“Ketika user atau pemerintah percaya, kami pasti bisa semangat pun akan membara untuk membuktikan bahwa kami bisa memberikan terbaik untuk bangsa dan masyarakat kita,” harapan para peneliti….
Saat ini ada 5 isu strategis nasional, yaitu Ancaman
Konvensional dan Non-Konvensional, Kondisi Geografis Indonesia,
Gangguan Kemanan masih cukup besar, Permasalahan Perbatasan dan
Kemandirian Masih Terbatas. Berhubungan dengan judul artikel maka kita
akan membahas tentang “KEMANDIRIAN MASIH TERBATAS”.
Untuk mengejar kemandirian dan penguasaan teknologi, pemerintah membuat 7 program kemandirian industri pertahanan, yaitu Pembangunan
Industri Propelan Nasional, Pengembangan Kapal Selam, Pengembangan
Pesawat Tempur (IFX), Pengembangan Roket dan Rudal Nasional,
Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional, Pengembangan Radar
Nasional, dan Pengembangan Tank Nasional (medium).Kemarin sudah
dibahas masalah Pembangunan Industri Propelam Nasional, rencana jangka
menengah pembangunan kapal PKR atau Frigate Nasional.
PENGEMBANGAN KAPAL SELAM
Pada 20 Desember 2011 Kementrian Pertahanan RI menandatangani kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dengan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME) Korea Selatan. Kontrak
tersebut ditandatangani kedua belah pihak yang dalam hal ini pihak
Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo (sekarang Sekjen Kemhan), sedangkan pihak DSME diwakili oleh President & CEO DSME Sang-Tae Nam. Penandatanganan
kontrak ini juga dibahas masalah Transfer of Technology (ToT) yang
nantinya dapat menguntungkan kedua belah pihak. Pengadaan 3 Kapal Selam
tersebut Pemerintah Indonesia mengeluarkan dana sebanyak US$ 1,08
milliar, pembangunannya membutuhkan waktu kurang lebih 7 tahun.
Dalam kerjasama tersebut, 2 kapal selam dengan
model DSME 209 itu akan dikerjakan di Korea Selatan dan yang terakhir
dikerjakan di Indonesia. Untuk proses tenaga alih teknologi kapal selam,
PT PAL sebagai mitra kerjasama mengirim sebanyak 206 karyawannya yang
sudah melalui sejumlah tahap seleksi terdiri dari 186 tenaga ahli bidang
produksi dan 20 orang bidang desain. PT PAL mengaku optimis bisa
menyerap ilmu yang didapat di Korea dan diterapkan di dalam negeri. Selain
itu, faktor sejarah overhaul KRI Cakra pada tahun 1997 dan KRI Nanggala pada 1999 salah satu optimisnya PT PAL.
Road Map penguasaan teknologi
- 2014-2017 : Konsep Pentahapan Pembangunan Kapal Selam Baru. Disini ditekankan penguasaan teknologi melalui ToT/OJT Kapal Selam DSME 209 Whole Local Production.
- 2017-2022 Melaksanakan Desain dan Produksi Kapal Selam secara mandiri.
“Bisa sembunyi sampai dalam. Dia bisa melontarkan persenjataan yang cukup jauh, dan daya hancurnya besar,”Beberapa waktu lalu penulis pernah bertemu dengan Kepala Baranahan Kemhan, Laksamada Muda Rachmad Lubis, beliau mengatakan bahwa jika sudah mandiri maka PT PAL wajib membangun dan mendesain kapal selam canggih sesuai kebutuhan pertahanan dalam negeri. Bapak murah senyum ini mengatakan bahwa kapal selam dalam negeri harus bisa mengadopsi senjata sejenis klub S. Untuk itu ia berharap PT PAL bisa maksimal menguasai alih teknologi saat belajar di Korea Selatan.
Agar bisa mandiri membangun kapal selam, diperlukan infastruktur yang baik. Untuk itu pemerintah menyiapkan anggaran sebesar sebesar US $ 250 juta melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang dilakukan secara bertahap. Anggaran biaya tersebut diantaranya akan digunakan untuk infrastruktur sebesar US $ 150 juta, Sumber daya manusia sebesar US $ 70 juta serta biaya konsultan sebesar US $ 30 juta.
Saat ini baru tahap pembangunan infrastruktur meliputi gedung, fasilitas dan beberapa peralatan. Pembangunan dilakukan bulan April kemarin dan diharapkan tuntas pada November 2014 atau maksimal awal tahun depan karena pembangunan konstruksi kapal selam akan dimulai pada tahun 2015. Untuk pembangunan konstruksi kapal selam baru yg dikerjakan dalam negeri akan dibahas ditingkat Kementrian.
Untuk tahap awal, komponen produk impor yang akan mendominasi pembangunan kapal selam. Untuk pembangunan kapal selam ketiga diharapkan komponen lokal bisa mendominasi apalagi saat ini sudah ada Krakatau Posco (KP) Cilegon yg akan menjadi penyedia material khusus kapal selam. Selain itu sejak tahun 2007 beberapa pihak seperti Perguruan tinggi, badan Litbang seperti BPPT atau TNI AL, dan beberapa perusahaan lainnya sudah/masih melakukan riset komponen lokal. Saat ini ada beberapa perguruan tinggi yang merencanakan menerapkan kurikulum khusus teknologi kapal selam yang diharapkan akan membantu SDM kedepan.
Kapal Selam Kecil (Midget)
Wilayah Indonesia yang berupa laut sebagian besar bersifat perairan litoral. Bahkan 50% lebih laut Indonesia mempunyai kedalaman rata-rata di bawah 100 m. Dengan sifat perairan seperti itu maka kapal selam yang cocok untuk wilayah Indonesia adalah kapal selam berukuran kecil, dengan tujuan agar sulit dideteksi saat melakukan tugas-tugas khusus. Berdasarkan alasan-alasan operasional, alasan embargo senjata, dan alasan adanya proses percepatan alih teknologi, maka sejak tahun 2007 Dislitbang TNI-AL bekerja sama dengan BPPT dan sejumlah perguruan tinggi dalam negeri melakukan desain kapal selam berukuran kecil dengan panjang 22 meter. Untuk persyaratan teknis disusun oleh Dislitbang TNI AL. Sayangnya penelitian tersebut sempat terhenti selama 2 tahun karena krisis ekonomi yang melanda dunia. Tahun 2010 penelitian dimulai lagi dengan menggunakan dana Kemenristek meski mengalami keterbatasan dana.
Saat ini tim masih melakukan penyempurnaan lagi agar midget bisa sempurna. Jika midget 22 meter sudah selesai akan dilakukan perancangan pada ukuran 15 meter. Tahun 2012 tim melakukan penelitian sistem propulsi, sistem control/kemudi, membuat baling-baling, sonar, dan torpedo. Saat ini sedang dalam tahap membuat prototipe setelah berhasil melakukan sejumlah pengujian, target tahun 2015 midget 22 meter sudah bisa bermanuver di laut kita.
Yang perlu diingat membangun kemandirian dalam negeri itu membutuhkan kesabaran dan perjuangan yang tinggi. Jadi semoga penghargaan kepada mereka yang sudah berjuang membangun kemandirian ini diapresiasi Pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia. Dan tetap semoga korupsi tidak terjadi di dalam era kemandirian ini… Amieeen.(Jalo)
● JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.