Senin, 14 Oktober 2013

IMI dan Balitbang Kemhan jalin kerja sama

Ilustrasi Flying Boat LAPAN
Jakarta - Balitbang Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Indonesia Maritime Institute (IMI) menandatangai kesepakatan bersama (MoU) pengembangan "Flying Boat" demi tercapainya pertahanan yang kuat.

"MoU tentang penelitian dan pengembangan "Flying Boat GEVER-OS" type khusus untuk kepentingan pertahanan aadalah sebuah inovasi baru agar bisa memberikan kontribusi bagi kepentingan pertahanan Indonesia," kata Direktur Eksekutif IMI, Y Paonganan, dalam peluncuran Flying Boat bertepatan HUT ke-3 IMI di Jakarta, Senin.

Paonganan mengatakan model "Flying Boat Gever-OS" yang merupakan semi prototype kendaraan alternatif yang diharapkan bisa bermanfaat bagi sebuah negara kepulauan.

Penandatangan MoU itu disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI Emil Salim, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan Syarief Wijaya dan Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun dan KSAL Laksamana TNI Marsetio serta dewan pakar dan dewan pembina IMI.

Sementara itu, anggota Dewan Pakar IMI, Erid Rizki mengatakan, kapal (flying boat) tersebut dapat terbang dengan ketinggian 150 meter di atas permukaan laut. Kecepatannya pun cukup tinggi, bisa mencapai 400 km/jam.

"Flying boat dapat menempuh selama 3--4 jam dari Tanjung Priok ke Surabaya (Tanjung Perak), namun jangan lupa mampir di Tegal untuk isi bensin," ujar Erid.

Komponen perahu terbang ini berasal dari dalam negeri sebanyak 35 persen, sisanya mesin dari luar negeri. Bobot penuh dengan para penumpang maksimal 900 kilogram dan bahan bakar menggunakan Pertamax.

Rencananya, perahu terbang ini akan diluncurkan kembali pada bulan April 2014.

Dalam penawaran yang dilakukan IMI, tentang pemenat Flying Boat, maka salah satu peserta seminar, langsung angkat tangan, yaitu pengusaha bernama Budiyanto A. Ganidia langsung memesan kapal terbang seharga Rp1,5 miliar ini.

Menurut Budiyanto, selain untuk keperluan kantor, Flying Boat itu ini juga untuk jalan-jalan. "Saya akan gunakan untuk jalan-jalan," ujarnya sambil tertawa saat ditanya oleh pembawa acara.(*)

Tak mampu di mobil, Indonesia siap buat perahu terbang nasional

Perahu terbang buatan anak negeri melalui Indonesia Maritime Institute (IMI) disebut-sebut akan menjadi pelopor karya transportasi untuk menandingi Malaysia. Selama ini Indonesia tidak pernah punya merek alat transportasi buatan dalam negeri yang beroperasi di negeri sendiri.

Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan selama ini Malaysia sudah mampu memproduksi merek alat transportasi sendiri yaitu Proton. Walaupun Indonesia tidak mampu produksi mobil nasional, setidaknya Indonesia mampu produksi perahu terbang.

"Malaysia saja mereka punya Proton. Proton ini dipakai mulai dari pejabatnya sampai ke masyarakat. Walaupun mereka tidak produksi 100 persen tapi mereka mampu mengeluarkan merek sendiri," kata Sudirman ketika ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/10).

Menurut Sudirman, Indonesia selama ini hanya menjadi pasar dari produk luar negeri. Dari jutaan produk mobil dan motor yang beroperasi hanya bergantung pada barang impor.

"Sepeda motor jutaan dan mobil jutaan tidak ada buatan anak negeri. Ini kita harus bangga bisa memproduksi dalam negeri. Kita harus dukung," tutupnya.

Perahu terbang buatan anak bangsa Rp 1,5 M, di Korea Rp 15 M

http://1.bp.blogspot.com/-6oycczUzUmo/UV9rz1fG6nI/AAAAAAAAYgc/_3_yCvj3M6s/s400/Aron_3.jpg
Flying Boat Korea saat Ujicoba
Direktur Jenderal KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad membangga-banggakan perahu terbang buatan anak bangsa yang nantinya akan diluncurkan oleh Indonesia Maritime Institute (IMI). Dia mengklaim, sebagai alat transportasi yang bisa menjangkau daerah terpencil di Indonesia, harga Rp 1,5 miliar dinilai sangat murah.

Indonesia bukan negara pertama yang menghadirkan perahu terbang. Moda transportasi ini sudah dikembangkan di banyak negara. Salah satunya Korea. Namun harga satu perahu terbang di Korea jauh lebih mahal dibandingkan dengan Indonesia.

"Kita harga Rp 1,5 miliar cukup terjangkau, padahal kapal seperti ini di Korea dijual Rp 15 miliar tapi dengan spek-spek berbeda," kata Sudirman saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/10).

Prototype atau contoh perahu terbang ini direncanakan selesai dibuat dalam waktu 6 bulan ke depan. Setelah itu, pihaknya akan meminta izin kelaikan pada Kementerian Perhubungan. Sudirman mengaku akan terus memberi dukungan untuk pembuatan perahu terbang. Namun, dukungannya menunggu proses sertifikasi terlebih dahulu.

"Dukungannya nanti kalau sudah sertifikasi, memenuhi syarat keamanan dan kelaikan," katanya.

Kapal ini, menurut Sudirman, sangat cocok untuk moda transportasi di Indonesia karena kondisi geografisnya yang kepulauan. Moda transportasi ini bisa menyatukan pulau-pulau terluar dan terpencil di seluruh Indonesia.

"Kapal ini bagus dan saya sangat terinspirasi. Kita harus mendukung pengembangan kelautan. Karya anak bangsa ini bisa penyokong pembangunan daerah terpencil karena kita tidak ingin pembangunan terjadi di darat saja," katanya.

Spesifikasi perahu terbang buatan anak negeri

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/04/1365209076974101352.jpg
Apa Kabar 'Belibis' ...
Indonesia Maritime Institute (IMI) meluncurkan perahu terbang pertama di Indonesia seharga Rp 1,5 miliar. Kendaraan buatan anak negeri itu bisa digunakan sebagai alat transportasi antarpulau terpencil di Tanah Air.

Dewan Pakar IMI Erid Rizky mengatakan pihaknya tengah mengurus izin kendaraan yang bisa melayang setinggi 150 meter diatas permukaan laut itu di Kementerian Perhubungan.

Perahu terbang ini menggunakan teknologi ground effect vehicles OS, sehingga bisa terbang selama empat jam nonstop.

"Ini harus dibuat prototipe dahulu, itu yang penting. Kemudian diuji dalam rentang 300 kilometer, selama 50 jam. Jadi dengan ini bisa sampai ke Singapura," katanya saat peluncuran perahu terbang, di Jakarta, Senin (14/10).

Menurutnya, komponen kendaraan itu sekitar 35 persen berasal dari dalam negeri. Sisanya, 65 persen dipasok dari luar negeri, termasuk didalamnya mesin.

"Bisa mengangkut bobot penuh hingga 950 kilogram, mengangkut empat orang. Daya jelajah 300 km dengan kecepatan 800 mil per jam," kata Rizky.

Dia melanjutkan, "Untuk sayap-sayapnya menggunakan dehidral 4 derajat dan secara otomatis akan bisa terbang. Bahan bakar bisa menggunakan bio ethanol, premium dan pertamax."

  Merdeka | Antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...