Jet tempur tercanggih milik AS F-35 Lightning II. [Reuters] ○
Militer Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan meninggalkan proyek pesawat tercanggih dan termahalnya setelah sejumlah laporan membeberkan kekurangan yang membuatnya tidak sesuai dengan harapan.
Berbagai masalah pada desain dan sistem komputer membuat F-35 yang didapuk sebagai senjata termahal yang pernah dibuat tidak bisa bersaing dengan pesawat-pesawat tempur milik negara lainnya seperti China dan Rusia. Bahkan dalam sebuah uji tempur dengan pesawat lawas F-16, jet berjuluk Lightning II itu menderita kekalahan yang menyedihkan.
“Jet tempur itu (F-35) memiliki kekurangan pada sensor, persenjataan, dan kecepatan yang membuat sebuah pesawat dapat melacak dan menembak jatuh peswat musuh dalam pertempuran. Setidaknya, F-35 tidak bisa dibandingkan dengan peswat modern milik China dan Rusia yang kemungkinan akan dihadapi F-35 dalam perang di masa depan,” tulis laman militer War Is Boring dalam sebuah laporannya.
Hal-hal ini lah yang membuat Departemen Pertahanan AS mulai berpikir untuk mengubah prioritas mereka dan mencari alternatif lain untuk menggantikan F-35. Pesawat siluman serbaguna yang dahulu digembar gemborkan akan menjadi titik balik generasi baru pesawat tempur untuk angkatan udara, angkatan laut, marinir, serta sekutu AS sekarang mulai dilihat sebagi sebuah produk gagal.
Sedianya, militer AS membutuhkan 2.443 unit F-35, ditambah dengan 14 unit pesawat pengembangan untuk menggantikan pesawat-pesawat yang mereka gunakan saat ini dan bersaing dengan negara-negara rival militernya. Namun, setelah berbagai kegagalan, Komandan Marinir AS, Jenderal Joseph F. Dunford mengungkapkan bahwa rencana pembelian dan pengembangan F-35 saat ini sedang dikaji ulang, dan ada kemungkinan untuk dibatalkan.
“Sampai analisisnya selesai, kami perlu untuk terus mengejar jumlah target saat ini (2.443 unit pesawat) untuk mencegah kekurangan pesawat tempur taktis dalam jangka pendek secara keseluruhan,” kata Jenderal Dunford sebagaimana dilansir Sputnik, Senin (13/7/2015).
Saat ini dilaporkan jumlah keseluruhan biaya pengembangan F-35 telah mencapai USD 400 miliar (Rp 5316 triliun), dengan biaya operasi sebesar USD 1,5 miliar (Rp 19 triliun). Dengan jumlah sebesar itu, performa F-35 disebut jauh dari harapan. (hmr)
Militer Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan meninggalkan proyek pesawat tercanggih dan termahalnya setelah sejumlah laporan membeberkan kekurangan yang membuatnya tidak sesuai dengan harapan.
Berbagai masalah pada desain dan sistem komputer membuat F-35 yang didapuk sebagai senjata termahal yang pernah dibuat tidak bisa bersaing dengan pesawat-pesawat tempur milik negara lainnya seperti China dan Rusia. Bahkan dalam sebuah uji tempur dengan pesawat lawas F-16, jet berjuluk Lightning II itu menderita kekalahan yang menyedihkan.
“Jet tempur itu (F-35) memiliki kekurangan pada sensor, persenjataan, dan kecepatan yang membuat sebuah pesawat dapat melacak dan menembak jatuh peswat musuh dalam pertempuran. Setidaknya, F-35 tidak bisa dibandingkan dengan peswat modern milik China dan Rusia yang kemungkinan akan dihadapi F-35 dalam perang di masa depan,” tulis laman militer War Is Boring dalam sebuah laporannya.
Hal-hal ini lah yang membuat Departemen Pertahanan AS mulai berpikir untuk mengubah prioritas mereka dan mencari alternatif lain untuk menggantikan F-35. Pesawat siluman serbaguna yang dahulu digembar gemborkan akan menjadi titik balik generasi baru pesawat tempur untuk angkatan udara, angkatan laut, marinir, serta sekutu AS sekarang mulai dilihat sebagi sebuah produk gagal.
Sedianya, militer AS membutuhkan 2.443 unit F-35, ditambah dengan 14 unit pesawat pengembangan untuk menggantikan pesawat-pesawat yang mereka gunakan saat ini dan bersaing dengan negara-negara rival militernya. Namun, setelah berbagai kegagalan, Komandan Marinir AS, Jenderal Joseph F. Dunford mengungkapkan bahwa rencana pembelian dan pengembangan F-35 saat ini sedang dikaji ulang, dan ada kemungkinan untuk dibatalkan.
“Sampai analisisnya selesai, kami perlu untuk terus mengejar jumlah target saat ini (2.443 unit pesawat) untuk mencegah kekurangan pesawat tempur taktis dalam jangka pendek secara keseluruhan,” kata Jenderal Dunford sebagaimana dilansir Sputnik, Senin (13/7/2015).
Saat ini dilaporkan jumlah keseluruhan biaya pengembangan F-35 telah mencapai USD 400 miliar (Rp 5316 triliun), dengan biaya operasi sebesar USD 1,5 miliar (Rp 19 triliun). Dengan jumlah sebesar itu, performa F-35 disebut jauh dari harapan. (hmr)
★ okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.