Pesawat militer Il-38 Rusia ditembaki suara oleh jet tempur siluman F-35 Jepang pada hari Senin. (Foto/Kementerian Pertahanan Jepang)
Beberapa pesawat militer Jepang, termasuk jet tempur siluman F-35, telah menembakkan suar ke pesawat militer Rusia untuk pertama kalinya pada hari Senin.
Pesawat patroli militer Ilyushin Il-38 Rusia telah menerobos wilayah udara Jepang di Pulau Rebun.
Kementerian Pertahanan di Tokyo mengatakan tembakan suar dilepaskan untuk memperingatkan agar pesawat pengintai Rusia meninggalkan wilayah udara Jepang.
Insiden ini terjadi saat ketegangan meningkat atas semakin eratnya kerja sama militer Rusia dan China di wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara mengatakan sejumlah pesawat tempur F-15 dan F-35 yang dirahasiakan dikerahkan dan melepaskan suar setelah pesawat patroli maritim Il-38 Rusia mengabaikan peringatan via radio.
Menurut Kihara, pelanggaran wilayah udara oleh pesawat Moskow kemarin merupakan yang pertama diumumkan secara publik sejak Juni 2019—di mana saat itu sebuah pesawat pengebom Tu-95 memasuki wilayah udara Jepang di Okinawa selatan dan sekitar Kepulauan Izu di selatan Tokyo.
Dia mengatakan pesawat Rusia itu telah melanggar wilayah udara Jepang di atas Pulau Rebun, tepat di lepas pantai pulau utama paling utara negara itu, Hokkaido, sebanyak tiga kali selama penerbangan lima jamnya di wilayah tersebut.
"Pelanggaran wilayah udara tersebut sangat disesalkan dan hari ini kami mengajukan protes yang sangat serius kepada pemerintah Rusia melalui jalur diplomatik dan sangat mendesak mereka untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut," kata Kihara, seperti dikutip The Guardian, Selasa (24/9/2024).
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada pejabat pemerintah untuk menanggapi dengan tegas dan tenang insiden tersebut dan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain. Demikian disampaikan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi.
“Kami akan menahan diri untuk tidak memberikan informasi pasti tentang maksud dan tujuan tindakan ini, tetapi militer Rusia telah aktif di sekitar negara kami sejak invasi Ukraina,” imbuh Hayashi.
Kihara mengatakan penggunaan suar merupakan respons yang sah terhadap pelanggaran wilayah udara. "Kami berencana untuk menggunakannya tanpa ragu-ragu," ujarnya.
Serangan itu terjadi sehari setelah armada gabungan kapal perang China dan Rusia berlayar di sekitar pantai utara Jepang.
Kihara mengatakan pelanggaran wilayah udara itu mungkin terkait dengan latihan militer gabungan yang diumumkan Rusia dan China awal bulan ini.
Pejabat pertahanan Jepang khawatir tentang meningkatnya kerja sama militer antara China dan Rusia, dan aktivitas Beijing yang semakin agresif di sekitar perairan dan wilayah udara Jepang.
Hal itu menyebabkan Tokyo secara signifikan memperkuat pertahanan Jepang barat daya, termasuk pulau-pulau terpencil yang dianggap penting bagi strategi pertahanan Jepang di kawasan tersebut.
Pada awal September, pesawat militer Rusia terbang di sekitar wilayah udara selatan Jepang. Sebuah pesawat pengintai Y-9 China sempat melanggar wilayah udara selatan Jepang pada akhir Agustus.
Saat itu, kapal induk China Liaoning, ditemani oleh dua kapal perusak, berlayar antara pulau paling barat Jepang, Yonaguni, dan Iriomote di dekatnya, memasuki dekat perairan Jepang.
Pasukan pertahanan udara Jepang mengatakan telah menerbangkan jet tempur sebanyak 669 kali antara April 2023 hingga Maret 2024, sekitar 70% dari waktu tersebut terhadap pesawat militer China, meskipun jumlah tersebut tidak termasuk pelanggaran wilayah udara.
Jepang dan Rusia terlibat dalam sengketa teritorial atas Teritori Utara, sekelompok pulau yang dikuasai Rusia yang direbut bekas Uni Soviet dari Jepang pada akhir Perang Dunia II.
Perselisihan tersebut telah mencegah kedua negara menandatangani perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri permusuhan.
