AMX Vertic AMX UAV Technologies
Belakangan ini, wahana drone memang makin dibutuhkan, baik sekadar untuk keperluan hobi maupun kebutuhan spesifik instansi sipil dan militer. Tak mengherankan bila banyak perusahaan baru khusus pembuat drone yang bermenculan, salah satunya start-up asal Yogyakarta, AMX UAV Technologies.
Perusahaan didirikan tahun 2018 oleh Abdul Majid, setahun setelah menyelesaikan pendidikan S2 bidang Konsentrasi Elektronika dan Instrumentasi pada jurusan llmu Komputer, FMIPA Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2017. Menyambung S1 program studi Elektronika dan Instrumentasi, juga di FMIPA-UGM.
Saat ini AMX UAV Technologies telah menyelesaikan pengembangan empat prototipe drone yang dinamai AMX Vertic (vertical take off & landing) disebut sebagai AMX V1 hingga AMX V4.
AMX Vertic tergolong jenis drone VTOL tailsitter atau tilt-body. Drone ini dapat terbang/mendarat secara vertikal seperti helikopter namun akan mengubah orientasi menjadi pesawat fixed wing saat terbang jelajah.
Prototipe pertama AMX V1 digunakan sebagai flying test bed untuk menguji sistem kendali dan flight controller VTOL. Sementara pada prototipe kedua, AMX V2 sedikit ada perbedaan desain pada sayap-fuselage serta landing skid yang bersifat detachable atau dapat dilepas untuk memudahkan transportasi di lapangan.
AMX Vertic
Dengan menggunakan konektor khusus untuk menghubungkan kabel power dan data, sayap-fuselage AMX V2 dapat dirakit dalam waktu singkat, kurang dari 1 menit.
Selanjutnya pada prototipe ketiga, AMX V3 pengembangan difokuskan untuk mendesain drone yang lebih andal. Saat mode copter, drone sanggup menghadapi terpaan angin kencang 8 m/s.
AMX V3 digunakan juga untuk menguji fitur kendali full autonomus di mana pengguna cukup memasukkan parameter misi, selebihnya flight controller yang akan mengerjakan misinya.
Dibandingkan dengan dua pendahulunya, AMX V3 pada bagian fuselage-nya telah menggunakan fiber composite murni, tanpa inti foam.
Sedangkan AMX V4 adalah prototipe terakhir (initial production) yang akan dijadikan acuan untuk versi produksi dari drone AMX Vertic ini.
Pada AMX V4 difokuskan untuk peningkatan kinerja pada mode fixed wing serta integrasi semua sistem & fitur.
Abdul Majid, perancang drone AMX Vertic dari Yogyakarta.
Saat mode fixed wing, terdapat fitur differential thrust untuk meningkatkan kestabilan drone selama terbang jelajah, dan saat mode copter, AMX V4 memiliki ketahanan angin meningkat menjadi 9-10 m/s.
Untuk spesifikasinya, AMX Vertic memiliki panjang 50 cm, tinggi 45 cm, dan rentang sayap 140 cm serta total berat mencapai 3,5 kg.
Sebagai penggeraknya empat rotor kecil (quad rotor). AMX Vertic berdurasi terbang 35 menit dengan ketinggian maksimum 300 m. Dioperasikan dengan mode RC jangkauan terbangnya mencapai 1,5 km dan mode telemetri sejauh 15 km.
Penasaran dengan keberadaan drone AMX Vertic ini, Airspace Review secara khusus menanyakan langsung kepada Abdul Majid sang perancangnya, terkait apakah drone murni rancangan sendiri atau mengadopsi desain dari luar (rakitan)?
“Untuk desain dari kami sendiri, pengerjaan pembuatan airframe-nya di bengkel aeromodeling berlokasi di Yogyakarta,” ujar Abdul Majid seraya menambahkan bila motor dan peralatan elektronis masih dibeli dari luar.
