Ketika Menhan Prabowo Kunjungi UGM
Menhan Prabowo menyaksikan inovasi pertahanan dari Mahasiswa UGM Yogyakarta. (Dok Kemhan) ★
Dalam kunjungan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (4/2), civitas academica UGM menampilkan beberapa inovasi pengembangan teknologi dalam bidang pertananan yang telah berhasil dibuat.
Beberapa inovasi di bidang pertahanan yang ditampilkan oleh UGM di antaranya adalah pesawat tanpa awak atau UAV Fiachra Aeromapper, UAV Amphibi Gama V2, Rudal Pasopati Rocket Assisted Take-Off, Drone Palapa S-1, dan Geospatial Artificial Intelligence (GEOAI) untuk bidang pertahanan dan keamanan.
Azhar Aulia Rasidin (22), mahasiswa Teknik Mesin UGM angkatan 2017 yang ikut mengembangkan Drone Palapa S-1 mengatakan bahwa pesawat nirawak itu berfungsi untuk pemantauan (surveillance). Drone yang memiliki daya jelajah sekitar 500 kilometer dalam waktu enam jam dan dapat mencapai ketinggian 1 kilometer ini dikembangkan sejak 2021 oleh Tim Force UGM.
“Itu untuk pemantauan wilayah misal kebakaran hutan. Kelebihannya yang paling menonjol dari drone ini adalah kemampuan take off langsung vertikal. Jadi bisa langsung mencapai ketinggian yang kita mau terus langsung bergerak maju. Langsung dari sana,” kata Azhar.
“Kalau untuk pertahanan mungkin bisa di daerah perbatasan, untuk memantau daerah perbatasan kalau misalnya ada sesuatu yang mencurigakan bisa segera di laporkan,” lanjutnya.
Sementara itu, Ditya Farhaz (21) mahasiswa Fakultas Teknik Mesin UGM angkatan 2019 yang ikut mengembangkan Rudal Pasopati mengatakan bahwa rudal ini mampu menargetkan sasaran rendah dan tidak terdeteksi oleh radar.
“Sebagai penarget sasaran diam untuk ketinggian rendah agar tidak terdeteksi oleh radar,” kata Ditya.
Ia menjelaskan rudal ini telah diriset oleh mahasiswa UGM sejak 2016-2017 dengan hasil dapat ditempuh jarak terbang sekitar 5 kilometer dengan maksimal speed 130 kilometer per jam dengan ketinggian 100 meter.
Menhan Prabowo dalam kesempatan tersebut mengapresiasi inovasi teknologi pertahanan dari UGM. Untuk itu, telah ditandatangani kerja sama antara Kemhan dan UGM tentang penyelenggaraan kegiatan pendidikan, penelitian dan teknologi yang mendukung pertahanan negara.
“Kemhan akan bekerja sama dengan erat dengan UGM. Sama dengan kerja sama kami dengan universitas lainnya. Kita sangat butuh hasil-hasil penelitian, hasil-hasil karya dari para ilmuwan kita. Para ilmuwan kita sangat menentukan dalam pengembangan teknologi untuk bangsa Indonesia,” kata Menhan Prabowo.
“Untuk itu saya datang ke kampus dan bicara dengan para Guru Besar untuk cari di mana kita bisa kerja sama. Di mana bisa kita bantu dan sinergikan kemampuan-kemampuan yang ada di kampus-kampus. Kita bantu dan kita dorong sehingga mereka lebih produktif dan inovatif,” lanjutnya.
Tandatangani Kerja Sama Teknologi Pertahanan
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Jumat (4/2) mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta dalam rangka menandatangani kesepakatan kerja sama tentang penyelenggaraan kegiatan pendidikan, penelitian dan teknologi yang mendukung pertahanan negara.
Tujuan dari kerja sama yang ditandatangani oleh Menhan Prabowo dan Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Panut Mulyono, M.Eng., D., Eng. ini adalah untuk menciptakan sinergi antara pemerintah dan kampus guna mendukung pertahanan negara serta pengembangan pendidikan maupun teknologi pertahanan.
Dalam kesempatan tersebut Menhan Prabowo menekankan bahwa para ilmuwan berada di garis depan pembangunan bangsa. Untuk itu, peran para akademisi dalam mengembangkan teknologi sangat dibutuhkan, terutama dalam rangka memperkuat pertahanan negara.
“Ekonomi akan kuat kalau industri kuat. Industri kita kuat kalau teknologi kita kuat. Pertahanan kita akan kuat kalau teknologi kita kuat dan negara akan kuat kalau pertahanan kuat,” ujar Menhan Prabowo usai penandatanganan kerja sama tersebut.
“Jadi semua ini mata rantai. Kalau ekonomi kuat industri harus kuat. Industri butuh teknologi. Teknologi akan menghasilkan pertahanan kuat. Pertahanan kuat akan menjamin negara kuat dan makmur,” lanjutnya.
Menhan Prabowo pun meminta kepada para akademisi untuk terus mengembangkan teknologi, dan kampus dalam hal ini adalah ujung tombaknya.
“Kita harus jaga kekayaan negara kita dan kita mengandalkan kampus, cendekiawan kita. Para teknokrat, teknolog, ilmuwan berada di garis depan dalam rangka pembangunan bangsa. Karena itu saya datang ke sini,” ujar Menhan Prabowo.
