✈️ Mengancam menjatuhkan sanksi✈️ Jet tempur Sukhoi Su-35. [Vasily Maximov / AFP]
Amerika Serikat menyatakan prihatin atas rencana Mesir membeli senjata militer dari Rusia, yakni jet tempur Su-35.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat melakukan percakapan telepon Menlu Mesir Sameh Shoukry.
"Menlu menyampaikan keprihatinan atas hak asasi manusia, yang dia tekankan akan menjadi inti dari hubungan bilateral AS-Mesir, dan rencana pembelian pesawat tempur Su-35 Mesir dari Rusia," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Selasa (23/2) dalam pernyataan dikutip dari situs resmi pemerintahan AS.
Negeri Paman Sam juga menentang keras langkah sekutunya, Turki yang membeli jet tempur Rusia.
AS mengancam menjatuhkan sanksi kepada para sekutu mereka yang nekat membeli peralatan tempur dari Rusia.
Dalam kesempatan itu, Blinken dan Shoukry juga menyoroti pentingnya kemitraan strategis yang kuat antara Amerika Serikat dan Mesir.
"Terutama dalam keamanan dan kerja sama kontraterorisme yang sedang berlangsung, serta bertukar pandangan tentang masalah regional."
Pembicaraan perdamaian yang didukung PBB di Libya dan proses perdamaian Timur Tengah turut disinggung dalam percakapan tersebut.
Mesir telah mengungkapkan rencana membeli jet tempur Su-35 untuk membantu militer dalam memerangi pemberontakan di Semenanjung Sinai yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Hal itu diputuskan Mesir setelah Amerika Serikat tidak menanggapi permintaan pembelian 24 jet tempur F-35.
Kesepakatan dengan Rusia tersebut ditujukan untuk memperluas jaringan pemasok senjata bagi Mesir. Sebab, selama beberapa tahun terakhir bantuan militer dari AS dihentikan karena kekhawatiran pelanggaran hak asasi manusia.
Mesir sendiri merupakan salah satu penerima bantuan militer terbesar dari AS di luar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Akan tetapi, belakangan ini Mesir beralih meminta bantuan militer kepada Rusia.
Bahkan pada 2017 Mesir mengizinkan pasukan militer Rusia untuk menggunakan pangkalan udaranya. (dea)
Amerika Serikat menyatakan prihatin atas rencana Mesir membeli senjata militer dari Rusia, yakni jet tempur Su-35.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat melakukan percakapan telepon Menlu Mesir Sameh Shoukry.
"Menlu menyampaikan keprihatinan atas hak asasi manusia, yang dia tekankan akan menjadi inti dari hubungan bilateral AS-Mesir, dan rencana pembelian pesawat tempur Su-35 Mesir dari Rusia," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Selasa (23/2) dalam pernyataan dikutip dari situs resmi pemerintahan AS.
Negeri Paman Sam juga menentang keras langkah sekutunya, Turki yang membeli jet tempur Rusia.
AS mengancam menjatuhkan sanksi kepada para sekutu mereka yang nekat membeli peralatan tempur dari Rusia.
Dalam kesempatan itu, Blinken dan Shoukry juga menyoroti pentingnya kemitraan strategis yang kuat antara Amerika Serikat dan Mesir.
"Terutama dalam keamanan dan kerja sama kontraterorisme yang sedang berlangsung, serta bertukar pandangan tentang masalah regional."
Pembicaraan perdamaian yang didukung PBB di Libya dan proses perdamaian Timur Tengah turut disinggung dalam percakapan tersebut.
Mesir telah mengungkapkan rencana membeli jet tempur Su-35 untuk membantu militer dalam memerangi pemberontakan di Semenanjung Sinai yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Hal itu diputuskan Mesir setelah Amerika Serikat tidak menanggapi permintaan pembelian 24 jet tempur F-35.
Kesepakatan dengan Rusia tersebut ditujukan untuk memperluas jaringan pemasok senjata bagi Mesir. Sebab, selama beberapa tahun terakhir bantuan militer dari AS dihentikan karena kekhawatiran pelanggaran hak asasi manusia.
Mesir sendiri merupakan salah satu penerima bantuan militer terbesar dari AS di luar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Akan tetapi, belakangan ini Mesir beralih meminta bantuan militer kepada Rusia.
Bahkan pada 2017 Mesir mengizinkan pasukan militer Rusia untuk menggunakan pangkalan udaranya. (dea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.