersebut diproduksi untuk memperkuat jajaran TNI AL dalam mendukung Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Kapal perang ini dibangun dengan menggunakan konstruksi lambung ganda (double bottom), Untuk memudahkan manuver, dan dilengkapi bow thruster.
KRI Banda Aceh 593 digunakan untuk menunjang tugas dan operasi Komando Lintas Laut Militer di antaranya untuk Landing Craft Carrier, pendaratan pasukan, operasi amfibi, tank carrier, combat vehicle 22 unit, tactical vehicle 13 unit, total embarkasi 507 personel. Selain itu, operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta mampu berlayar selama 30 hari secara terus-menerus.
KRI Banda Aceh 593 telah teruji, mulai dari kecepatan kapal, stabilitas kapal dan kemampuan berlayar. Hasil uji coba cukup memuaskan. Pada saat uji coba dilakukan kecepatan kapal mencapai 15,2 knots, padahal dalam kontak ditetapkan 15,0 knots.
Urgensi Armada ketiga merupakan salah satu fokus pembahasan dari perencanaan strategis TNI AL. Hal ini disampaikan Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.AP. kepada Media massa saat Rapat Pimpinan TNI AL di Mabesal Cilangkap Jakarta (26/1) tentang implementasi rencana pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional TNI AL tahun 2018.
Hal itu disampaikan mengingat kebutuhan mendasar TNI AL saat ini di tengah semakin dinamisnya ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan di perairan yurisdiksi nasional. Selain itu juga untuk efisiensi dan efektifitas operasi pengamanan laut.
Kebutuhan suatu armada itu sangat kompleks, wilayahnya harus bisa memenuhi semua aspek termasuk dermaga, pangkalan dan sarana perbaikan kapal.
Saat ini Sorong yang tadinya sebuah Pangkalan TNI AL (Lanal) naik status menjadi Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal). Hal itu untuk mendorong percepatan terbentuknya armada baru di wilayah timur Indonesia.
Tentunya, pembangunan armada yang ideal akan dikerjakan secara bertahap mulai tahun 2017 lalu. Proyeksi ini juga mengikuti kebijakan pemerintah dan anggaran.
Proyeksi armada ketiga di Sorong sudah dikaji sejak tahun 2004. Kajian itu didasarkan dari pengamanan 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), di mana wilayah timur terdapat ALKI III A, B dan C. (AD)
⚓ TNI AL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.