🛰 Terpantau Citra Satelit Dari Citra Satelit, Diduga Kapal Selam Nuklir Terbaru Cina Mengalami Insiden ‘Karam’ di Sungai Yangtze (Foto/Planet Labs)
Kapal selam bertenaga nuklir terbaru milik China dilaporkan tenggelam di dermaga pada musim semi lalu dan Beijing disebut berupaya menutupi insiden tersebut karena dianggap memalukan.
Menurut dua pejabat pertahanan Amerika Serikat, kapal selam serang itu adalah yang pertama dari lini baru kapal Zhou-class yang dibangun di galangan kapal dekat kota Wuhan. Kapal selam Zhou-class ini memiliki bentuk ekor berbentuk X yang khas, dirancang untuk meningkatkan kemampuan manuver di bawah air.
Laporan ini diperkuat dengan citra satelit yang diambil Maxar Technologies pada 10 Maret lalu yang menunjukkan kapal selam Zhou-class dengan ekor berbentuk X sedang bersandar di pelabuhan.
Lalu, Maxar Technologies kembali mengambil gambar satelit lagi pada Juni dan menunjukkan bahwa kapal selam tersebut tidak kembali ke dermaga.
"Tidak mengherankan jika Angkatan Laut PLA berusaha menyembunyikan fakta bahwa kapal selam serang bertenaga nuklir terbaru mereka tenggelam di dermaga," kata seorang pejabat senior pertahanan AS seperti dikutip CNN.
Aktivitas tak biasa di galangan kapal itu pertama kali diamati oleh Tom Shugart, peneliti senior di Center for a New American Security yang rutin mempelajari citra satelit galangan kapal di China.
"Saya belum pernah melihat sekelompok derek berkumpul di satu tempat seperti ini," kata Shugart kepada CNN.
"Jika Anda melihat kembali citra lama, biasanya hanya ada satu derek, tapi kali ini ada banyak yang berkumpul di sana." Dalam meninjau citra satelit lama dari galangan kapal yang sama, Shugart juga memperhatikan ukuran kapal selam yang lebih besar dan ekor khasnya, menunjukkan adanya kelas baru kapal selam.
Menurut Shugart, biasanya kapal selam akan berada di galangan kapal selama beberapa bulan untuk proses pelengkapan setelah peluncurannya.
Insiden ini terjadi kala Beijing menjadikan modernisasi Angkatan Laut dan kekuatan kapal selamnya sebagai salah satu prioritas utama. Ini bersamaan dengan upaya China membangun militer kelas dunia yang bersaing dengan Amerika Serikat.
Menurut laporan terbaru tentang kekuatan militer China tahun 2023, Angkatan Laut PLA China mengoperasikan enam kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir, enam kapal selam serang bertenaga nuklir, dan 48 kapal selam serang bertenaga diesel.
China juga sedang meningkatkan kapasitas produksinya untuk memproduksi kapal selam baru. Meskipun Angkatan Laut PLA menjadikan kapal selam yang lebih tua pensiun, China diperkirakan akan memiliki 65 kapal selam pada tahun 2025 dan 80 kapal pada tahun 2035 berkat peningkatan kapasitas konstruksi kapal selamnya, menurut Layanan Riset Kongres (CRS).
Sementara itu, Angkatan Laut AS memiliki 53 kapal selam serang cepat, 14 kapal selam rudal balistik, dan empat kapal selam rudal terpandu. Seluruh armada kapal selam AS bertenaga nuklir.
Pejabat senior pertahanan tersebut mengatakan tidak jelas apakah bahan bakar nuklir sudah dimasukkan ke dalam kapal selam China tersebut atau apakah kapal tersebut belum diisi bahan bakar saat tenggelam.
Sejauh ini China bungkam ketika ditanya konfirmasi soal insiden ini.
"Kami tidak mengenal situasi yang Anda sebutkan dan saat ini tidak memiliki informasi untuk diberikan," kata Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington.
China memiliki Angkatan Laut terbesar di dunia berdasarkan jumlah kapal. Angkatan Laut PLA memiliki 370 kapal, termasuk 234 kapal perang, menurut CRS, sementara AS memiliki 219 kapal perang. AS mengidentifikasi China sebagai "tantangan jangka panjang" dalam perlombaan kekuatan.