Ketegangan bilateral juga meningkat atas dukungan Jepang terhadap Ukraina. Tokyo telah menawarkan dukungan finansial dan material kepada Kyiv dan menjatuhkan sanksi kepada individu dan organisasi Rusia. (mas)
Beberapa pesawat militer Jepang, termasuk jet tempur siluman F-35, telah menembakkan suar ke pesawat militer Rusia untuk pertama kalinya pada hari Senin.
Pesawat patroli militer Ilyushin Il-38 Rusia telah menerobos wilayah udara Jepang di Pulau Rebun.
Kementerian Pertahanan di Tokyo mengatakan tembakan suar dilepaskan untuk memperingatkan agar pesawat pengintai Rusia meninggalkan wilayah udara Jepang.
Insiden ini terjadi saat ketegangan meningkat atas semakin eratnya kerja sama militer Rusia dan China di wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara mengatakan sejumlah pesawat tempur F-15 dan F-35 yang dirahasiakan dikerahkan dan melepaskan suar setelah pesawat patroli maritim Il-38 Rusia mengabaikan peringatan via radio.
Menurut Kihara, pelanggaran wilayah udara oleh pesawat Moskow kemarin merupakan yang pertama diumumkan secara publik sejak Juni 2019—di mana saat itu sebuah pesawat pengebom Tu-95 memasuki wilayah udara Jepang di Okinawa selatan dan sekitar Kepulauan Izu di selatan Tokyo.
Dia mengatakan pesawat Rusia itu telah melanggar wilayah udara Jepang di atas Pulau Rebun, tepat di lepas pantai pulau utama paling utara negara itu, Hokkaido, sebanyak tiga kali selama penerbangan lima jamnya di wilayah tersebut.
"Pelanggaran wilayah udara tersebut sangat disesalkan dan hari ini kami mengajukan protes yang sangat serius kepada pemerintah Rusia melalui jalur diplomatik dan sangat mendesak mereka untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut," kata Kihara, seperti dikutip The Guardian, Selasa (24/9/2024).
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada pejabat pemerintah untuk menanggapi dengan tegas dan tenang insiden tersebut dan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain. Demikian disampaikan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi.
“Kami akan menahan diri untuk tidak memberikan informasi pasti tentang maksud dan tujuan tindakan ini, tetapi militer Rusia telah aktif di sekitar negara kami sejak invasi Ukraina,” imbuh Hayashi.
Kihara mengatakan penggunaan suar merupakan respons yang sah terhadap pelanggaran wilayah udara. "Kami berencana untuk menggunakannya tanpa ragu-ragu," ujarnya.
Serangan itu terjadi sehari setelah armada gabungan kapal perang China dan Rusia berlayar di sekitar pantai utara Jepang.
Kihara mengatakan pelanggaran wilayah udara itu mungkin terkait dengan latihan militer gabungan yang diumumkan Rusia dan China awal bulan ini.
Pejabat pertahanan Jepang khawatir tentang meningkatnya kerja sama militer antara China dan Rusia, dan aktivitas Beijing yang semakin agresif di sekitar perairan dan wilayah udara Jepang.
Hal itu menyebabkan Tokyo secara signifikan memperkuat pertahanan Jepang barat daya, termasuk pulau-pulau terpencil yang dianggap penting bagi strategi pertahanan Jepang di kawasan tersebut.
Pada awal September, pesawat militer Rusia terbang di sekitar wilayah udara selatan Jepang. Sebuah pesawat pengintai Y-9 China sempat melanggar wilayah udara selatan Jepang pada akhir Agustus.
Saat itu, kapal induk China Liaoning, ditemani oleh dua kapal perusak, berlayar antara pulau paling barat Jepang, Yonaguni, dan Iriomote di dekatnya, memasuki dekat perairan Jepang.
Pasukan pertahanan udara Jepang mengatakan telah menerbangkan jet tempur sebanyak 669 kali antara April 2023 hingga Maret 2024, sekitar 70% dari waktu tersebut terhadap pesawat militer China, meskipun jumlah tersebut tidak termasuk pelanggaran wilayah udara.
Jepang dan Rusia terlibat dalam sengketa teritorial atas Teritori Utara, sekelompok pulau yang dikuasai Rusia yang direbut bekas Uni Soviet dari Jepang pada akhir Perang Dunia II.
Perselisihan tersebut telah mencegah kedua negara menandatangani perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri permusuhan.
Ketegangan bilateral juga meningkat atas dukungan Jepang terhadap Ukraina. Tokyo telah menawarkan dukungan finansial dan material kepada Kyiv dan menjatuhkan sanksi kepada individu dan organisasi Rusia. (mas)
👲 sindonews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.