Hampir 963 bentrokan antara aparat dengan geng terjadi dalam sehari CISEN, Badan Intelijen meksiko.(Ist)
Meksiko pernah menyatakan perang terhadap kartel narkoba. Pernyataan perang terhadap obat-obatan terlarang itu dicanangkan oleh Presiden Meksiko, Felipe Calderon, pada 2006 silam yang telah memakan korban kurang lebih 28 ribu orang.
Sebuah angka yang menakjubkan jika dibandingkan dengan angka estimasi yang hanya berkisar pada 24 ribu orang tewas. Perang ini ditujukan untuk membangun kondisi perdamaian dan memulihkan kontrol daerah yang dipengaruhi oleh kejahatan terorganisir.
Sebagaimana diketahui dunia, di Meksiko sering terjadi bentrokan antara aparat keamanan dengan geng obat-obatan terlarang atau narkoba. Itu bisa terjadi tiap hari. Bahkan sejak Calderon menjabat, rata-rata hampir 963 bentrokan antara aparat dengan geng terjadi dalam sehari.
Dan yang menjadi korban tewas biasanya dari pihak geng. Dalam penangkapan, polisi biasanya tidak hanya mengamankan obat-obatan, melainkan juga menyita aneka ragam senjata. Untuk itu, upaya mengurangi kapasitas operasional geng-geng criminal selalu dijalankan dan akan terus ditempuh.
Pemerintah, dalam hal ini diharuskan berbuat lebih banyak. Selain itu, sudah menjadi tugas pemerintah mengatasi pencucian uang dan memperkuat lembaga-lembaga publik yang terlalu lemah untuk menjamin keamanan dan keadilan.
Pemerintah Meksiko juga memiliki tantangan yang juga tidak kalah beratnya yaitu keterlibatan aparat dengan genggeng narkoba.
Dalam hal ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak pasukan polisi baik negara maupun local yang berada di bawah kendali geng narkoba.
Namun, situasi dan kondisi seperti itu tidak hanya menjadi tantangan pemerintah secara umum, namun bagi CISEN (Centro de Investigación y Seguridad Nacional-Center for Investigation and National Security), yaitu, badan intelijen Meksiko yang berdiri sejak 1989 setelah dinas rahasia sebelumnya tidak beroperasi lagi.
Sebelum CISEN dikenal sebagai dinas intelijen, Meksiko memiliki badan keamanan yang dikenal dengan The Federal Directorate of Security (FDS).
FDS, badan keamanan utama yang berada di bawah koordinasi Departemen Dalam Negeri ini aktif sejak 1940 hingga akhirnya dibubarkan pada 1985.
Badan ini ditugaskan untuk menjaga stabilitas internal terhadap aksi-aksi subversi dan ancaman teroris. FDS juga bertanggung jawab menyelidiki masalah keamanan nasional dan melakukan tugas-tugas khusus lainnya menurut arahan presiden.
Di negara ini, FDS bertindak sebagaimana dinas federal anti obat bius Amerika Serikat, DEA (Drugs Enforcement Agency). Dalam operasinya, FDS memiliki perbedaan dengan dinas lainnya. Semua agennya tidak berpakaian seragam, melainkan berpakaian layaknya preman.
Meksiko pernah menyatakan perang terhadap kartel narkoba. Pernyataan perang terhadap obat-obatan terlarang itu dicanangkan oleh Presiden Meksiko, Felipe Calderon, pada 2006 silam yang telah memakan korban kurang lebih 28 ribu orang.
Sebuah angka yang menakjubkan jika dibandingkan dengan angka estimasi yang hanya berkisar pada 24 ribu orang tewas. Perang ini ditujukan untuk membangun kondisi perdamaian dan memulihkan kontrol daerah yang dipengaruhi oleh kejahatan terorganisir.
Sebagaimana diketahui dunia, di Meksiko sering terjadi bentrokan antara aparat keamanan dengan geng obat-obatan terlarang atau narkoba. Itu bisa terjadi tiap hari. Bahkan sejak Calderon menjabat, rata-rata hampir 963 bentrokan antara aparat dengan geng terjadi dalam sehari.
