Ilustrasi [TNI] ✮
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto akan menggeser sekitar dua ribuan pasukan dari pulau Jawa ke wilayah Natuna, Kepulauan Riau, untuk mengisi tempat-tempat yang tengah dibangun fasilitas militernya.
"Penempatan personel atau pasukan tempur di sini adalah sifatnya alih kodal," kata Panglima TNI usai kunjungan kerja ke pulau Pulau Sekatung dan berbagai fasilitas militer yang tengah dibangun di Kepulauan Natuna, Senin.
Pasukan yang akan ditempatkan di Natuna di antaranya adalah marinir hingga tingkat batalyon.
Peninjauan beberapa fasilitas di Kepulauan Natuna bertujuan mengintegrasikan tiga angkatan, yakni laut, udara dan darat.
"Di mulai Baterai Armed, Satuan Radar, hingga Marinir," kata Hadi.
Dalam kunjungannya, Hadi juga memeriksa Baterai Armed di Teluk Buton. Pada Satuan Artileri Medan itu telah berdiri bangunan markas dan beberapa fasilitas dan prasarana yang menyertainya, seperti tempat tinggal.
Ia pun meminta agar satuan segera menentukan tempat latihan agar ketika nanti ada prajurit yang dikirimkan untuk bertugas di sana telah ada tempat dan jadwal latihan yang efektif.
Hadi juga mengunjungi pembangunan dermaga di Selat Lampa. Ia merasa senang karena dermaga labuh untuk kapal-kapal TNI AL ini telah memiliki fasilitas untuk menyediakan air tawar dan bahan bakar.
"Jadi, untuk pengisian bahan bakar tidak perlu lagi ke Batam," ujarnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini berharap fasilitas militer yang tengah di bangun tersebut, baik hanggar untuk tiga heli dari tiga matra, pelabuhan di Selat Lampa dan rumah sakit bisa diselesaikan dalam waktu dekat ini.
"Mudah-mudahan pertengahan Mei 2018 sudah bisa diresmikan sehingga secara bertahap pasukan maupun peralatannya bisa disiapkan di wilayah Natuna," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan pembangunan pangkalan militer dan pertahanan di wilayah Natuna, Kepulauan Riau patut diperkuat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari campur tangan pihak asing.
"Kunjungan kerja yang dilakukan Panglima TNI di wilayah perbatasan seperti Natuna ini fokus pada pertahanan dan keamanan negara dari kemungkinan intervensi asing," kata Bambang yang ikut bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Hadir dalam kunjungan itu, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Pangkostrad Letjen TNI Agus Kriswanto, Danjen Kopassus Mayjen TNI Eko Margiono, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono, Dankorpaskhas Marsda TNI Seto Purnomo, Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni dan para Asisten Panglima TNI serta Asisten Mabes Angkatan.
Menurut Bambang, wilayah Natuna yang berada dekat dengan Laut China Selatan (LCS) menjadi incaran Amerika dan China yang ingin menguasai LCS tersebut sehingga diperlukan penguatan pertahanan negara di wilayah Natuna.
Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Bamsoet ini mendorong Komisi I DPR untuk membahas peningkatan anggaran pertahanan, khususnya daerah perbatasan di Natuna.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto akan menggeser sekitar dua ribuan pasukan dari pulau Jawa ke wilayah Natuna, Kepulauan Riau, untuk mengisi tempat-tempat yang tengah dibangun fasilitas militernya.
"Penempatan personel atau pasukan tempur di sini adalah sifatnya alih kodal," kata Panglima TNI usai kunjungan kerja ke pulau Pulau Sekatung dan berbagai fasilitas militer yang tengah dibangun di Kepulauan Natuna, Senin.
Pasukan yang akan ditempatkan di Natuna di antaranya adalah marinir hingga tingkat batalyon.
Peninjauan beberapa fasilitas di Kepulauan Natuna bertujuan mengintegrasikan tiga angkatan, yakni laut, udara dan darat.
"Di mulai Baterai Armed, Satuan Radar, hingga Marinir," kata Hadi.
Dalam kunjungannya, Hadi juga memeriksa Baterai Armed di Teluk Buton. Pada Satuan Artileri Medan itu telah berdiri bangunan markas dan beberapa fasilitas dan prasarana yang menyertainya, seperti tempat tinggal.
Ia pun meminta agar satuan segera menentukan tempat latihan agar ketika nanti ada prajurit yang dikirimkan untuk bertugas di sana telah ada tempat dan jadwal latihan yang efektif.
Hadi juga mengunjungi pembangunan dermaga di Selat Lampa. Ia merasa senang karena dermaga labuh untuk kapal-kapal TNI AL ini telah memiliki fasilitas untuk menyediakan air tawar dan bahan bakar.
"Jadi, untuk pengisian bahan bakar tidak perlu lagi ke Batam," ujarnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini berharap fasilitas militer yang tengah di bangun tersebut, baik hanggar untuk tiga heli dari tiga matra, pelabuhan di Selat Lampa dan rumah sakit bisa diselesaikan dalam waktu dekat ini.
"Mudah-mudahan pertengahan Mei 2018 sudah bisa diresmikan sehingga secara bertahap pasukan maupun peralatannya bisa disiapkan di wilayah Natuna," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan pembangunan pangkalan militer dan pertahanan di wilayah Natuna, Kepulauan Riau patut diperkuat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari campur tangan pihak asing.
"Kunjungan kerja yang dilakukan Panglima TNI di wilayah perbatasan seperti Natuna ini fokus pada pertahanan dan keamanan negara dari kemungkinan intervensi asing," kata Bambang yang ikut bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Hadir dalam kunjungan itu, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Pangkostrad Letjen TNI Agus Kriswanto, Danjen Kopassus Mayjen TNI Eko Margiono, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono, Dankorpaskhas Marsda TNI Seto Purnomo, Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni dan para Asisten Panglima TNI serta Asisten Mabes Angkatan.
Menurut Bambang, wilayah Natuna yang berada dekat dengan Laut China Selatan (LCS) menjadi incaran Amerika dan China yang ingin menguasai LCS tersebut sehingga diperlukan penguatan pertahanan negara di wilayah Natuna.
Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Bamsoet ini mendorong Komisi I DPR untuk membahas peningkatan anggaran pertahanan, khususnya daerah perbatasan di Natuna.
⚓ antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.