UGM juga memaparkan beberapa inovasi di bidang lainnya seperti kesehatan, pangan, dan rekayasa digital untuk pendeteksian bencana. (Biro Humas Setjen Kemhan)
Menhan Prabowo menyaksikan inovasi pertahanan dari Mahasiswa UGM Yogyakarta. (Dok Kemhan) ★
Dalam kunjungan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (4/2), civitas academica UGM menampilkan beberapa inovasi pengembangan teknologi dalam bidang pertananan yang telah berhasil dibuat.
Beberapa inovasi di bidang pertahanan yang ditampilkan oleh UGM di antaranya adalah pesawat tanpa awak atau UAV Fiachra Aeromapper, UAV Amphibi Gama V2, Rudal Pasopati Rocket Assisted Take-Off, Drone Palapa S-1, dan Geospatial Artificial Intelligence (GEOAI) untuk bidang pertahanan dan keamanan.
Azhar Aulia Rasidin (22), mahasiswa Teknik Mesin UGM angkatan 2017 yang ikut mengembangkan Drone Palapa S-1 mengatakan bahwa pesawat nirawak itu berfungsi untuk pemantauan (surveillance). Drone yang memiliki daya jelajah sekitar 500 kilometer dalam waktu enam jam dan dapat mencapai ketinggian 1 kilometer ini dikembangkan sejak 2021 oleh Tim Force UGM.
“Itu untuk pemantauan wilayah misal kebakaran hutan. Kelebihannya yang paling menonjol dari drone ini adalah kemampuan take off langsung vertikal. Jadi bisa langsung mencapai ketinggian yang kita mau terus langsung bergerak maju. Langsung dari sana,” kata Azhar.
“Kalau untuk pertahanan mungkin bisa di daerah perbatasan, untuk memantau daerah perbatasan kalau misalnya ada sesuatu yang mencurigakan bisa segera di laporkan,” lanjutnya.
Sementara itu, Ditya Farhaz (21) mahasiswa Fakultas Teknik Mesin UGM angkatan 2019 yang ikut mengembangkan Rudal Pasopati mengatakan bahwa rudal ini mampu menargetkan sasaran rendah dan tidak terdeteksi oleh radar.
“Sebagai penarget sasaran diam untuk ketinggian rendah agar tidak terdeteksi oleh radar,” kata Ditya.
Ia menjelaskan rudal ini telah diriset oleh mahasiswa UGM sejak 2016-2017 dengan hasil dapat ditempuh jarak terbang sekitar 5 kilometer dengan maksimal speed 130 kilometer per jam dengan ketinggian 100 meter.
Menhan Prabowo dalam kesempatan tersebut mengapresiasi inovasi teknologi pertahanan dari UGM. Untuk itu, telah ditandatangani kerja sama antara Kemhan dan UGM tentang penyelenggaraan kegiatan pendidikan, penelitian dan teknologi yang mendukung pertahanan negara.
“Kemhan akan bekerja sama dengan erat dengan UGM. Sama dengan kerja sama kami dengan universitas lainnya. Kita sangat butuh hasil-hasil penelitian, hasil-hasil karya dari para ilmuwan kita. Para ilmuwan kita sangat menentukan dalam pengembangan teknologi untuk bangsa Indonesia,” kata Menhan Prabowo.
“Untuk itu saya datang ke kampus dan bicara dengan para Guru Besar untuk cari di mana kita bisa kerja sama. Di mana bisa kita bantu dan sinergikan kemampuan-kemampuan yang ada di kampus-kampus. Kita bantu dan kita dorong sehingga mereka lebih produktif dan inovatif,” lanjutnya.
Tandatangani Kerja Sama Teknologi Pertahanan
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Jumat (4/2) mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta dalam rangka menandatangani kesepakatan kerja sama tentang penyelenggaraan kegiatan pendidikan, penelitian dan teknologi yang mendukung pertahanan negara.
Tujuan dari kerja sama yang ditandatangani oleh Menhan Prabowo dan Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Panut Mulyono, M.Eng., D., Eng. ini adalah untuk menciptakan sinergi antara pemerintah dan kampus guna mendukung pertahanan negara serta pengembangan pendidikan maupun teknologi pertahanan.
Dalam kesempatan tersebut Menhan Prabowo menekankan bahwa para ilmuwan berada di garis depan pembangunan bangsa. Untuk itu, peran para akademisi dalam mengembangkan teknologi sangat dibutuhkan, terutama dalam rangka memperkuat pertahanan negara.
“Ekonomi akan kuat kalau industri kuat. Industri kita kuat kalau teknologi kita kuat. Pertahanan kita akan kuat kalau teknologi kita kuat dan negara akan kuat kalau pertahanan kuat,” ujar Menhan Prabowo usai penandatanganan kerja sama tersebut.
“Jadi semua ini mata rantai. Kalau ekonomi kuat industri harus kuat. Industri butuh teknologi. Teknologi akan menghasilkan pertahanan kuat. Pertahanan kuat akan menjamin negara kuat dan makmur,” lanjutnya.
Menhan Prabowo pun meminta kepada para akademisi untuk terus mengembangkan teknologi, dan kampus dalam hal ini adalah ujung tombaknya.
“Kita harus jaga kekayaan negara kita dan kita mengandalkan kampus, cendekiawan kita. Para teknokrat, teknolog, ilmuwan berada di garis depan dalam rangka pembangunan bangsa. Karena itu saya datang ke sini,” ujar Menhan Prabowo.
UGM juga memaparkan beberapa inovasi di bidang lainnya seperti kesehatan, pangan, dan rekayasa digital untuk pendeteksian bencana. (Biro Humas Setjen Kemhan)
★ Kemhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.