Dan yang menjadi korban tewas biasanya dari pihak geng. Dalam penangkapan, polisi biasanya tidak hanya mengamankan obat-obatan, melainkan juga menyita aneka ragam senjata. Untuk itu, upaya mengurangi kapasitas operasional geng-geng criminal selalu dijalankan dan akan terus ditempuh.
Pemerintah, dalam hal ini diharuskan berbuat lebih banyak. Selain itu, sudah menjadi tugas pemerintah mengatasi pencucian uang dan memperkuat lembaga-lembaga publik yang terlalu lemah untuk menjamin keamanan dan keadilan.
Pemerintah Meksiko juga memiliki tantangan yang juga tidak kalah beratnya yaitu keterlibatan aparat dengan genggeng narkoba.
Dalam hal ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak pasukan polisi baik negara maupun local yang berada di bawah kendali geng narkoba.
Namun, situasi dan kondisi seperti itu tidak hanya menjadi tantangan pemerintah secara umum, namun bagi CISEN (Centro de Investigación y Seguridad Nacional-Center for Investigation and National Security), yaitu, badan intelijen Meksiko yang berdiri sejak 1989 setelah dinas rahasia sebelumnya tidak beroperasi lagi.
Sebelum CISEN dikenal sebagai dinas intelijen, Meksiko memiliki badan keamanan yang dikenal dengan The Federal Directorate of Security (FDS).
FDS, badan keamanan utama yang berada di bawah koordinasi Departemen Dalam Negeri ini aktif sejak 1940 hingga akhirnya dibubarkan pada 1985.
Badan ini ditugaskan untuk menjaga stabilitas internal terhadap aksi-aksi subversi dan ancaman teroris. FDS juga bertanggung jawab menyelidiki masalah keamanan nasional dan melakukan tugas-tugas khusus lainnya menurut arahan presiden.
Di negara ini, FDS bertindak sebagaimana dinas federal anti obat bius Amerika Serikat, DEA (Drugs Enforcement Agency). Dalam operasinya, FDS memiliki perbedaan dengan dinas lainnya. Semua agennya tidak berpakaian seragam, melainkan berpakaian layaknya preman.
Keterlibatan agen-agen FDS dalam perederan narkoba Perang Narkoba – Setiap penangkapan mafia narkotika, selain obatan-obatan, aparat mengamankan bermacam senjata.(Ist)
FDS juga pada dasarnya tidak memiliki kekuatan hukum atau wewenang dalam penangkapan dan mengumpulkan bukti. Tapi dalam kenyataan di lapangan, FDS sering terlibat dalam aksi-aksi kekerasan dan penindasan terhadap warga.
Pada tahun-tahun terakhir keberadaannya, FDS memiliki anggota sekitar 2.000 personil. Dari jumlah itu, tidak sedikit yang terlibat dalam peredaran narkoba.
Disinyalir, keterlibatan agen-agen FDS dalam perederan narkoba menjadi factor dibubarkannya badan ini yang kemudian dibentuk badan baru, yaitu CISEN.
CISEN positif berdiri pada tahun 1989. Secara formal, badan intelijen utama ini memiliki fungsi mengartikulasikan prinsip-prinsip intelijen seperti halnya dengan CIA atau KGB Soviet.
Meskipun fungsi utamanya adalah untuk spionase dan analisis informasi strategis, tapi, CISEN di masa lalu itu memiliki peran untuk menekan kelompok-kelompok oposisi.
Sama seperti pendahulunya, dinas ini merupakan lembaga sipil yang berada di bawah kendali Departemen Dalam Negeri. Misinya untuk menghasilkan atau mendapatkan informasi intelijen guna terciptanya keamanan negara.
Meskipun secara resmi di bawah koordinasi Departemen Dalam Negeri, tapi operasi CISEN berada di bawah kontrol langsung presiden. Begitu pula, meskipun tugasnya terkait dengan pengumpulan informasi intelijen, tugas CISEN juga telah diperluas mencakup kegiatan jajak pendapat, analisis politik dan sosial dalam negeri.
Keberadaan CISEN merupakan wujud dari penyegaran di bidang penanganan keamanan nasional. Tindakan-tindakan brutal dan pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis oleh FDS selalu menjadi memori tersendiri para korban dan masyarakat luas.
Sebuah kelompok pembela HAM mencatat bahwa telah terjadi praktek-praktek penyiksaan, penangkapan, penahanan secara sewenang-wenang, dan kekejaman lainnya yang dilakukan FDS terhadap pribadi atau kelompok masyarakat.
