TNI Angkatan Darat melakukan perubahan terhadap pola rekrutmen bintara pembina desa (Babinsa) yang berlaku mulai tahun depan. Selain masalah kekurangan personil yang cakap, langkah ini sekaligus sebagai respon atas perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Budiman usai memberikan pengarahan terhadap prajurit dan PNS di Stadion Siliwangi Bandung, Jumat (20/6).
"Rekrutmen Babinsa ke depan perlu dipilih betul-betul, selama ini diambil dari mereka yang relatif di atas usia 40 tahun. Karena kurang memenuhi ketentuan kemudian diambil dari tamtama, akhirnya kapasitasnya perlu penyempurnaan," jelasnya.
Menurut dia, perubahan itu di antaranya memungkinkan prajurit sekelas Danru direkrut sebagai Babinsa. Dengan kemampuan intelektual, dan memiliki kecakapan komunikasi, Babinsa tersebut juga akan digembleng pendekatan ilmiah melalui pendidikan khusus berdasarkan medan tugas.
Dalam kaitan itu, AD berkerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi negeri untuk menyiapkan materi pendidikan Babinsa di antaranya UI dan UGM. Dengan demikian, Babinsa dengan rasa baru itu bisa menjawab kebutuhan sesuai tantangan zaman.
"Di saat bersamaan kami menyiapkan sistemnya. Backbone pemoderenan sistemnya sudah dimulai. Karena itu pada 2015, telepon genggam yang dipegang prajurit di antaranya berbasis android. Ini untuk memperkuat data," jelasnya.
Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Budiman usai memberikan pengarahan terhadap prajurit dan PNS di Stadion Siliwangi Bandung, Jumat (20/6).
"Rekrutmen Babinsa ke depan perlu dipilih betul-betul, selama ini diambil dari mereka yang relatif di atas usia 40 tahun. Karena kurang memenuhi ketentuan kemudian diambil dari tamtama, akhirnya kapasitasnya perlu penyempurnaan," jelasnya.
Menurut dia, perubahan itu di antaranya memungkinkan prajurit sekelas Danru direkrut sebagai Babinsa. Dengan kemampuan intelektual, dan memiliki kecakapan komunikasi, Babinsa tersebut juga akan digembleng pendekatan ilmiah melalui pendidikan khusus berdasarkan medan tugas.
Dalam kaitan itu, AD berkerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi negeri untuk menyiapkan materi pendidikan Babinsa di antaranya UI dan UGM. Dengan demikian, Babinsa dengan rasa baru itu bisa menjawab kebutuhan sesuai tantangan zaman.
"Di saat bersamaan kami menyiapkan sistemnya. Backbone pemoderenan sistemnya sudah dimulai. Karena itu pada 2015, telepon genggam yang dipegang prajurit di antaranya berbasis android. Ini untuk memperkuat data," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.