Latihan puncak TNI AL Armada Jaya XXXVII di perairan laut Jawa selesai digelar. KRI Nala-363, Sang Legenda di Armada Jaya XXXVII [ist]
Latihan tempur mulai 11 hingga 14 Juli 2019 yang disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini melibatkan 8.493 personel serta berbagai Kapal Perang (KRI) hingga pesawat tempur.
Yang menarik pada latihan besar TNI AL ini adalah keikutsertaan KRI Nala-363 dari jajaran satuan kapal Eskorta koarmada II.
KRI Nala ini adalah kapal perang jenis korvet buatan Belanda tahun 1977. Kapal yang seusia dan pabrikan yang sama dengan KRI Fatahillah-361 ini masih sangat terawat.
Bahkan, KRI Nala masih menggunakan sistem kendali senjata dan sistem pendorongan masih asli atau orisinil bawaan dari Belanda, yaitu dua pendorongan yang terdiri dari mesin diesel dan gas turbin. Tentu, kondisi ini berbeda dengan KRI Fatahillah yang sistem kendali senjata sudah diperbarui dengan sistem pendorongan dua mesin diesel.
KRI Nala saat ini dipimpin Letkol Laut (P) I Gede Dharma Yoga lulusan AAL angkatan 45 tahun 1999. Dalam tugas sehari-hari, ia dibantu perwira staf antara lain : Perwira Pelaksana (Palaksa) Mayor Laut (P) Rizkal Fadhul Kamal lulusan AAL angkatan 48 tahun 2002, Kepala Departemen Operasi (Kadep OPS) Mayor Laut (P) Arief Setiawan lulusan AAL 51 tahun 2005.
Lalu, Kepala Departemen Permesinan (Kadepsin) Mayor Laut (T) Yohan Wilbert Moningka lulusan AAL 47 tahun 2001, Kepala Departemen Elektronika Senjata (Kadep Leksen) dengan WS. Kadepleksen Kapten Laut (E) Galih Suryo lulusan AAL 56 tahun 2011, dan Kepala Departemen Logistik (Kadep Log) Lettu Laut (S) Charles Aleksander A, lulusan AAL 57 tahun 2012.
KRI Nala-363 saat ini pantas disebut leganda, sebab usia yang tak lagi muda sebagai penjaga laut Nusantara. Meski begitu, KRI Nala masih mamapu mempertahankan kondisi teknisnya.
Dengan semboyan Prati pracanasana Karana yang artinya menuju kejayaan laut Nusantara, KRI Nala mampu mengemban tugas yang diemban meski usia yang tidak lagi muda. Salam Jaladimantri Nala.
Latihan tempur mulai 11 hingga 14 Juli 2019 yang disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini melibatkan 8.493 personel serta berbagai Kapal Perang (KRI) hingga pesawat tempur.
Yang menarik pada latihan besar TNI AL ini adalah keikutsertaan KRI Nala-363 dari jajaran satuan kapal Eskorta koarmada II.
KRI Nala ini adalah kapal perang jenis korvet buatan Belanda tahun 1977. Kapal yang seusia dan pabrikan yang sama dengan KRI Fatahillah-361 ini masih sangat terawat.
Bahkan, KRI Nala masih menggunakan sistem kendali senjata dan sistem pendorongan masih asli atau orisinil bawaan dari Belanda, yaitu dua pendorongan yang terdiri dari mesin diesel dan gas turbin. Tentu, kondisi ini berbeda dengan KRI Fatahillah yang sistem kendali senjata sudah diperbarui dengan sistem pendorongan dua mesin diesel.
KRI Nala saat ini dipimpin Letkol Laut (P) I Gede Dharma Yoga lulusan AAL angkatan 45 tahun 1999. Dalam tugas sehari-hari, ia dibantu perwira staf antara lain : Perwira Pelaksana (Palaksa) Mayor Laut (P) Rizkal Fadhul Kamal lulusan AAL angkatan 48 tahun 2002, Kepala Departemen Operasi (Kadep OPS) Mayor Laut (P) Arief Setiawan lulusan AAL 51 tahun 2005.
Lalu, Kepala Departemen Permesinan (Kadepsin) Mayor Laut (T) Yohan Wilbert Moningka lulusan AAL 47 tahun 2001, Kepala Departemen Elektronika Senjata (Kadep Leksen) dengan WS. Kadepleksen Kapten Laut (E) Galih Suryo lulusan AAL 56 tahun 2011, dan Kepala Departemen Logistik (Kadep Log) Lettu Laut (S) Charles Aleksander A, lulusan AAL 57 tahun 2012.
KRI Nala-363 saat ini pantas disebut leganda, sebab usia yang tak lagi muda sebagai penjaga laut Nusantara. Meski begitu, KRI Nala masih mamapu mempertahankan kondisi teknisnya.
Dengan semboyan Prati pracanasana Karana yang artinya menuju kejayaan laut Nusantara, KRI Nala mampu mengemban tugas yang diemban meski usia yang tidak lagi muda. Salam Jaladimantri Nala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.