Namun, pada 1990-an, tindak kekerasan tersebut mulai menurun sejalan dengan kebijakan pemerintah yang berupaya keras mengusut para pelaku, terutama agen-agen atau personil-personil badan keamanan Meksiko.
Upaya konkrit yang dilakukan pemerintah untuk menindak para pelaku kekejaman itu terwujud dalam pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Comisión Nacional de Derechos Humanos–CNDH) pada 1990. Dua tahun kemudian, CDNH diberi wewenang penuh secara konstitusional untuk mengungkap pelanggaran-pelanggaran HAM.
Dua tahun kemudian, komisi ini sudah berdiri di berbagai daerah di seluruh Meksiko. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sebanyak 82 orang ditangkap. 20 di antaranya dipenjara yang rata-rata tidak kurang dari lima tahun lamanya.
Menurut Amnesty International, pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan personil-personil FDS berupa pemukulan, setrum listrik, disudut rokok dan penyiksaan-peyiksaan secara psikologis.
Kebanyakan para korban adalah tersangka kriminal, pemimpin adat, aktivis-aktivis yang terlibat dalam demonstrasi atau aksi-aksi lainnya. Saat ini CISEN masih terus mengembangkan operasinya untuk memenuhi kewajibannya turut menciptakan keamanan nasional.
Salah satu pekerjaan rumahnya adalah perang terhadap kartel narkoba yang dicanangkan sejak 2006 silam. Kepala CISEN, Guillermo Valdes melihat adanya kemajuan dalam menangani peredaran narkoba di Meksiko. Sedikit demi sedikit kekuasaan kartel narkotika di Meksiko semakin teratasi.
Salah satu bukti keberhasilan pemerintah Meksiko dalam menangani kartel obat-obatan ini adalah ketika pada akhir Maret 2010 polisi berhasil meringkus Jose Antonio Media alias Don Pepe, gembong narkoba kelas kakap.
Raja heroin ini dikabarkan sebagai otak pengiriman 200 kilogram heroin perbulan dari Meksiko ke Amerika Serikat. Ia juga dituding bertanggungjawab atas pengelolaan heroin dalam skala besar yang diselundupkan ke California, Amerika Serikat. Karenanya, ia dikategorikan sebagai pemasok utama bagi kartel narkoba La Familia.
Tertangkapnya Don Pepe ini merupakan satu dari kompleksnya kasus serupa yang melanda negara ini. Perang terhadap kartel narkoba adalah pekerjaan rumah pemerintah dan juga masyarakat Meksiko.
Masih terkait dengan ganasnya kartel narkoba, baru-baru ini Calderon mencium gelagat gerakan mereka. Dari sekadar mencari uang, aktivitas mereka terindikasi ingin mengganti struktur pemerintahan dan memberlakukan hukum mereka sendiri.
Hal ini ditegaskan Calderon baru-baru ini pada penutupan konferensi anti kejahatan di Mexico City, 4 Agustus 2010. Presiden memperingatkan semua pihak bahwa gerakan para kartel narkoba sudah melampaui motif dasar. Oleh karena itu, perang terhadap mereka harus terus ditingkatkan.
FDS juga pada dasarnya tidak memiliki kekuatan hukum atau wewenang dalam penangkapan dan mengumpulkan bukti. Tapi dalam kenyataan di lapangan, FDS sering terlibat dalam aksi-aksi kekerasan dan penindasan terhadap warga.
Pada tahun-tahun terakhir keberadaannya, FDS memiliki anggota sekitar 2.000 personil. Dari jumlah itu, tidak sedikit yang terlibat dalam peredaran narkoba.
Disinyalir, keterlibatan agen-agen FDS dalam perederan narkoba menjadi factor dibubarkannya badan ini yang kemudian dibentuk badan baru, yaitu CISEN.
CISEN positif berdiri pada tahun 1989. Secara formal, badan intelijen utama ini memiliki fungsi mengartikulasikan prinsip-prinsip intelijen seperti halnya dengan CIA atau KGB Soviet.
Meskipun fungsi utamanya adalah untuk spionase dan analisis informasi strategis, tapi, CISEN di masa lalu itu memiliki peran untuk menekan kelompok-kelompok oposisi.
