Untuk ketiga kalinya Pemerintah Senegal meninjau perkembangan pembuatan pesanan pesawat CN-235 saat mengunjungi PT Dirgantara Indonesia di Bandung, awal Maret 2020. (Handout KBRI Dakar) ♣
Pemerintah Senegal untuk ketiga kalinya melakukan pembelian unit CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), yang akan digunakan sebagai pesawat patroli maritim.
Penandatanganan kesepakatan pembelian pesawat CN-235 tersebut dilakukan di Ibu Kota Dakar, oleh perwakilan PTDI dan perusahaan AD Trade dari Belgia yang mewakili pemerintah Senegal sebagai penyandang dana kredit, demikian keterangan tertulis KBRI Dakar, Sabtu.
Pada awal Maret 2020, Menteri Perencanaan Senegal Dr. Cheikh Kante bersama Duta Besar RI untuk Senegal Mansyur Pangeran telah melakukan kunjungan kerja ke PTDI di Bandung guna menyaksikan secara langsung di lapangan mengenai proses pengerjaan tahap akhir penyelesaian pembuatan pesawat CN-235 pesanan Senegal.
Saat berada di PTDI, Menteri Cheikh Kante menyatakan rasa senang dan kekagumannya melihat perkembangan pengerjaan pesanan CN-235 yang telah mencapai 80 persen. Diharapkan pesawat tersebut dapat dikirim ke Senegal sekitar Agustus-September 2020.
Menurut Cheikh Kante, Indonesia saat ini telah berkembang menjadi sebuah negara maju di Asia melalui peningkatan pembangunan dan kemajuan teknologi salah satunya di bidang pembuatan pesawat terbang dan industri persenjataan.
“Karena itu, tepatlah bila Senegal menjadikan Indonesia sebagai role model bagi peningkatan kerja sama kedua negara khususnya dalam bidang pembangunan infrastruktur dan industri yang nantinya diharapkan dapat melahirkan transfer teknologi dari Indonesia ke Senegal,” tutur dia.
Pesawat CN-235 dinilai sangat bagus digunakan untuk berbagai misi penerbangan yang praktis, baik untuk penerbangan domestik dengan jarak penerbangan yang pendek maupun untuk penerbangan antarnegara di Sub-Kawasan Afrika Barat.
Menurut Dubes Mansyur, CN-235 buatan PTDI bisa digunakan untuk menjalankan program kemanusiaan seperti pendistribusian bahan-bahan makanan ke daerah-daerah yang terpencil dan kering, yang tidak memiliki jaringan transportasi dan lapangan udara serta untuk misi evakuasi medis.
Pesawat yang dapat terbang maksimum selama 11 jam tanpa henti itu mampu mengangkut barang-barang kargo seberat 4.7 ton dan 36 penumpang.
CN-235 juga bisa melakukan pendaratan dan lepas landas di landasan jarak pendek, di lapangan rumput, lapangan tanah, serta di tanah bebatuan (gravel) kurang dari 600 meter.
Pesawat ini dapat digunakan untuk misi patroli maritim, evakuasi medis, pengerahan pasukan bersenjata, kepentingan militer maupun sipil, serta untuk kepentingan pribadi.
“Selain itu, interior pesawat CN-235 dapat diubah dengan mudah dan cepat untuk digunakan sebagai pesawat VVIP kepresidenan seperti yang digunakan oleh Senegal saat ini,” kata Dubes Mansyur.
Pemerintah Senegal untuk ketiga kalinya melakukan pembelian unit CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), yang akan digunakan sebagai pesawat patroli maritim.
Penandatanganan kesepakatan pembelian pesawat CN-235 tersebut dilakukan di Ibu Kota Dakar, oleh perwakilan PTDI dan perusahaan AD Trade dari Belgia yang mewakili pemerintah Senegal sebagai penyandang dana kredit, demikian keterangan tertulis KBRI Dakar, Sabtu.
Pada awal Maret 2020, Menteri Perencanaan Senegal Dr. Cheikh Kante bersama Duta Besar RI untuk Senegal Mansyur Pangeran telah melakukan kunjungan kerja ke PTDI di Bandung guna menyaksikan secara langsung di lapangan mengenai proses pengerjaan tahap akhir penyelesaian pembuatan pesawat CN-235 pesanan Senegal.
Saat berada di PTDI, Menteri Cheikh Kante menyatakan rasa senang dan kekagumannya melihat perkembangan pengerjaan pesanan CN-235 yang telah mencapai 80 persen. Diharapkan pesawat tersebut dapat dikirim ke Senegal sekitar Agustus-September 2020.
Menurut Cheikh Kante, Indonesia saat ini telah berkembang menjadi sebuah negara maju di Asia melalui peningkatan pembangunan dan kemajuan teknologi salah satunya di bidang pembuatan pesawat terbang dan industri persenjataan.
“Karena itu, tepatlah bila Senegal menjadikan Indonesia sebagai role model bagi peningkatan kerja sama kedua negara khususnya dalam bidang pembangunan infrastruktur dan industri yang nantinya diharapkan dapat melahirkan transfer teknologi dari Indonesia ke Senegal,” tutur dia.
Pesawat CN-235 dinilai sangat bagus digunakan untuk berbagai misi penerbangan yang praktis, baik untuk penerbangan domestik dengan jarak penerbangan yang pendek maupun untuk penerbangan antarnegara di Sub-Kawasan Afrika Barat.
Menurut Dubes Mansyur, CN-235 buatan PTDI bisa digunakan untuk menjalankan program kemanusiaan seperti pendistribusian bahan-bahan makanan ke daerah-daerah yang terpencil dan kering, yang tidak memiliki jaringan transportasi dan lapangan udara serta untuk misi evakuasi medis.
Pesawat yang dapat terbang maksimum selama 11 jam tanpa henti itu mampu mengangkut barang-barang kargo seberat 4.7 ton dan 36 penumpang.
CN-235 juga bisa melakukan pendaratan dan lepas landas di landasan jarak pendek, di lapangan rumput, lapangan tanah, serta di tanah bebatuan (gravel) kurang dari 600 meter.
Pesawat ini dapat digunakan untuk misi patroli maritim, evakuasi medis, pengerahan pasukan bersenjata, kepentingan militer maupun sipil, serta untuk kepentingan pribadi.
“Selain itu, interior pesawat CN-235 dapat diubah dengan mudah dan cepat untuk digunakan sebagai pesawat VVIP kepresidenan seperti yang digunakan oleh Senegal saat ini,” kata Dubes Mansyur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.