Sementara untuk peluncuran resmi AMX Vertic sendiri baru akan dilakukan bulan Maret 2021 mendatang. Drone akan ditawarkan untuk keperluan sipil sebagai wahana aerial mapping, survey dan monitoring. [Rangga Baswara Sawiyya]
Belakangan ini, wahana drone memang makin dibutuhkan, baik sekadar untuk keperluan hobi maupun kebutuhan spesifik instansi sipil dan militer. Tak mengherankan bila banyak perusahaan baru khusus pembuat drone yang bermenculan, salah satunya start-up asal Yogyakarta, AMX UAV Technologies.
Perusahaan didirikan tahun 2018 oleh Abdul Majid, setahun setelah menyelesaikan pendidikan S2 bidang Konsentrasi Elektronika dan Instrumentasi pada jurusan llmu Komputer, FMIPA Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2017. Menyambung S1 program studi Elektronika dan Instrumentasi, juga di FMIPA-UGM.
Saat ini AMX UAV Technologies telah menyelesaikan pengembangan empat prototipe drone yang dinamai AMX Vertic (vertical take off & landing) disebut sebagai AMX V1 hingga AMX V4.
AMX Vertic tergolong jenis drone VTOL tailsitter atau tilt-body. Drone ini dapat terbang/mendarat secara vertikal seperti helikopter namun akan mengubah orientasi menjadi pesawat fixed wing saat terbang jelajah.
Prototipe pertama AMX V1 digunakan sebagai flying test bed untuk menguji sistem kendali dan flight controller VTOL. Sementara pada prototipe kedua, AMX V2 sedikit ada perbedaan desain pada sayap-fuselage serta landing skid yang bersifat detachable atau dapat dilepas untuk memudahkan transportasi di lapangan.
AMX Vertic
Dengan menggunakan konektor khusus untuk menghubungkan kabel power dan data, sayap-fuselage AMX V2 dapat dirakit dalam waktu singkat, kurang dari 1 menit.
Selanjutnya pada prototipe ketiga, AMX V3 pengembangan difokuskan untuk mendesain drone yang lebih andal. Saat mode copter, drone sanggup menghadapi terpaan angin kencang 8 m/s.
AMX V3 digunakan juga untuk menguji fitur kendali full autonomus di mana pengguna cukup memasukkan parameter misi, selebihnya flight controller yang akan mengerjakan misinya.
Dibandingkan dengan dua pendahulunya, AMX V3 pada bagian fuselage-nya telah menggunakan fiber composite murni, tanpa inti foam.
Sedangkan AMX V4 adalah prototipe terakhir (initial production) yang akan dijadikan acuan untuk versi produksi dari drone AMX Vertic ini.
Pada AMX V4 difokuskan untuk peningkatan kinerja pada mode fixed wing serta integrasi semua sistem & fitur.
Abdul Majid, perancang drone AMX Vertic dari Yogyakarta.
Saat mode fixed wing, terdapat fitur differential thrust untuk meningkatkan kestabilan drone selama terbang jelajah, dan saat mode copter, AMX V4 memiliki ketahanan angin meningkat menjadi 9-10 m/s.
Untuk spesifikasinya, AMX Vertic memiliki panjang 50 cm, tinggi 45 cm, dan rentang sayap 140 cm serta total berat mencapai 3,5 kg.
Sebagai penggeraknya empat rotor kecil (quad rotor). AMX Vertic berdurasi terbang 35 menit dengan ketinggian maksimum 300 m. Dioperasikan dengan mode RC jangkauan terbangnya mencapai 1,5 km dan mode telemetri sejauh 15 km.
Penasaran dengan keberadaan drone AMX Vertic ini, Airspace Review secara khusus menanyakan langsung kepada Abdul Majid sang perancangnya, terkait apakah drone murni rancangan sendiri atau mengadopsi desain dari luar (rakitan)?
“Untuk desain dari kami sendiri, pengerjaan pembuatan airframe-nya di bengkel aeromodeling berlokasi di Yogyakarta,” ujar Abdul Majid seraya menambahkan bila motor dan peralatan elektronis masih dibeli dari luar.
Sementara untuk peluncuran resmi AMX Vertic sendiri baru akan dilakukan bulan Maret 2021 mendatang. Drone akan ditawarkan untuk keperluan sipil sebagai wahana aerial mapping, survey dan monitoring. [Rangga Baswara Sawiyya]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.