Sama seperti pendahulunya, dinas ini merupakan lembaga sipil yang berada di bawah kendali Departemen Dalam Negeri. Misinya untuk menghasilkan atau mendapatkan informasi intelijen guna terciptanya keamanan negara.
Meskipun secara resmi di bawah koordinasi Departemen Dalam Negeri, tapi operasi CISEN berada di bawah kontrol langsung presiden. Begitu pula, meskipun tugasnya terkait dengan pengumpulan informasi intelijen, tugas CISEN juga telah diperluas mencakup kegiatan jajak pendapat, analisis politik dan sosial dalam negeri.
Keberadaan CISEN merupakan wujud dari penyegaran di bidang penanganan keamanan nasional. Tindakan-tindakan brutal dan pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis oleh FDS selalu menjadi memori tersendiri para korban dan masyarakat luas.
Sebuah kelompok pembela HAM mencatat bahwa telah terjadi praktek-praktek penyiksaan, penangkapan, penahanan secara sewenang-wenang, dan kekejaman lainnya yang dilakukan FDS terhadap pribadi atau kelompok masyarakat.
Namun, pada 1990-an, tindak kekerasan tersebut mulai menurun sejalan dengan kebijakan pemerintah yang berupaya keras mengusut para pelaku, terutama agen-agen atau personil-personil badan keamanan Meksiko.
Upaya konkrit yang dilakukan pemerintah untuk menindak para pelaku kekejaman itu terwujud dalam pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Comisión Nacional de Derechos Humanos–CNDH) pada 1990. Dua tahun kemudian, CDNH diberi wewenang penuh secara konstitusional untuk mengungkap pelanggaran-pelanggaran HAM.
Dua tahun kemudian, komisi ini sudah berdiri di berbagai daerah di seluruh Meksiko. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sebanyak 82 orang ditangkap. 20 di antaranya dipenjara yang rata-rata tidak kurang dari lima tahun lamanya.
Menurut Amnesty International, pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan personil-personil FDS berupa pemukulan, setrum listrik, disudut rokok dan penyiksaan-peyiksaan secara psikologis.
Kebanyakan para korban adalah tersangka kriminal, pemimpin adat, aktivis-aktivis yang terlibat dalam demonstrasi atau aksi-aksi lainnya. Saat ini CISEN masih terus mengembangkan operasinya untuk memenuhi kewajibannya turut menciptakan keamanan nasional.
Salah satu pekerjaan rumahnya adalah perang terhadap kartel narkoba yang dicanangkan sejak 2006 silam. Kepala CISEN, Guillermo Valdes melihat adanya kemajuan dalam menangani peredaran narkoba di Meksiko. Sedikit demi sedikit kekuasaan kartel narkotika di Meksiko semakin teratasi.
Salah satu bukti keberhasilan pemerintah Meksiko dalam menangani kartel obat-obatan ini adalah ketika pada akhir Maret 2010 polisi berhasil meringkus Jose Antonio Media alias Don Pepe, gembong narkoba kelas kakap.
Raja heroin ini dikabarkan sebagai otak pengiriman 200 kilogram heroin perbulan dari Meksiko ke Amerika Serikat. Ia juga dituding bertanggungjawab atas pengelolaan heroin dalam skala besar yang diselundupkan ke California, Amerika Serikat. Karenanya, ia dikategorikan sebagai pemasok utama bagi kartel narkoba La Familia.
Tertangkapnya Don Pepe ini merupakan satu dari kompleksnya kasus serupa yang melanda negara ini. Perang terhadap kartel narkoba adalah pekerjaan rumah pemerintah dan juga masyarakat Meksiko.
Masih terkait dengan ganasnya kartel narkoba, baru-baru ini Calderon mencium gelagat gerakan mereka. Dari sekadar mencari uang, aktivitas mereka terindikasi ingin mengganti struktur pemerintahan dan memberlakukan hukum mereka sendiri.
Hal ini ditegaskan Calderon baru-baru ini pada penutupan konferensi anti kejahatan di Mexico City, 4 Agustus 2010. Presiden memperingatkan semua pihak bahwa gerakan para kartel narkoba sudah melampaui motif dasar. Oleh karena itu, perang terhadap mereka harus terus ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.