Dalam kritik terhadap industri China, pejabat pertahanan tersebut mengatakan, "Insiden ini menimbulkan pertanyaan lebih dalam tentang akuntabilitas internal PLA dan pengawasan terhadap industri pertahanan China-yang telah lama dilanda korupsi." (rds/rds)
Kapal selam bertenaga nuklir terbaru milik China dilaporkan tenggelam di dermaga pada musim semi lalu dan Beijing disebut berupaya menutupi insiden tersebut karena dianggap memalukan.
Menurut dua pejabat pertahanan Amerika Serikat, kapal selam serang itu adalah yang pertama dari lini baru kapal Zhou-class yang dibangun di galangan kapal dekat kota Wuhan. Kapal selam Zhou-class ini memiliki bentuk ekor berbentuk X yang khas, dirancang untuk meningkatkan kemampuan manuver di bawah air.
Laporan ini diperkuat dengan citra satelit yang diambil Maxar Technologies pada 10 Maret lalu yang menunjukkan kapal selam Zhou-class dengan ekor berbentuk X sedang bersandar di pelabuhan.
Lalu, Maxar Technologies kembali mengambil gambar satelit lagi pada Juni dan menunjukkan bahwa kapal selam tersebut tidak kembali ke dermaga.
"Tidak mengherankan jika Angkatan Laut PLA berusaha menyembunyikan fakta bahwa kapal selam serang bertenaga nuklir terbaru mereka tenggelam di dermaga," kata seorang pejabat senior pertahanan AS seperti dikutip CNN.
Aktivitas tak biasa di galangan kapal itu pertama kali diamati oleh Tom Shugart, peneliti senior di Center for a New American Security yang rutin mempelajari citra satelit galangan kapal di China.
"Saya belum pernah melihat sekelompok derek berkumpul di satu tempat seperti ini," kata Shugart kepada CNN.
"Jika Anda melihat kembali citra lama, biasanya hanya ada satu derek, tapi kali ini ada banyak yang berkumpul di sana." Dalam meninjau citra satelit lama dari galangan kapal yang sama, Shugart juga memperhatikan ukuran kapal selam yang lebih besar dan ekor khasnya, menunjukkan adanya kelas baru kapal selam.
Menurut Shugart, biasanya kapal selam akan berada di galangan kapal selama beberapa bulan untuk proses pelengkapan setelah peluncurannya.
Insiden ini terjadi kala Beijing menjadikan modernisasi Angkatan Laut dan kekuatan kapal selamnya sebagai salah satu prioritas utama. Ini bersamaan dengan upaya China membangun militer kelas dunia yang bersaing dengan Amerika Serikat.
Menurut laporan terbaru tentang kekuatan militer China tahun 2023, Angkatan Laut PLA China mengoperasikan enam kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir, enam kapal selam serang bertenaga nuklir, dan 48 kapal selam serang bertenaga diesel.
China juga sedang meningkatkan kapasitas produksinya untuk memproduksi kapal selam baru. Meskipun Angkatan Laut PLA menjadikan kapal selam yang lebih tua pensiun, China diperkirakan akan memiliki 65 kapal selam pada tahun 2025 dan 80 kapal pada tahun 2035 berkat peningkatan kapasitas konstruksi kapal selamnya, menurut Layanan Riset Kongres (CRS).
Sementara itu, Angkatan Laut AS memiliki 53 kapal selam serang cepat, 14 kapal selam rudal balistik, dan empat kapal selam rudal terpandu. Seluruh armada kapal selam AS bertenaga nuklir.
Pejabat senior pertahanan tersebut mengatakan tidak jelas apakah bahan bakar nuklir sudah dimasukkan ke dalam kapal selam China tersebut atau apakah kapal tersebut belum diisi bahan bakar saat tenggelam.
Sejauh ini China bungkam ketika ditanya konfirmasi soal insiden ini.
"Kami tidak mengenal situasi yang Anda sebutkan dan saat ini tidak memiliki informasi untuk diberikan," kata Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington.
China memiliki Angkatan Laut terbesar di dunia berdasarkan jumlah kapal. Angkatan Laut PLA memiliki 370 kapal, termasuk 234 kapal perang, menurut CRS, sementara AS memiliki 219 kapal perang. AS mengidentifikasi China sebagai "tantangan jangka panjang" dalam perlombaan kekuatan.
Dalam kritik terhadap industri China, pejabat pertahanan tersebut mengatakan, "Insiden ini menimbulkan pertanyaan lebih dalam tentang akuntabilitas internal PLA dan pengawasan terhadap industri pertahanan China-yang telah lama dilanda korupsi." (rds/rds)
🛰 CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.